Stylesphere – Haid adalah bagian alami dari kehidupan seorang wanita. Meski selama masa ini seorang Muslimah tidak diperbolehkan melaksanakan sholat atau puasa, bukan berarti ia kehilangan kesempatan untuk beribadah dan meraih pahala.
Salah satu amalan yang tetap bisa dilakukan adalah berdzikir. Dzikir adalah bentuk ibadah hati yang memperkuat keimanan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dzikir dapat dilakukan kapan saja, termasuk saat haid, dan memiliki banyak keutamaan.
Selain mendapatkan pahala, berdzikir juga menjadi sarana untuk membersihkan diri dari dosa. Hati yang dipenuhi dengan dzikir akan lebih tenang, jauh dari rasa cemas dan gelisah. Kedekatan kepada Allah akan membawa ketentraman yang tidak bisa ditemukan di tempat lain.
Hal ini sebagaimana firman Allah dalam QS. Ar-Ra’d ayat 28:
الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَىِٕنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ ۗ اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُ
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.”
Dengan terus berdzikir, seorang Muslimah tetap bisa memperbaiki diri dan menjaga hubungan spiritualnya, meski sedang tidak menjalankan ibadah-ibadah wajib tertentu.
Doa Dzikir Untuk Wanita Yang Sedang haid

Karena itu, sangat disayangkan jika masa haid hanya dihabiskan dengan bermalas-malasan, tenggelam dalam aktivitas yang kurang bermanfaat, atau bahkan melakukan hal-hal yang bisa merugikan diri sendiri.
Sebaliknya, masa ini bisa dimanfaatkan untuk tetap mendekatkan diri kepada Allah, salah satunya melalui dzikir. Dzikir tidak hanya memperkuat hati, tapi juga membawa ketenangan dan menjadi bentuk ibadah yang bisa terus dilakukan kapan saja, termasuk saat haid.
Salah satu dzikir yang dianjurkan untuk dibaca sejak hari pertama haid hingga akhir masa haid adalah:
الْحَمْدُللهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ
Alhamdulillah ‘ala kulli halin wa astaghfirullaha min kulli dzanbin
Artinya: “Segala puji bagi Allah atas segala keadaan, dan aku memohon ampun kepada-Mu atas segala dosa.”
Dzikir ini menjadi bentuk syukur dan istighfar, dua hal yang sangat dianjurkan untuk memperkuat keimanan, terutama dalam kondisi yang secara fisik mungkin melemahkan seperti saat haid.
Perlunya Dzikir Ketika Haid

Mengutip dari Bincangmuslimah.com, sebagaimana dijelaskan dalam kitab Dzurratun Nasihin karya Utsman bin Hasan Ahmad Syakir al-Khubawi, terdapat sebuah riwayat dari Sayyidah Aisyah RA. Ia menyampaikan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
وروي عن عائشة رضي الله عنها أنها قالت: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ما من امرأة تحيض إلا كان حيضها كفارة لما مضى من ذنوبها وإن قالت في أول اليوم الحمدلله على كل حال وأستغفر الله من كل ذنب كتب الله لها براءة من النار وجوازا على الصرلط وأمانا من العذاب ورفع الله تعالى لها بكل يوم وليلة درجة أريعين شهيدا إذا كانت ذاكرة الله تعالى في حيضها
“Tidak ada perempuan yang mengalami haid, kecuali haid tersebut menjadi penebus dosa-dosa yang telah lalu. Dan jika di hari pertama haid ia mengucapkan: ‘Alhamdulillah ‘ala kulli halin wa astaghfirullaha min kulli dzanbin’, maka Allah akan mencatat untuknya perlindungan dari api neraka, keselamatan saat melintasi jembatan Shirathal Mustaqim, dan keamanan dari azab. Selain itu, Allah akan mengangkat derajatnya setiap hari dan malam setara dengan pahala empat puluh syuhada, selama ia terus berdzikir kepada-Nya di masa haid.”
Ini adalah keutamaan besar yang hanya diberikan kepada perempuan. Dzikir yang sederhana ini bukan hanya penghapus dosa, tetapi juga bentuk perlindungan ilahi. Allah menjanjikan keselamatan dari neraka, kemudahan melewati Shirathal Mustaqim, serta keamanan dari siksaan-Nya. Tak hanya itu, setiap perempuan yang mengingat Allah dalam masa haidnya akan mendapatkan derajat yang tinggi, setara dengan empat puluh syuhada.