Sholat Dhuha: Niat dan Keutamaannya dalam Meraih Rezeki

Stylesphere – Sholat dhuha merupakan salah satu ibadah sunnah yang dilaksanakan pada pagi hari hingga menjelang waktu zuhur. Ibadah ini memiliki banyak keutamaan, di antaranya menjadi salah satu jalan untuk memperoleh rezeki serta pengampunan dari Allah SWT.

Sebelum melaksanakan sholat dhuha, penting bagi seorang Muslim untuk mengetahui dan mengucapkan niat dengan penuh kesungguhan. Niat tersebut menjadi penanda kesiapan hati dalam beribadah dan sekaligus membedakan jenis ibadah yang dilakukan.

Meskipun niat bisa diucapkan dengan kalimat yang singkat dan sederhana, ketulusan dalam hati adalah kunci utama. Dengan niat yang benar dan pemahaman yang baik, sholat dhuha 2 rakaat dapat dilakukan dengan mudah dan penuh kekhusyukan.

Bagi yang ingin mengamalkan sholat ini secara rutin, memahami bacaan niat sholat dhuha 2 rakaat menjadi hal yang penting. Sebab, hal ini tidak hanya menyangkut sah atau tidaknya ibadah, tetapi juga mencerminkan keseriusan dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Dirangkum Anugerahslot dari berbagai sumber, berikut niat sholat dhuha 2 rakaat yang dapat diamalkan, Jumat (4/7/2025).

Niat Sholat Dhuha 2 dan 4 Rakaat: Kunci Kesungguhan Ibadah Sunnah

Dalam buku The Power of Dhuha: Kunci Memaksimalkan Shalat Dhuha dengan Doa-doa Mustajab (2014) karya A’yunin, dijelaskan bahwa sholat dhuha merupakan salah satu ibadah sunnah yang dikerjakan pada waktu dhuha—yaitu saat matahari mulai meninggi hingga sebelum masuk waktu zuhur.

Sholat dhuha memiliki keutamaan besar, terutama sebagai amalan pembuka pintu rezeki dan penghapus dosa. Namun, sebagaimana ibadah lainnya, pelaksanaannya harus diawali dengan niat yang benar.

Pentingnya Niat dalam Sholat

Dalam setiap ibadah, niat adalah bagian yang sangat penting. Ia merupakan rukun sah sholat yang menunjukkan kesadaran dan kesungguhan hati seorang hamba dalam beribadah. Niat juga berfungsi membedakan antara satu jenis ibadah dengan yang lain.

Dalam praktiknya, niat tidak perlu diucapkan secara lisan, cukup dilafalkan dalam hati bersamaan dengan takbiratul ihram—yaitu saat mengucapkan “Allahu Akbar” di awal sholat.

Lafal Niat Sholat Dhuha 2 Rakaat

Bagi yang ingin mengerjakan sholat dhuha dua rakaat, berikut adalah lafal niatnya:

Arab:
أُصَلِّي سُنَّةَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى

Latin:
Ushalli sunnatadh-dhuhaa rak’ataini lillaahi ta’aalaa

Artinya:
“Aku niat sholat sunnah Dhuha dua rakaat karena Allah Ta’ala.”

Lafal Niat Sholat Dhuha 4 Rakaat

Sedangkan bagi yang ingin menunaikan empat rakaat, lafal niatnya menjadi:

Arab:
أُصَلِّي سُنَّةَ الضُّحَى أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ لِلَّهِ تَعَالَى

Latin:
Ushalli sunnatadh-dhuhaa arba’a raka’aatin lillaahi ta’aalaa

Artinya:
“Aku niat sholat sunnah Dhuha empat rakaat karena Allah Ta’ala.”

Jumlah Rakaat dan Tata Cara

Sholat dhuha dapat dikerjakan minimal dua rakaat dan maksimal delapan rakaat. Pelaksanaannya dilakukan dengan dua rakaat sekali salam, sebagaimana sholat sunnah lainnya.

Menghadirkan niat dengan benar sejak awal akan menyempurnakan ibadah yang dilakukan dan menunjukkan kesungguhan dalam mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Konsistensi dan ketulusan dalam menunaikan sholat dhuha dapat menjadi jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah dan memohon keberkahan hidup.

Sholat Dhuha: Sunnah yang Dianjurkan Rasulullah dan Waktu Pelaksanaannya

Mengutip kajian dalam Jurnal Literasiologi Volume 11 Nomor 1, sholat dhuha merupakan salah satu ibadah sunnah yang memiliki kedudukan penting dalam kehidupan seorang Muslim. Sholat ini termasuk amalan yang rutin dilakukan oleh Rasulullah SAW, dan beliau sangat menganjurkan umatnya untuk menunaikannya secara konsisten.

Sholat Dhuha Termasuk Sunnah Muakkad

Dilihat dari hukumnya, banyak ulama sepakat bahwa sholat dhuha termasuk dalam kategori sunnah muakkad—yaitu amalan sunnah yang sangat dianjurkan. Status ini setara dengan sholat sunnah rawatib seperti qobliyah dan ba’diyah dalam sholat fardhu. Anjuran kuat ini berasal dari berbagai hadits shahih, salah satunya riwayat Abu Hurairah RA.

Dalam hadits tersebut, Rasulullah SAW bersabda:

“Kekasihku SAW mewasiatkan kepadaku tiga hal: puasa tiga hari setiap bulan, dua rakaat sholat dhuha, dan sholat witir sebelum tidur.”
(HR Bukhari, No. 1178)

Hadits ini menjadi bukti bahwa sholat dhuha tidak hanya dianjurkan kepada Abu Hurairah, tetapi juga merupakan wasiat umum bagi seluruh umat Islam.

Waktu Pelaksanaan Sholat Dhuha

Sholat dhuha dikerjakan pada waktu pagi, dimulai setelah matahari terbit sempurna hingga menjelang masuknya waktu dzuhur. Secara umum, waktu pelaksanaannya berada di rentang:

  • Sekitar pukul 07.00 hingga 11.00 waktu setempat, tergantung posisi geografis.
  • Waktu terbaik untuk melaksanakan sholat dhuha adalah sekitar 15 hingga 45 menit setelah matahari terbit, yakni ketika matahari telah naik setinggi tombak. Pada saat ini, kondisi alam dianggap lebih tenang dan penuh keberkahan.

Waktu-Waktu yang Harus Dihindari

Agar ibadah lebih sah dan optimal, terdapat beberapa waktu yang perlu dihindari untuk sholat dhuha:

  1. Setelah sholat subuh hingga matahari terbit sempurna, yaitu sekitar 15 menit pertama setelah terbit. Ini adalah waktu larangan sholat karena matahari masih dalam posisi naik dari ufuk.
  2. Saat matahari berada tepat di atas kepala (zawal), biasanya sekitar 5–10 menit sebelum masuk waktu dzuhur.
  3. Menjelang waktu dzuhur, ketika waktu dhuha hampir habis dan sangat dekat dengan waktu sholat fardhu.

Dengan memahami batasan waktu ini, seorang Muslim dapat menunaikan sholat dhuha secara tepat dan mendapatkan keutamaan maksimal.

Kesimpulan

Sholat dhuha adalah amalan sunnah yang sarat keutamaan: membuka pintu rezeki, menjadi bentuk syukur kepada Allah SWT, dan menjadi bagian dari wasiat Rasulullah SAW. Melaksanakannya secara rutin tidak hanya mendatangkan keberkahan di pagi hari, tetapi juga menunjukkan komitmen dalam mengikuti jejak Nabi.

Tata Cara Sholat Dhuha 2 Rakaat yang Benar

Sholat dhuha merupakan salah satu sholat sunnah muakkadah (sunnah yang sangat dianjurkan) oleh Rasulullah SAW. Selain menjadi amalan pembuka pintu rezeki, sholat ini juga merupakan bentuk syukur atas nikmat yang diberikan Allah setiap pagi. Pelaksanaannya cukup mudah dan secara umum serupa dengan sholat sunnah lainnya. Berikut adalah tata cara sholat dhuha 2 rakaat yang benar:

Langkah-langkah Sholat Dhuha 2 Rakaat

  1. Membaca niat dalam hati, sesuai jumlah rakaat yang akan dikerjakan, sambil memulai sholat: “Ushalli sunnatadh-dhuhaa rak’ataini lillaahi ta’aalaa.”
    Artinya: “Aku niat sholat sunnah dhuha dua rakaat karena Allah Ta’ala.”
  2. Takbiratul ihram, dengan mengucapkan “Allahu Akbar” sambil mengangkat kedua tangan.
  3. Membaca doa iftitah (sunah, boleh dibaca atau tidak).
  4. Membaca surat Al-Fatihah.
  5. Membaca surat pendek atau ayat Al-Qur’an. Disunnahkan:
    • Rakaat pertama: Surat Asy-Syams
    • Rakaat kedua: Surat Ad-Dhuha
  6. Rukuk, dengan membaca doa rukuk sambil membungkuk.
  7. I’tidal, berdiri kembali setelah rukuk, membaca doa i’tidal.
  8. Sujud pertama, membaca doa sujud.
  9. Duduk di antara dua sujud, membaca doa sesuai sunnah.
  10. Sujud kedua, kembali membaca doa sujud.
  11. Berdiri untuk rakaat kedua, ulangi langkah 4–10.
  12. Setelah sujud kedua di rakaat kedua, duduk tasyahud akhir, lalu membaca doa tasyahud.
  13. Mengakhiri sholat dengan salam, menoleh ke kanan dan ke kiri sambil mengucapkan:

“Assalamu’alaikum warahmatullah.”

Doa Setelah Sholat Dhuha

Setelah sholat selesai, dianjurkan membaca doa sebagai bentuk permohonan rezeki dan keberkahan. Salah satu doa yang populer dibaca setelah sholat dhuha berbunyi:

اللّهُمَّ إِنَّ الضُّحَاءَ ضُحَاؤُكَ، وَالبَهَاءَ بَهَاؤُكَ، وَالجَمَالَ جَمَالُكَ، وَالقُوَّةَ قُوَّتُكَ، وَالعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ
اللّهُمَّ إِنْ كَانَ رِزْقِي فِي السَّمَاءِ فَأَنْزِلْهُ، وَإِنْ كَانَ فِي الْأَرْضِ فَأَخْرِجْهُ، وَإِنْ كَانَ مُعَسِّرًا فَيَسِّرْهُ، وَإِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ، وَإِنْ كَانَ بَعِيدًا فَقَرِّبْهُ، بِحَقِّ ضُحَائِكَ وَبَهَائِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ، آتِنِي مَا آتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِينَ

Artinya:
“Ya Allah, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, dan perlindungan adalah perlindungan-Mu.
Ya Allah, jika rezekiku masih di langit, maka turunkanlah. Jika ada di bumi, keluarkanlah. Jika sulit, mudahkanlah. Jika haram, sucikanlah. Jika jauh, dekatkanlah. Berkat dhuha-Mu, keagungan-Mu, keindahan-Mu, kekuatan dan kekuasaan-Mu, limpahkanlah kepadaku sebagaimana Engkau melimpahkannya kepada hamba-hamba-Mu yang saleh.”

Keutamaan Sholat Dhuha dalam Pandangan Ulama dan Buku Tuntunan

Sholat dhuha merupakan salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Dalam buku Tuntunan Praktis Shalat Dhuha karya Budiman Mustofa—sebagaimana dikutip dalam kajian yang dipublikasikan oleh situs IAIN Kediri—dijelaskan bahwa Rasulullah SAW sangat menekankan pentingnya menjaga amalan ini. Beliau mendorong umatnya untuk melaksanakan sholat dhuha secara konsisten, agar memperoleh berbagai keutamaan yang tidak hanya bermanfaat di dunia, tetapi juga di akhirat.

Lebih lanjut, dalam Buku Pintar Shalat Lengkap yang juga dikutip dari sumber yang sama, dijelaskan bahwa sholat dhuha memiliki banyak keutamaan luar biasa bagi siapa saja yang mengerjakannya dengan ikhlas dan penuh kesungguhan. Beberapa di antaranya adalah:

  • Mendapat derajat yang mulia di sisi Allah SWT.
  • Termasuk golongan hamba yang taat dan dicintai Allah.
  • Pahalanya setara dengan ibadah umrah apabila dilaksanakan dengan niat yang lurus.
  • Dosa-dosa diampuni, bahkan meskipun sebanyak buih di lautan.
  • Pahalanya seperti orang yang ikut berperang lalu menang dengan cepat, sebagaimana disebutkan dalam beberapa hadits.
  • Dilaksanakan di waktu mustajab, yaitu saat pagi hari penuh keberkahan.
  • Merespon panggilan Allah, sebagai bentuk ketaatan atas seruan ibadah.
  • Dijanjikan tempat khusus di surga bagi yang rajin mengamalkannya.
  • Menjadi sebab penghapus dosa, baik kecil maupun besar, sebagai bentuk rahmat Allah terhadap hamba-Nya.

Kesimpulan

Dengan begitu banyaknya keutamaan yang terkandung dalam sholat dhuha, tidak heran jika Rasulullah SAW menjadikannya sebagai amalan yang beliau wasiatkan kepada para sahabat, termasuk Abu Hurairah RA. Sholat dhuha bukan hanya ibadah sunnah, melainkan juga bentuk latihan spiritual yang mengasah kesyukuran, memperkuat ikatan dengan Allah, dan membuka pintu-pintu keberkahan dalam kehidupan.