Mendengkur dalam Islam: Bukan Sekadar Gangguan Tidur, Tapi Tanda Perhatian Allah

StylesphereMendengkur, atau yang biasa dikenal dengan istilah ngorok, merupakan kondisi umum yang sering terjadi saat seseorang tertidur. Meski sering dianggap sepele, mendengkur sebenarnya bisa memengaruhi kualitas tidur, baik bagi yang mengalami maupun orang di sekitarnya. Bahkan, dalam beberapa kasus, kondisi ini bisa menjadi gejala awal dari gangguan kesehatan yang lebih serius, seperti sleep apnea.

Karena dampaknya cukup signifikan, banyak orang mencari berbagai cara untuk mengatasi mendengkur, mulai dari perubahan gaya hidup hingga memanjatkan doa. Dalam konteks Islam, memang tidak terdapat doa khusus yang secara eksplisit menyebutkan permohonan agar tidak mendengkur. Namun demikian, ajaran Islam mengajarkan umatnya untuk senantiasa memohon kesembuhan dan kesehatan dari segala penyakit atau gangguan, termasuk mendengkur.

Sakit Bukan Azab, Tapi Kasih Sayang Allah

Mengutip dari buku Jalan Takwa Meraih Bahagia karya Fajar (2016), setiap penyakit atau gangguan yang menimpa seorang Muslim sejatinya bukanlah bentuk azab, melainkan wujud kasih sayang dan perhatian Allah SWT. Dalam Islam, sakit dipandang sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah, sarana untuk berintrospeksi, dan bentuk penghapusan dosa.

Oleh karena itu, jika seseorang mengalami gangguan seperti mendengkur, Islam menganjurkan untuk tidak hanya mencari solusi medis atau fisik, tetapi juga mengiringinya dengan doa dan tawakal. Berikut ini adalah contoh doa umum memohon kesembuhan yang bisa dibaca:

Doa Memohon Kesembuhan:
“Allahumma rabban-naas, adzhibil ba’sa, isyfi anta asy-syaafi, laa syifaa-a illa syifaa-uka, syifaa-an laa yughaadiru saqamaa.”

Artinya: “Ya Allah, Tuhan seluruh manusia, hilangkanlah penyakit ini, sembuhkanlah, Engkau-lah Maha Penyembuh. Tidak ada kesembuhan kecuali dari-Mu, kesembuhan yang tidak menyisakan penyakit.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Langkah Bijak Mengatasi Mendengkur

Selain berdoa, Islam juga menganjurkan umatnya untuk berikhtiar secara medis dan fisik. Beberapa langkah sederhana untuk mengurangi atau menghindari dengkuran di antaranya:

  • Memeriksakan diri ke dokter jika mendengkur berlangsung parah atau disertai gejala lain
  • Mengatur posisi tidur (hindari tidur telentang)
  • Menjaga berat badan ideal
  • Menghindari konsumsi alkohol dan merokok
  • Tidur cukup dan berkualitas

Mendengkur memang tampak sepele, namun bisa menjadi tanda peringatan dari tubuh. Dalam Islam, setiap gangguan fisik adalah bagian dari ujian sekaligus pengingat untuk lebih mendekat kepada Sang Pencipta. Oleh karena itu, selain berusaha secara lahiriah, jangan lupa untuk terus memanjatkan doa dan memperkuat keimanan.

Doa-doa Islami untuk Memohon Kesembuhan dari Gangguan Kesehatan Seperti Mendengkur

Mendengkur, atau ngorok, sering dianggap sebagai gangguan tidur ringan. Namun, dalam beberapa kasus, kondisi ini dapat menjadi tanda masalah kesehatan serius seperti sleep apnea, yang memengaruhi kualitas tidur dan kesehatan secara keseluruhan. Meskipun tidak ada doa khusus dalam Islam yang ditujukan secara langsung untuk mengatasi mendengkur, umat Muslim dianjurkan untuk selalu memohon kesembuhan dari segala jenis penyakit kepada Allah SWT.

Dalam ajaran Islam, penyakit bukan hanya ujian, melainkan juga bentuk kasih sayang Allah kepada hamba-Nya. Oleh karena itu, selain berusaha secara medis, mengiringi ikhtiar dengan doa adalah bagian penting dari pengobatan secara spiritual.

Doa-Doa yang Dapat Diamalkan

Berikut ini adalah beberapa doa yang dapat dibaca untuk memohon kesembuhan, baik untuk diri sendiri, keluarga, maupun kerabat yang sedang sakit:

1. Doa Memohon Kesembuhan untuk Diri Sendiri

Arab:
بِسْمِ اللَّهِ الْكَبِيرِ أَعُوذُ بِاللَّهِ الْعَظِيمِ مِنْ شَرِّ عِرْقٍ نَعَّارٍ وَمِنْ شَرِّ حَرِّ النَّارِ

Latin:
Bismillaahil kabiir, a’uudzu billaahil ‘azhiim, min syarri ‘irqin na’aar, wa min syarri harrin naar.

Artinya:
“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Besar, aku berlindung kepada Allah Yang Maha Agung dari keburukan otot-otot yang robek dan dari panasnya api neraka.”

2. Doa Memohon Kesembuhan untuk Orang Lain

Arab:
شَفَى اللهُ سَقَمَكَ، وَغَفَرَ ذَنْبَكَ، وَعَافَاكَ فِي دِيْنِكَ وَجِسْمِكَ إِلَى مُدَّةِ أَجَلِكَ

Latin:
Syafakallahu saqamaka, wa ghafara dzanbaka, wa ‘afaka fii diinika wa jismika ilaa muddatin ajalika.

Artinya:
“Semoga Allah menyembuhkanmu, mengampuni dosamu, dan menjaga agamamu serta fisikmu hingga akhir hayatmu.”

3. Doa Saat Menjenguk Orang Sakit

Arab:
أَسْأَلُ اللهَ العَظِيْمَ رَبَ العَرْشِ العَظِيْمِ أَنْ يَشْفِيَكَ

Latin:
As’alullahal ‘azhiima rabbal ‘arsyil ‘azhiimi an yasyfiiyaka.

Artinya:
“Aku memohon kepada Allah Yang Maha Agung, Tuhan ‘Arsy yang megah, agar Dia menyembuhkanmu.”

4. Doa Memohon Kesembuhan untuk Keluarga

Arab:
اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبِ الْبَأْسَ اشْفِ أَنْتَ الشَّافِي لَا شَافِيَ إِلَّا أَنْتَ شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقَمًا

Latin:
Allahumma rabban-naas, adzhibil ba’sa, isyfi anta asy-syaafi, laa syifaa-a illa syifaa-uka, syifaa-an laa yughaadiru saqamaa.

Artinya:
“Ya Allah, Tuhan seluruh manusia, hilangkanlah penyakit ini. Sembuhkanlah, Engkau-lah satu-satunya penyembuh. Tiada kesembuhan kecuali dari-Mu, kesembuhan yang tidak menyisakan rasa sakit.”

5. Doa Saat Merasakan Sakit

Arab:
بِسْمِ اللَّهِ . أَعُوْذُ بِاللَّهِ وَقُدْرَتِهِ مِنْ شَرِّمَا أَجِدُ وَأُحَاذِرُ

Latin:
Bismillah (3x), a’uudzu billaahi wa qudratihi min syarri maa ajidu wa uhaadziru (7x).

Artinya:
“Dengan menyebut nama Allah. Aku berlindung kepada Allah dan kekuasaan-Nya dari segala kejahatan yang menimpaku dan dari apa yang aku khawatirkan.”

Penutup

Menghadapi gangguan kesehatan seperti mendengkur sebaiknya tidak hanya dengan pendekatan medis, tetapi juga spiritual. Doa-doa di atas bisa menjadi bagian dari upaya mendekatkan diri kepada Allah, memohon kesembuhan, dan sekaligus menumbuhkan ketenangan jiwa. Islam mengajarkan bahwa segala bentuk penyakit adalah ujian sekaligus jalan penghapus dosa—selama dijalani dengan sabar dan ikhlas.

Jika Anda atau orang terdekat mengalami gangguan tidur atau masalah kesehatan lainnya, jangan ragu untuk menggabungkan ikhtiar duniawi dan doa kepada Allah SWT sebagai bentuk tawakal dan pengharapan.

Mengenal Mendengkur: Masalah Umum yang Tak Bisa Diabaikan

Mendengkur (snoring) merupakan suara bising yang muncul saat tidur akibat aliran udara melewati saluran napas bagian atas yang tersumbat sebagian. Getaran dinding orofaring—bagian belakang rongga mulut dan hidung—menjadi penyebab utama bunyi khas yang kita kenal sebagai ngorok.

Walau sering dianggap remeh, mendengkur bukanlah masalah sepele. Gangguan ini dapat menimbulkan dampak sosial—karena mengganggu kenyamanan tidur pasangan atau orang lain di sekitar—hingga mengarah ke masalah kesehatan yang lebih serius.

Apa Penyebab Mendengkur?

Menurut Rosmala (2010), mendengkur terjadi karena otot-otot dilator pada saluran pernapasan atas gagal menjaga kestabilan jalan napas selama tidur. Akibatnya, saluran menjadi sempit atau bahkan terhambat, menyebabkan aliran udara terganggu dan menimbulkan suara dengkuran.

Faktor penyebab mendengkur dapat meliputi:

  • Obesitas atau kelebihan berat badan
  • Struktur anatomi tenggorokan dan hidung yang sempit
  • Konsumsi alkohol atau obat penenang
  • Posisi tidur terlentang
  • Gangguan pernapasan saat tidur

Seberapa Umum Mendengkur?

Prevalensi mendengkur cukup tinggi di masyarakat. Studi sejak tahun 1970-an menunjukkan bahwa sekitar 40% pria dan 28% wanita mengalami mendengkur secara rutin, dan angka ini meningkat seiring bertambahnya usia.

Temuan dari The Wisconsin Sleep Cohort, salah satu studi tidur terbesar, mengungkap bahwa pada kelompok usia 30–60 tahun, 44% pria dan 28% wanita melaporkan mengalami dengkuran. Data ini menegaskan bahwa mendengkur adalah kondisi yang lazim, namun tetap perlu diperhatikan.

Mendengkur dan Obstructive Sleep Apnea (OSA)

Salah satu hal penting yang perlu diketahui adalah bahwa mendengkur bisa menjadi gejala dari gangguan tidur serius, seperti Obstructive Sleep Apnea (OSA). OSA adalah kondisi medis di mana napas seseorang terhenti secara berulang selama tidur karena penyumbatan total atau sebagian di saluran napas.

Penderita OSA bisa terbangun berkali-kali dalam semalam tanpa menyadarinya, yang mengakibatkan kualitas tidur yang buruk dan kurang tidur kronis. Dalam jangka panjang, OSA dapat meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan seperti hipertensi, penyakit jantung, stroke, hingga gangguan kognitif.

Menurut Rosmala (2010), orang yang sering mendengkur memiliki risiko lebih tinggi mengalami OSA, sehingga penting untuk tidak mengabaikan kebiasaan ngorok, terutama bila disertai gejala lain seperti kelelahan berlebihan di siang hari, sakit kepala saat bangun, atau napas terhenti saat tidur.

Kesimpulan

Mendengkur bukan hanya gangguan ringan dalam tidur, tetapi bisa menjadi indikator awal dari masalah pernapasan serius. Memahami penyebab dan dampaknya penting untuk menentukan langkah pencegahan dan penanganan yang tepat.

Jika Anda atau orang terdekat mengalami dengkuran parah dan berlangsung terus-menerus, disarankan untuk berkonsultasi dengan tenaga medis atau spesialis tidur guna evaluasi lebih lanjut. Pemeriksaan dini dapat membantu mencegah risiko komplikasi jangka panjang, terutama terkait Obstructive Sleep Apnea.

Penyebab Mendengkur: Kenapa Kita Bisa Ngorok Saat Tidur?

Mendengkur terjadi ketika aliran udara yang melewati saluran napas mengalami hambatan sebagian, terutama saat tidur. Kondisi ini menyebabkan getaran pada jaringan lunak di tenggorokan yang menimbulkan suara khas dengkuran.

Memahami berbagai penyebab mendengkur sangat penting agar kita bisa mencari solusi yang tepat, baik secara medis maupun dengan perubahan gaya hidup.

1. Otot Pernapasan Mengendur Saat Tidur

Selama tidur, otot-otot tubuh secara alami menjadi lebih rileks, termasuk otot-otot di sekitar tenggorokan dan lidah. Jika relaksasi ini berlebihan, jaringan lunak dapat jatuh ke belakang dan menyempitkan jalan napas. Akibatnya, aliran udara terganggu dan timbul suara dengkuran.

2. Melemahnya Otot Tenggorokan dan Lidah Akibat Usia

Seiring bertambahnya usia, kekuatan otot, termasuk otot di tenggorokan dan lidah, cenderung menurun. Melemahnya otot-otot ini membuat saluran pernapasan lebih mudah tertutup saat tidur, sehingga meningkatkan kemungkinan mendengkur.

3. Pembesaran Amandel atau Tonsil

Pada anak-anak, mendengkur sering kali disebabkan oleh amandel atau tonsil yang membesar. Pembesaran ini bisa menyumbat saluran pernapasan secara fisik saat tidur. Menurut Kristiawan (2010), bila pembesaran amandel cukup parah, hal ini bisa menyebabkan penyempitan saluran napas atas yang berujung pada obstructive sleep apnea (OSA).

4. Kegemukan dan Kondisi Medis Tertentu

Kelebihan berat badan, khususnya di area leher, dapat mempersempit diameter saluran pernapasan. Linda Melone dari WebMD menyatakan bahwa akumulasi lemak di sekitar leher bisa menekan tenggorokan dan menyebabkannya kolaps saat tidur, yang pada akhirnya memicu dengkuran.

5. Konsumsi Alkohol dan Obat Penenang

Alkohol dan obat penenang dapat memperparah mendengkur karena keduanya membuat otot-otot tenggorokan menjadi terlalu rileks. Menurut Melone, minum alkohol dalam waktu 4–5 jam sebelum tidur secara signifikan meningkatkan risiko dan intensitas mendengkur.

6. Posisi Tidur Terlentang

Tidur dalam posisi terlentang memungkinkan lidah dan langit-langit lunak jatuh ke belakang tenggorokan, menyempitkan saluran napas. Hal ini membuat dengkuran lebih mungkin terjadi. Solusi sederhana seperti mengubah posisi tidur menjadi miring dapat membantu mengurangi dengkuran secara efektif.

Kesimpulan

Mendengkur bukan hanya sekadar gangguan tidur biasa, tetapi bisa menjadi indikator adanya masalah serius pada saluran pernapasan. Penyebabnya bisa beragam, mulai dari kebiasaan tidur, usia, hingga kondisi medis tertentu.

Dengan mengetahui faktor-faktor yang memicu dengkuran, kita dapat mengambil langkah pencegahan atau pengobatan yang lebih tepat—baik melalui perubahan gaya hidup, pengaturan posisi tidur, atau berkonsultasi dengan tenaga medis jika diperlukan.

Dampak Mendengkur terhadap Kesehatan dan Hubungan Sosial

Mendengkur bukan sekadar suara bising saat tidur, melainkan gejala yang dapat mencerminkan gangguan serius pada kesehatan dan memengaruhi kualitas hidup seseorang, termasuk hubungan sosial dan keluarga.

1. Tanda Bahaya: Obstructive Sleep Apnea (OSA)

Mendengkur yang parah dan berlangsung kronis kerap kali merupakan gejala dari Obstructive Sleep Apnea (OSA)—suatu kondisi medis di mana pernapasan terhenti berulang kali selama tidur akibat sumbatan saluran napas.

Menurut Linda Melone dari WebMD, sekitar 75% orang yang mendengkur memiliki OSA, dan hal ini meningkatkan risiko terkena berbagai penyakit kronis seperti:

  • Penyakit jantung: OSA membebani jantung karena tubuh terus-menerus mengalami penurunan kadar oksigen.
  • Hipertensi: Gangguan tidur memicu lonjakan tekanan darah saat malam hari.
  • Stroke dan diabetes tipe 2: Kekurangan oksigen dan tidur yang tidak nyenyak berdampak buruk pada metabolisme dan fungsi otak.
  • Gangguan kognitif: Kurangnya pasokan oksigen ke otak secara kronis dapat menyebabkan sulit konsentrasi, pelupa, dan kelelahan yang berlebihan di siang hari.

2. Dampak Sosial dan Relasi Pribadi

Selain mengganggu kesehatan fisik, mendengkur juga dapat merusak kualitas hubungan sosial, terutama dalam kehidupan rumah tangga. Suara dengkuran yang keras dan terus-menerus dapat mengganggu pasangan tidur, menyebabkan:

  • Gangguan tidur bagi pasangan atau anggota keluarga lain
  • Meningkatnya iritasi atau stres dalam hubungan
  • Bahkan, dalam beberapa kasus, pasangan harus tidur terpisah

Kristiawan (2010) menyebutkan bahwa kebiasaan mendengkur bisa menjadi pemicu ketegangan dalam hubungan suami-istri, terutama jika tidak diatasi atau tidak dipahami sebagai kondisi medis yang perlu penanganan.

3. Dampak pada Anak-anak

Pada anak-anak, mendengkur tidak boleh diabaikan. Mendengkur kronis dapat mengganggu tidur dan menyebabkan berbagai efek samping, seperti:

  • Masalah perilaku: Anak mungkin menjadi hiperaktif, mudah marah, atau agresif.
  • Kesulitan belajar: Tidur yang tidak berkualitas memengaruhi kemampuan konsentrasi dan daya ingat.
  • Gangguan pertumbuhan: Tidur nyenyak sangat penting untuk pelepasan hormon pertumbuhan. Gangguan tidur berisiko memperlambat pertumbuhan fisik anak.
  • Gangguan sosial: Anak bisa menjadi menarik diri atau mengalami penurunan kepercayaan diri.

Kesimpulan

Mendengkur bukan sekadar gangguan kecil yang bisa diabaikan. Jika terjadi secara rutin dan parah, mendengkur bisa menjadi sinyal dari masalah serius seperti OSA, serta berdampak besar pada kesehatan fisik, mental, dan kualitas hubungan sosial.

Penanganan dini—baik dengan perubahan gaya hidup, evaluasi medis, maupun pendekatan spiritual seperti doa—dapat membantu mengurangi dampak buruk mendengkur dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.

Kapan Harus Waspada? Tanda-Tanda Mendengkur yang Perlu Evaluasi Medis

Meskipun mendengkur kerap dianggap sebagai gangguan ringan yang bisa diabaikan, dalam banyak kasus, dengkuran kronis dan keras justru dapat menjadi gejala awal dari gangguan kesehatan yang lebih serius.

Menurut Cleveland Clinic (2023), mendengkur yang berlangsung terus-menerus dan mengganggu tidur bisa menjadi indikator adanya Obstructive Sleep Apnea (OSA) atau gangguan tidur lain yang memerlukan penanganan medis.

Tanda-Tanda Mendengkur yang Tidak Boleh Diabaikan

Anda sebaiknya berkonsultasi dengan dokter jika mengalami satu atau lebih dari gejala berikut ini:

1. Dengkuran Sangat Keras dan Kronis

Jika dengkuran terdengar sangat keras hingga mengganggu tidur sendiri maupun pasangan, serta terjadi hampir setiap malam, ini bisa menandakan masalah serius di saluran napas atas.

2. Henti Napas atau Terengah-engah saat Tidur

Jika pasangan atau orang di sekitar Anda menyebutkan bahwa Anda berhenti bernapas sejenak, tersedak, atau terkesiap saat tidur, ini merupakan tanda klasik dari sleep apnea, yang perlu segera diperiksa secara medis.

3. Kantuk Berlebihan di Siang Hari

Merasa lelah berlebihan atau mengantuk di siang hari meskipun merasa tidur cukup bisa mengindikasikan bahwa kualitas tidur Anda terganggu akibat gangguan pernapasan saat tidur.

4. Sakit Kepala di Pagi Hari

Bangun tidur dengan sakit kepala bisa menjadi tanda bahwa otak Anda mengalami kekurangan oksigen selama tidur malam.

5. Kesulitan Konsentrasi dan Masalah Memori

Penurunan fungsi kognitif, seperti sulit fokus, pelupa, atau performa kerja menurun, bisa jadi disebabkan oleh kualitas tidur yang buruk.

6. Perubahan Mood dan Iritabilitas

Tidur yang tidak nyenyak memengaruhi keseimbangan emosi, membuat seseorang lebih mudah marah, cemas, atau bahkan depresi ringan.

7. Tekanan Darah Tinggi

Mendengkur parah dapat menjadi salah satu faktor yang memperburuk hipertensi, karena gangguan tidur menyebabkan stres berkepanjangan pada sistem kardiovaskular.

Mengapa Konsultasi Medis Itu Penting?

Jika gejala-gejala di atas terjadi, segera temui dokter atau spesialis tidur (dokter THT atau pulmonologis). Evaluasi profesional, seperti polisomnografi (sleep study), dapat membantu mendiagnosis kondisi seperti OSA dan menentukan pengobatan terbaik, seperti terapi CPAP, penurunan berat badan, atau perubahan gaya hidup.

Mengabaikan gejala mendengkur kronis berisiko menyebabkan komplikasi serius dalam jangka panjang, termasuk penyakit jantung, stroke, dan gangguan mental.

Kesimpulan

Mendengkur bukan sekadar gangguan tidur biasa. Jika Anda atau orang terdekat mengalami gejala yang mencurigakan, jangan ragu untuk mencari bantuan medis. Deteksi dini dapat mencegah risiko kesehatan yang lebih besar dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.

Diagnosis Mendengkur dan Sleep Apnea

Untuk mendiagnosis penyebab mendengkur dan menentukan apakah ada kondisi yang mendasarinya seperti sleep apnea, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan. Proses diagnosis ini penting untuk memastikan penanganan yang tepat.

  • Tinjauan Gejala dan Riwayat Medis: Dokter akan meninjau tanda dan gejala yang Anda alami, serta riwayat kesehatan Anda. Dokter mungkin juga akan bertanya kepada pasangan Anda tentang pola mendengkur Anda untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap.
  • Pemeriksaan Fisik: Pemeriksaan fisik akan dilakukan untuk mencari kelainan struktural di saluran napas, seperti amandel yang membesar, deviasi septum, atau masalah lain yang dapat menghambat aliran udara.
  • Tes Pencitraan: Dalam beberapa kasus, dokter mungkin meminta tes pencitraan seperti X-ray, CT scan, atau MRI. Tes-tes ini membantu memeriksa struktur saluran napas Anda untuk masalah seperti deviasi septum, seperti yang dijelaskan oleh Mayo Clinic Staff (2017).
  • Studi Tidur (Sleep Study / Polisomnografi): Tergantung pada tingkat keparahan mendengkur dan gejala lainnya, dokter mungkin merekomendasikan studi tidur. Studi ini dapat dilakukan di rumah atau di pusat tidur. Polisomnografi adalah analisis mendalam tentang pernapasan Anda selama tidur, di mana berbagai informasi direkam, termasuk gelombang otak, kadar oksigen darah, detak jantung, laju pernapasan, tahapan tidur, serta gerakan mata dan kaki.

Perubahan Gaya Hidup untuk Mengurangi Mendengkur

Banyak kasus mendengkur dapat dikurangi atau diatasi dengan melakukan perubahan gaya hidup sederhana. Pendekatan ini seringkali menjadi langkah pertama yang direkomendasikan sebelum mempertimbangkan intervensi medis.

  1. Menurunkan Berat Badan: Orang yang kelebihan berat badan cenderung memiliki jaringan ekstra di tenggorokan yang dapat berkontribusi pada mendengkur. Mayo Clinic Staff (2017) menyatakan bahwa menurunkan berat badan dapat membantu mengurangi mendengkur secara signifikan.
  2. Tidur Miring: Tidur telentang memungkinkan lidah jatuh ke belakang tenggorokan, menyempitkan saluran napas. Mencoba tidur miring dapat membantu menjaga saluran napas tetap terbuka. Anda bisa menggunakan bantal tubuh atau menempelkan bola tenis di bagian belakang piyama untuk mencegah tidur telentang.
  3. Mengatasi Hidung Tersumbat: Hidung tersumbat akibat alergi atau pilek dapat memaksa Anda bernapas melalui mulut, yang meningkatkan kemungkinan mendengkur. Menggunakan semprotan hidung steroid resep atau dekongestan jangka pendek dapat membantu, seperti yang disarankan oleh Mayo Clinic Staff (2017).
  4. Batasi atau Hindari Alkohol dan Obat Penenang: Alkohol dan obat penenang melemaskan sistem saraf pusat, menyebabkan relaksasi otot yang berlebihan, termasuk jaringan di tenggorokan. Hindari minum alkohol setidaknya dua jam sebelum tidur.
  5. Berhenti Merokok: Merokok dapat menyebabkan peradangan dan iritasi pada saluran napas, yang dapat memperburuk mendengkur. Berhenti merokok tidak hanya mengurangi mendengkur tetapi juga memberikan banyak manfaat kesehatan lainnya.
  6. Cukupi Tidur: Kurang tidur dapat menyebabkan Anda tidur lebih nyenyak dan otot-otot menjadi lebih rileks, yang dapat memperburuk mendengkur. Pastikan Anda mendapatkan jumlah tidur yang cukup setiap malam. Linda Melone dari webmd.com menjelaskan bahwa tidur terlalu lelah membuat otot lebih lemas dan menyebabkan mendengkur.
  7. Jaga Kebersihan Kamar Tidur: Alergen seperti tungau debu di bantal atau bulu hewan peliharaan dapat menyebabkan reaksi alergi yang memicu hidung tersumbat dan mendengkur. Ganti bantal secara teratur dan jaga kebersihan kamar tidur.

Pilihan Perawatan Medis untuk Mendengkur

Jika perubahan gaya hidup tidak cukup untuk mengatasi mendengkur, atau jika mendengkur disebabkan oleh kondisi medis yang lebih serius seperti Obstructive Sleep Apnea (OSA), dokter mungkin merekomendasikan pilihan perawatan medis.

  1. Alat Oral (Oral Appliances): Alat oral adalah mouthpiece gigi yang dibuat khusus untuk membantu memajukan posisi rahang, lidah, dan langit-langit lunak Anda. Ini membantu menjaga saluran udara tetap terbuka selama tidur. Alat ini harus disesuaikan oleh dokter gigi spesialis dan dipantau oleh dokter tidur, menurut Mayo Clinic Staff (2017).
  2. Tekanan Saluran Napas Positif Berkelanjutan (Continuous Positive Airway Pressure / CPAP): CPAP adalah metode yang sangat efektif, terutama untuk mendengkur yang terkait dengan OSA. Ini melibatkan pemakaian masker di atas hidung atau mulut saat tidur, yang mengalirkan udara bertekanan dari pompa kecil di samping tempat tidur untuk menjaga saluran napas tetap terbuka. CPAP menghilangkan mendengkur dan paling sering digunakan untuk mengobati mendengkur ketika dikaitkan dengan OSA.
  3. Operasi Saluran Napas Atas (Upper Airway Surgery): Ada beberapa prosedur bedah yang bertujuan untuk membuka saluran napas atas dan mencegah penyempitan signifikan selama tidur melalui berbagai teknik. Contohnya termasuk uvulopalatopharyngoplasty (UPPP) yang mengencangkan dan memangkas jaringan berlebih di tenggorokan, atau maxillomandibular advancement (MMA) yang memajukan rahang atas dan bawah. Teknik yang lebih baru seperti stimulasi saraf hipoglosal juga tersedia.

Hikmah di Balik Sakit dalam Islam

Dalam ajaran Islam, setiap kondisi yang dialami seorang Muslim, termasuk sakit, mengandung hikmah dan kebaikan. Sakit bukanlah semata-mata musibah, melainkan juga ujian dan sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Mengutip dari informatics.uii.ac.id, pada hakikatnya, semua keadaan yang dialami oleh seorang muslim mengandung hikmah dan kebaikan di dalamnya, termasuk sakit.

Sakit dapat menjadi pengingat bagi seorang hamba akan kerapuhan dirinya dan kebesaran Allah SWT. Dengan sakit, seorang Muslim diajarkan untuk bersabar dan rida terhadap ketetapan Allah. Kesabaran dalam menghadapi sakit akan mendatangkan rida Allah SWT, sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Anfal ayat 46 yang mendorong kesabaran dalam menghadapi kesukaran.

Salah satu hikmah terbesar dari sakit adalah terhapusnya dosa-dosa. Rasulullah SAW bersabda bahwa setiap Muslim yang ditimpa penyakit atau musibah, Allah akan menghapuskan kesalahan-kesalahannya, sebagaimana pohon menggugurkan daun-daunnya. Ini menunjukkan bahwa sakit adalah sarana pembersihan diri dari dosa, seperti diriwayatkan dalam HR. Bukhari dan Muslim.

Selain itu, sakit juga dapat menjadi ladang pahala. Meskipun aktivitas ibadah mungkin terhambat saat sakit, niat dan kebiasaan baik yang dilakukan saat sehat tetap akan dicatat sebagai pahala. Sakit juga mengajarkan pentingnya bersyukur atas nikmat sehat dan mendorong introspeksi diri.

Doa Setelah Sholat Dhuha 2 Rakaat dan Keutamaannya

StylesphereSholat Dhuha merupakan salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Waktu pelaksanaannya dimulai setelah matahari terbit hingga mendekati waktu zuhur. Ibadah ini dikenal sebagai salah satu bentuk syukur atas nikmat Allah serta permohonan akan kelapangan rezeki.

Salah satu amalan penting setelah melaksanakan sholat Dhuha dua rakaat adalah membaca doa khusus. Doa ini berisi permohonan kepada Allah SWT agar diberikan kelimpahan rezeki, keberkahan hidup, dan pengampunan dosa.

Melansir dari Buku Kumpulan Doa Sehari-hari terbitan Kementerian Agama RI tahun 2013, doa setelah sholat Dhuha telah banyak dikenal dan diamalkan oleh umat Islam. Doa ini diyakini membawa manfaat spiritual dan psikologis bagi mereka yang rutin mengamalkannya.

Berikut ini isi doa yang biasa dibaca setelah sholat Dhuha:

“Allahumma innad dhuha-a dhuha-uka, wal bahaa-a bahaa-uka, wal jamaala jamaaluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrota qudrotuka, wal ‘ismata ‘ismatuka. Allahumma in kana rizqii fissamaa-i fa anzilhu, wa in kana fil ardhi fa akhrijhu, wa in kaana mu’assiran fa yassirhu, wa in kaana haraaman fa tahhirhu, wa in kaana ba’idan fa qarribhu, bihaqqi dhuhaa-ika, wa bahaa-ika, wa jamaalika, wa quwwatika, wa qudrotika. Aatini maa ataita ‘ibaadakash sholihin.”

Artinya:
“Ya Allah, sesungguhnya waktu Dhuha adalah waktu Dhuha-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, kekuasaan adalah kekuasaan-Mu, dan perlindungan adalah perlindungan-Mu. Ya Allah, jika rezekiku ada di langit maka turunkanlah, jika ada di bumi maka keluarkanlah, jika sulit maka mudahkanlah, jika haram maka sucikanlah, jika jauh maka dekatkanlah, dengan kebenaran waktu Dhuha-Mu, keindahan-Mu, kekuatan-Mu, dan kekuasaan-Mu. Limpahkanlah kepadaku segala yang telah Engkau limpahkan kepada hamba-hamba-Mu yang saleh.”

Konsistensi dalam menjalankan sholat Dhuha dan membaca doanya diyakini dapat membuka pintu rezeki, menenangkan jiwa, serta mendekatkan diri kepada Allah SWT. Amalan ini juga menjadi bentuk tawakal dan pengharapan seorang hamba kepada Rabb-nya.

Bacaan Doa Setelah Sholat Dhuha 2 Rakaat dan Maknanya

Sholat Dhuha adalah salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan dalam ajaran Islam. Ibadah ini dilakukan pada pagi hari, mulai setelah matahari terbit hingga menjelang waktu zuhur. Selain mendatangkan pahala, sholat Dhuha juga diyakini sebagai salah satu amalan yang membuka pintu rezeki.

Salah satu amalan penting setelah melaksanakan sholat Dhuha dua rakaat adalah membaca doa khusus. Doa ini berisi permohonan kepada Allah SWT untuk mendapatkan kelancaran rezeki, perlindungan, serta keberkahan dalam hidup.

Berikut adalah bacaan doa yang umum diamalkan setelah sholat Dhuha:

Bacaan Arab:

اَللّٰهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ
اَللّٰهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقِى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ، وَاِنْ كَانَ فِى الْأَرْضِ فَأَخْرِجْهُ، وَاِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ، وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ، وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ
بِحَقِّ ضُحَائِكَ وَبَهَائِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ، آتِنِيْ مَا آتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ

Latin:

Allaahumma innadh dhuhaa-a dhuhaa-uka, wal bahaa-a bahaa-uka, wal jamaala jamaaluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrata qudratuka, wal ‘ishmata ‘ishmatuka.
Allaahumma in kaana rizqii fissamaa-i fa-anzilhu, wa in kaana fil ardhi fa-akhrijhu, wa in kaana mu’assiran fa-yassirhu, wa in kaana haraaman fa-tahhirhu, wa in kaana ba’iidan fa-qarribhu.
Bihaqqi dhuhaa-ika, wa bahaa-ika, wa jamaalika, wa quwwatika, wa qudratika, aatini maa aataita ‘ibaadakash shaalihiin.

Artinya:

“Ya Allah, sesungguhnya waktu Dhuha adalah waktu Dhuha-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, kekuasaan adalah kekuasaan-Mu, dan penjagaan adalah penjagaan-Mu. Ya Allah, jika rezekiku berada di langit, maka turunkanlah. Jika berada di bumi, maka keluarkanlah. Jika sulit, mudahkanlah. Jika haram, sucikanlah. Jika jauh, dekatkanlah. Dengan hak waktu Dhuha-Mu, keindahan-Mu, keagungan-Mu, kekuatan-Mu, dan kekuasaan-Mu, limpahkanlah kepadaku segala yang telah Engkau limpahkan kepada hamba-hamba-Mu yang saleh.”

Doa ini mencerminkan kepasrahan total seorang hamba kepada Allah SWT, memohon kemudahan dalam memperoleh rezeki yang halal dan penuh berkah. Mengamalkannya secara rutin setelah sholat Dhuha diyakini dapat memperkuat ikhtiar dan memperdalam rasa tawakal kepada Allah.

Tata Cara Sholat Dhuha 2 Rakaat dan Doanya

Sholat Dhuha adalah salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Ibadah ini dilakukan pada pagi hari, mulai setelah matahari terbit hingga menjelang waktu zuhur. Meski tidak wajib, sholat Dhuha memiliki keutamaan besar, terutama dalam hal memohon kelancaran rezeki dan keberkahan hidup.

Pelaksanaan sholat Dhuha pada dasarnya sama dengan sholat fardhu, yaitu dimulai dengan niat dan diakhiri dengan salam. Jumlah rakaatnya minimal dua rakaat, sehingga sering disebut sebagai sholat Dhuha 2 rakaat.

Agar ibadah ini sah dan sempurna, berikut tata cara pelaksanaan sholat Dhuha yang sesuai dengan tuntunan syariat:

Langkah-Langkah Sholat Dhuha

  1. Niat Sholat Dhuha
    Niat dilakukan di dalam hati bersamaan dengan takbiratul ihram.
    Lafal niat:
    Ushalli sunnatadh-Dhuhaa rak’ataini lillaahi ta’aalaa.
    Artinya: “Aku niat sholat sunnah Dhuha dua rakaat karena Allah Ta’ala.”
  2. Takbiratul Ihram
    Mengangkat kedua tangan sejajar telinga sambil mengucapkan Allahu Akbar.
  3. Membaca Doa Iftitah
    Doa pembuka dalam sholat, dibaca setelah takbir.
  4. Membaca Surat Al-Fatihah
    Surat wajib dalam setiap rakaat.
  5. Membaca Surat Pendek
    Setelah Al-Fatihah, dianjurkan membaca:
    • Rakaat pertama: Surat Asy-Syams
    • Rakaat kedua: Surat Adh-Dhuha
  6. Rukuk
    Membungkuk dengan posisi punggung lurus dan tangan bertumpu di lutut, sambil membaca doa rukuk.
  7. I’tidal
    Kembali berdiri tegak sambil membaca doa i’tidal.
  8. Sujud Pertama
    Menyentuhkan dahi dan hidung ke lantai disertai kedua tangan, lutut, dan ujung jari kaki. Baca doa sujud.
  9. Duduk di Antara Dua Sujud
    Duduk sejenak sambil membaca doa duduk di antara dua sujud.
  10. Sujud Kedua
    Sujud kembali seperti sebelumnya.
  11. Berdiri untuk Rakaat Kedua
    Ulangi langkah-langkah dari nomor 4 hingga 10 untuk rakaat kedua.
  12. Tasyahud Akhir
    Setelah sujud kedua di rakaat kedua, duduk dan membaca tasyahud akhir.
  13. Salam
    Mengucapkan salam ke kanan dan ke kiri sebagai penutup sholat.

Doa Setelah Sholat Dhuha

Setelah menyelesaikan sholat, dianjurkan membaca doa khusus sebagai bentuk permohonan kepada Allah SWT. Doa ini telah dijelaskan sebelumnya dan berisi permohonan rezeki, keberkahan, dan kemudahan hidup.

Penutup

Melaksanakan sholat Dhuha dengan benar dan penuh kesungguhan dapat menjadi sumber ketenangan, kedekatan dengan Allah, dan sarana membuka pintu rezeki. Meski hanya dua rakaat, konsistensi dalam menjalankannya sangat dihargai dalam Islam. Jangan lupa membaca doa setelah sholat untuk menyempurnakan ibadah dan memohon limpahan rahmat dari Allah SWT.

Dzikir dan Doa Tambahan Setelah Sholat Dhuha 2 Rakaat

Selain membaca doa utama setelah sholat Dhuha, umat Muslim juga dianjurkan untuk memperbanyak dzikir dan doa lainnya. Amalan tambahan ini dapat memperkuat hubungan spiritual dengan Allah SWT, sekaligus menjadi sarana memohon keberkahan, ampunan, dan kebaikan hidup.

Berikut beberapa dzikir dan doa yang dapat diamalkan setelah melaksanakan sholat Dhuha 2 rakaat:

1. Dzikir Istighfar

Memohon ampunan kepada Allah SWT atas dosa dan kesalahan merupakan amalan yang sangat dianjurkan.
Lafal:
Astaghfirullāhal-‘azīm al-ladzī lā ilāha illā huwal-ḥayyul-qayyūm wa atūbu ilaih.
Artinya:
“Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung, yang tiada Tuhan selain Dia, Yang Maha Hidup dan terus-menerus mengurus (makhluk-Nya), dan aku bertobat kepada-Nya.”

2. Dzikir Tasbih, Tahmid, Tahlil, dan Takbir

Dzikir ini merupakan bentuk pujian kepada Allah dan termasuk sedekah bagi setiap persendian tubuh manusia, sebagaimana disebut dalam hadis.
Lafal:

  • Subḥānallāh (Maha Suci Allah)
  • Alḥamdulillāh (Segala puji bagi Allah)
  • Lā ilāha illallāh (Tidak ada Tuhan selain Allah)
  • Allāhu Akbar (Allah Maha Besar)

3. Doa Mohon Ampunan dan Kasih Sayang

Permohonan ampun sekaligus harapan akan rahmat Allah.
Lafal:
Rabbighfir lī, warḥamnī, wa tub ‘alayya, innaka antat-tawwābur-raḥīm.
Artinya:
“Tuhanku, ampunilah aku. Kasihanilah daku. Terimalah tobatku. Sungguh, Engkau Maha Penerima Tobat dan Maha Penyayang.”

4. Doa Memohon Kekuatan dan Pertolongan

Doa ini menunjukkan tawakal dan semangat dalam menghadapi kehidupan dengan pertolongan Allah.
Lafal:
Allāhumma bika usḥāwilu, wa bika uhāwilu, wa bika uqātilu.
Artinya:
“Dengan-Mu aku menyerang, dengan-Mu aku berusaha, dan dengan-Mu aku berjuang.”

Penutup

Membaca dzikir dan doa setelah sholat Dhuha bukan hanya menambah pahala, tetapi juga memperkaya pengalaman spiritual seorang Muslim. Amalan-amalan ini membantu menenangkan hati, mempertebal keimanan, serta menjadi bentuk pengakuan atas kelemahan diri di hadapan Allah SWT.

Konsistensi dalam menjalankan sholat Dhuha dan dzikir setelahnya akan membawa dampak besar dalam kehidupan sehari-hari—baik secara spiritual maupun psikologis.

Keutamaan Sholat Dhuha

Sholat dhuha memiliki banyak keutamaan dan manfaat yang luar biasa bagi umat Muslim. Keutamaan ini disebutkan dalam berbagai hadits Nabi Muhammad SAW, menunjukkan pentingnya ibadah ini.

Salah satu keutamaan utama sholat dhuha adalah sebagai pengganti sedekah bagi seluruh persendian tubuh manusia. Rasulullah SAW bersabda bahwa setiap pagi, setiap persendian membutuhkan sedekah, dan dua rakaat sholat dhuha mencukupi semua itu. Ini menunjukkan betapa besar nilai ibadah sholat dhuha sebagai bentuk syukur dan ketaatan.

Selain itu, sholat Dhuha juga dikenal sebagai pembuka pintu rezeki. Allah SWT menjanjikan kecukupan rezeki bagi hamba-Nya yang rajin melaksanakan sholat sunnah ini. Rezeki yang dimaksud tidak hanya berupa materi, tetapi juga kesehatan, kebahagiaan, dan keberkahan dalam setiap aspek kehidupan.

Rasulullah SAW bersabda: “Allah Ta’ala berfirman: Wahai anak Adam, janganlah engkau tinggalkan 4 rakaat shalat di awal siang (di waktu Dhuha). Maka itu akan mencukupimu di akhir siang.”

Keutamaan lainnya adalah diampuninya dosa-dosa. Rasulullah SAW bersabda, “Siapa saja yang dapat mengerjakan sholat dhuha dengan langgeng, akan diampuni dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu sebanyak busa lautan.” Sholat Dhuha juga dapat membangunkan istana di surga bagi yang melaksanakannya 12 rakaat, serta termasuk sholat orang-orang yang kembali taat (awwabin).

Waktu Pelaksanaan Sholat Dhuha

Waktu pelaksanaan sholat Dhuha dimulai setelah matahari terbit hingga menjelang waktu zuhur. Rentang waktu ini memberikan fleksibilitas bagi umat Muslim untuk melaksanakannya di sela-sela aktivitas pagi.

Secara lebih rinci, waktu sholat dhuha dimulai sekitar 15-20 menit setelah matahari terbit, yaitu ketika matahari mulai naik setinggi satu tombak. Waktu berakhirnya sholat dhuha adalah sekitar 10-15 menit sebelum masuk waktu zuhur.

Meskipun rentang waktunya cukup panjang, ada waktu yang paling utama untuk melaksanakan sholat dhuha. Waktu terbaik ini adalah ketika matahari mulai terik dan anak unta merasakan panasnya bumi, yaitu sekitar pukul 09.00 pagi hingga pukul 11.00 siang.

Beberapa ulama berpendapat bahwa waktu terbaik adalah antara pukul 08.00 hingga 11.00. Melaksanakan sholat dhuha pada waktu ini sangat dianjurkan untuk mendapatkan keberkahan yang maksimal, diikuti dengan membaca doa setelah sholat dhuha 2 rakaat untuk kesempurnaan ibadah.

Kisah Hujan Tujuh Hari di Zaman Rasulullah: Tanda Keajaiban dan Kedekatan dengan Allah

Stylesphere – Dalam sejarah Islam, terdapat banyak kisah yang sarat makna dan mengandung pelajaran spiritual yang mendalam. Kisah-kisah ini tidak hanya mencerminkan keajaiban yang terjadi di masa Rasulullah SAW, tetapi juga menjadi cermin hubungan yang kuat antara manusia dengan Tuhannya.

Salah satu peristiwa luar biasa yang patut direnungkan adalah turunnya hujan selama tujuh hari berturut-turut pada masa Nabi Muhammad SAW. Kejadian ini tidak hanya mencatat fenomena alam yang langka, tetapi juga mengandung pesan rohaniah yang kuat bagi umat Islam.

Kisah ini diceritakan kembali oleh ulama kharismatik asal Rembang yang dikenal sebagai santri kesayangan KH. Maemoen Zubair (Mbah Moen), yakni KH. Ahmad Bahauddin Nursalim atau lebih akrab disapa Gus Baha. Dalam ceramahnya yang disampaikan melalui tayangan YouTube Short @miftahuddin763 pada Jumat (26/07/2025), Gus Baha membagikan peristiwa tersebut dengan penuh hikmah.

Menurut Gus Baha kepada Anugerahslot islamic, kisah hujan tanpa henti ini bermula dari datangnya seorang badui atau penduduk desa kepada Rasulullah SAW. Orang itu meminta agar Nabi memohon kepada Allah untuk menurunkan hujan. Namun, yang menarik, Rasulullah tidak langsung mengabulkan permintaan tersebut dengan berdoa. Sebaliknya, beliau justru menyampaikan khutbah di hadapan umat saat shalat Jumat.

“Nabi tidak langsung berdoa ketika ada yang meminta hujan,” tutur Gus Baha. “Justru beliau menyampaikan khutbah—berbicara di depan orang banyak saat salat Jumat.”

Kisah Orang Desa yang Menyela Khutbah Rasulullah Demi Meminta Hujan

Dalam salah satu ceramahnya, KH. Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha mengisahkan sebuah momen menarik dan penuh pelajaran dari masa Rasulullah SAW. Kisah ini menggambarkan respons spontan seorang badui atau penduduk desa terhadap situasi krisis yang ia alami, sekaligus menunjukkan betapa besar rasa kebergantungan manusia terhadap rahmat Allah SWT.

Gus Baha menceritakan bahwa pada suatu waktu, Rasulullah SAW tengah menyampaikan khutbah Jumat di hadapan para sahabat. Seperti biasa, isi khutbah beliau penuh dengan seruan kepada takwa, ajakan berbuat kebaikan, serta nasihat-nasihat spiritual yang mendalam. Namun, seorang badui tampak tidak memperhatikan khutbah tersebut.

“Orang desa tidak punya etika, Nabi khutbah tidak didengarkan,” ujar Gus Baha dalam ceramahnya. Ia menggambarkan bagaimana si badui tidak peduli dengan khutbah yang disampaikan Rasulullah SAW, karena ada satu hal yang menurutnya jauh lebih mendesak saat itu: hujan.

Bagi si badui, krisis kekeringan yang tengah melanda merupakan masalah paling besar. Tanaman mati, hewan ternak kehausan, dan kehidupan ekonomi masyarakat desa porak-poranda akibat tidak turunnya hujan. Maka dengan lantang dan tanpa basa-basi, ia menyela khutbah Rasulullah SAW dan langsung menyampaikan keluhannya.

“Ya Rasulallah, dunia sudah rusak karena tidak ada hujan,” kata orang desa tersebut, seperti dituturkan oleh Gus Baha. Bahkan ia menimpali khutbah itu dengan pernyataan blak-blakan, “Sudah tidak usah khutbah, sekarang biar hujan bagaimana?”

Meskipun sikap orang desa tersebut secara lahiriah tampak kurang sopan, kisah ini justru memperlihatkan kejujuran, kepolosan, dan kesungguhan doa dari seorang hamba yang sedang benar-benar membutuhkan pertolongan Tuhan. Dari sinilah muncul hikmah besar bahwa Allah mendengar doa siapa pun, bahkan dari mereka yang mungkin tidak menyampaikan dengan cara yang sempurna.

Doa Rasulullah SAW yang Menghadirkan Hujan Selama Sepekan

Menanggapi permintaan orang badui yang menyela khutbah Jumat, Rasulullah SAW—meskipun tampak sedikit jengkel—tetap menunjukkan sifat kasih sayang dan kepemimpinannya. Beliau tidak menolak permintaan tersebut. Dengan penuh kerendahan hati, Rasulullah SAW kemudian menengadahkan tangan ke langit dan memanjatkan doa kepada Allah SWT agar diturunkan hujan.

“Rasulullah SAW mengangkat tangannya, dan seketika itu juga hujan turun,” tutur Gus Baha dalam ceramahnya. Ia menjelaskan bahwa meski Rasulullah tampak “agak mangkel”, hal itu merupakan ekspresi manusiawi, namun tentu saja tidak seperti emosi manusia biasa. Gus Baha pun dengan santun mengingatkan, “Tapi mangkelnya Nabi jangan kamu tiru.”

Setelah itu, Rasulullah SAW pulang ke rumahnya. Namun, satu hal yang luput adalah beliau belum sempat memanjatkan doa agar hujan tersebut berhenti. Maka terjadilah sesuatu yang luar biasa—hujan turun terus menerus selama tujuh hari tanpa henti.

“Rasulullah SAW tidak mencabut permintaannya, lalu beliau pulang. Maka hujan pun turun selama satu minggu,” jelas Gus Baha.

Akibat hujan yang tiada henti itu, kondisi lingkungan pun berubah drastis. Tanah yang awalnya kering kerontang, kini justru tergenang air. Kekeringan berubah menjadi banjir. Maka, si badui yang sebelumnya mengeluh karena kehausan, kembali datang kepada Rasulullah SAW.

“Ya Rasulallah, sekarang dunia rusak bukan karena kehausan, tetapi karena musibah banjir,” keluhnya.

Gus Baha menjelaskan bahwa bahkan malaikat pun tidak berani menghentikan hujan karena belum ada perintah dari Rasulullah SAW untuk menghentikannya.

“Malaikat mau menghentikan hujan tidak berani sebab Nabi tidak minta hujan dihentikan,” ujar Gus Baha.

Akhirnya, atas permintaan si badui itu, Rasulullah SAW kembali memanjatkan doa—kali ini agar hujan berhenti. Dan dengan izin Allah SWT, hujan pun berhenti.

Kisah ini bukan hanya mencerminkan keajaiban doa Rasulullah SAW, tetapi juga mengandung pelajaran mendalam tentang komunikasi antara hamba dan Tuhannya, serta kebijaksanaan dalam menghadapi permintaan umat. Bila Anda ingin, saya juga bisa bantu mengolah kisah ini menjadi konten dakwah, artikel inspiratif, atau naskah ceramah.

Emas: Simbol Kekayaan Sejak Zaman Nabi Adam AS

Stylesphere – Sejak zaman dahulu, emas telah menjadi lambang kekayaan, kemuliaan, dan kekuasaan. Nilainya yang stabil, tampilannya yang memukau, serta kelangkaannya menjadikannya berbeda dari logam-logam lain yang ada di muka bumi.

Dalam berbagai kondisi—baik saat ekonomi bergejolak, inflasi meningkat, hingga krisis global—emas tetap menjadi aset andalan yang paling dicari dan dijaga. Bukan tanpa alasan. Di balik kilaunya yang menggoda, emas menyimpan sejarah panjang yang dipercaya telah menyentuh kehidupan manusia sejak masa Nabi Adam AS.

Dalam perjalanannya, logam mulia ini kemudian dibentuk menjadi beragam perhiasan mewah, seperti cincin, gelang, kalung, hingga anting-anting. Daya tariknya tidak pernah pudar, bahkan tetap digemari lintas generasi dari masa ke masa. Perhiasan emas bukan hanya sebagai hiasan, tetapi juga simbol status dan nilai.

Beberapa hadis qudsi bahkan menyebutkan bahwa harga emas tidak akan pernah kehilangan nilainya, bahkan hingga datangnya Hari Kiamat. Hal ini menunjukkan betapa luar biasanya posisi emas dalam sejarah umat manusia, baik secara ekonomi maupun spiritual.

Menariknya, nilai istimewa emas ini juga dikaitkan dengan kisah Nabi Adam AS. Menurut penuturan KH. Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha), seorang ulama kharismatik asal Rembang kepada Anugerahslot islamic. keberhargaan emas memiliki kaitan erat dengan peristiwa ketika Nabi Adam AS diusir dari surga ke bumi.

Gus Baha: Emas Itu Makhluk Paling Angkuh, Tak Menangis Saat Nabi Adam Diusir dari Surga

Dalam sebuah kesempatan tausiyah, KH. Ahmad Bahauddin Nursalim atau yang akrab disapa Gus Baha mengungkapkan pandangan menarik tentang emas, logam mulia yang hingga kini tetap bernilai tinggi.

Menurut Gus Baha, emas sudah mahal sejak zaman Nabi Adam AS dan akan terus bernilai hingga Hari Kiamat. Hal ini, kata beliau, didasarkan pada penjelasan dalam hadis-hadis Qudsi.

“Masyhur dalam hadis-hadis Qudsi, emas itu sampai harganya mahal itu sejak zaman Nabi Adam hingga hari kiamat,” ujar Gus Baha sebagaimana dikutip dari tayangan YouTube Shorts @Gusbahaterbaru1, Jumat (25/07/2025).

Lebih jauh, Gus Baha mengungkapkan sebuah narasi mengejutkan namun penuh makna spiritual: bahwa emas adalah makhluk paling angkuh. Ia tidak menunjukkan empati seperti makhluk lain saat Nabi Adam diusir dari surga.

“Karena emas itu paling angkuh. Makhluk paling angkuh itu emas,” lanjutnya.

“Sebab, ketika Nabi Adam diusir dari surga, semua menangis sebab kasihan kepada Nabi Adam AS, kecuali emas,” terang Gus Baha.

Pandangan ini bukan semata untuk merendahkan emas, melainkan sebagai refleksi agar manusia tidak tergoda oleh kilaunya, dan tetap menjadikan nilai kemanusiaan dan spiritual sebagai yang utama dalam hidup. Sebab, di balik kemewahan dan nilai tinggi emas, tersimpan pelajaran tentang kesombongan dan ujian dunia.

Hikmah di Balik Kemuliaan Emas: Kisah Gus Baha tentang Dialog Emas dan Allah

Dalam sebuah ceramah yang penuh makna, KH. Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) menyampaikan sebuah kisah yang menggambarkan asal mula mengapa emas memiliki nilai dan kedudukan tinggi di mata manusia.

Gus Baha mengisahkan sebuah dialog simbolis antara Allah SWT dan emas, yang terjadi saat Nabi Adam AS diusir dari surga karena melanggar larangan-Nya.

“Emas ditanya Allah, ‘Kenapa kamu tidak menangis, padahal Adam Aku usir dari surga?’” tutur Gus Baha, yang merupakan santri kinasih dari almarhum KH. Maimoen Zubair (Mbah Moen).

Jawaban emas pada saat itu sungguh mengejutkan sekaligus penuh prinsip. Emas menyatakan bahwa ia tidak sudi menangisi seseorang yang telah durhaka kepada perintah Allah, bahkan jika orang itu adalah Nabi Adam AS, manusia pertama sekaligus makhluk pilihan.

“‘Tidak sudi, Gusti. Aku menangisi orang yang durhaka kepada-Mu,’” jawab emas dengan tegas, sebagaimana dikisahkan Gus Baha.

Sikap tegas dan berprinsip emas itu justru mendapat penghargaan dari Allah SWT. Karena keteguhannya menjaga kebenaran, Allah pun memuliakan emas dan menjadikannya logam yang paling dicintai manusia sepanjang zaman.

“Allah kemudian berkata, ‘Sikapmu itu benar. Aku janji, akan Aku angkat derajatmu,’” lanjut Gus Baha.

“Tidak ada orang di dunia kecuali yang menyukaimu,” pungkasnya, menukil dari riwayat tersebut.

Makna yang Bisa Diambil

Kisah ini bukan sekadar cerita tentang logam mulia, melainkan pelajaran tentang prinsip, ketegasan, dan keistiqamahan dalam membela kebenaran, meski harus berbeda pendapat dengan banyak pihak.

Emas dihormati bukan karena kilaunya semata, melainkan karena komitmennya terhadap kebenaran dan sikapnya yang tidak mudah terpengaruh oleh rasa kasihan atau emosi.

Melalui kisah ini, Gus Baha ingin mengingatkan bahwa kemuliaan dan derajat tinggi di sisi Allah tidak selalu berkaitan dengan posisi sosial atau bentuk fisik, tapi dengan integritas, kejujuran, dan sikap yang kokoh dalam membela yang benar.

Makna dan Tujuan Doa Tirakat dalam Islam

Stylesphere – Doa tirakat merupakan bentuk ikhtiar spiritual yang dijalankan oleh seorang Muslim dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT. Amalan ini biasanya disertai dengan pengorbanan, pengendalian diri, dan pengekangan terhadap keinginan duniawi. Melalui tirakat, seseorang berharap agar segala hajat dan keinginannya mendapat ridha dan dikabulkan oleh Allah.

Tirakat memiliki nilai yang sangat penting dalam tradisi keislaman, khususnya dalam praktik keagamaan masyarakat Indonesia. Ini bukan sekadar amalan lahiriah, tetapi sebuah jalan batiniah menuju kebahagiaan sejati dengan cara menjauhkan diri dari hal-hal yang bersifat duniawi.

Secara etimologis, istilah “tirakat” berasal dari bahasa Arab thariqah, yang berarti jalan atau metode. Dalam konteks keagamaan, tirakat merujuk pada usaha spiritual yang dilakukan dengan amalan-amalan tertentu untuk menapaki jalan menuju kedekatan dengan Allah SWT.

Tirakat biasanya dilakukan dalam berbagai bentuk, seperti berpuasa, memperbanyak ibadah malam (qiyamul lail), zikir, dan membaca doa-doa tertentu. Amalan ini diyakini mampu membersihkan jiwa, menenangkan hati, serta memperkuat keteguhan iman dan tawakal seseorang dalam menghadapi berbagai ujian hidup.

Dengan melaksanakan doa tirakat, seorang Muslim menunjukkan kesungguhan dan ketulusan niat dalam berdoa serta menjadikan dirinya lebih siap menerima takdir yang ditetapkan oleh Allah, baik yang sesuai harapan maupun tidak. Karena pada hakikatnya, tirakat bukan hanya tentang menggapai keinginan, tetapi juga tentang melatih diri untuk sabar, ikhlas, dan semakin yakin kepada kekuasaan-Nya.

Berikut rangkuman lengkap Anugerahslot Islamic untuk anda.

Tradisi Tirakat dalam Sejarah dan Ajaran Islam

Tirakat merupakan tradisi spiritual yang telah dipraktikkan sejak masa Nabi Muhammad SAW. Para sahabat Rasul dikenal sebagai pribadi yang senantiasa mengisi siangnya dengan puasa dan malam harinya dengan bermunajat serta memperbanyak ibadah kepada Allah SWT. Praktik ini kemudian diwariskan dan diteruskan oleh para ulama serta tokoh-tokoh spiritual Nusantara sebagai bagian dari upaya mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.

Dalam buku Nasihat-Nasihat Hikmah Para Sesepuh Nusantara, disebutkan bahwa tirakat merupakan jalan menuju kebahagiaan sejati. Seorang Muslim yang menjalani tirakat siap meninggalkan kemewahan dan kesenangan dunia demi meraih kehidupan akhirat yang abadi. Ini adalah bentuk pengorbanan jiwa dan raga yang mencerminkan kesungguhan dalam mencari ridha Allah SWT.

Pada intinya, tirakat mengajarkan kerelaan untuk hidup sederhana dan penuh kesabaran guna mengendalikan hawa nafsu. Mereka yang menapaki jalan ini percaya bahwa dengan menahan diri dari keinginan duniawi, mereka akan memperoleh kemuliaan di sisi Allah.

Hal ini sejalan dengan firman Allah dalam Surah Al-Isra ayat 29, yang memperingatkan umat Islam agar tidak mengikuti hawa nafsu secara berlebihan, karena dapat menjerumuskan pada kesengsaraan dan penyesalan. Dengan demikian, tirakat menjadi salah satu bentuk nyata dalam mengamalkan ajaran tersebut melalui laku hidup yang penuh kesadaran dan pengendalian diri.

Mengenal Hizib Barqi: Doa Perlindungan dan Penguat Mental

Hizib merupakan kumpulan doa-doa pilihan yang disusun oleh para ulama dan tabi’in sebagai sarana memohon pertolongan Allah SWT dalam menghadapi berbagai persoalan, baik urusan dunia maupun akhirat. Amalan ini biasanya dibaca secara rutin (wirid) dan dipercaya memiliki manfaat yang luas, mulai dari perlindungan diri hingga pengabulan hajat tertentu. Salah satu hizib yang cukup dikenal dalam tradisi keislaman adalah Hizib Barqi.

Menurut buku The Secret of Santet karya A. Masruri dkk. (2010), Hizib Barqi memiliki keutamaan sebagai pelindung diri dari ancaman, baik yang bersifat fisik maupun nonfisik. Bacaan hizib ini diyakini dapat melemahkan mental lawan, menutup indera pendengaran dan penglihatan mereka, serta meningkatkan kewibawaan bagi orang yang mengamalkannya. Oleh karena itu, pengamal Hizib Barqi sering kali disegani oleh kawan maupun lawan.

Agar manfaat dari Hizib Barqi dapat diraih secara maksimal, pengamalannya biasanya disertai dengan tirakat, seperti melakukan puasa tertentu atau amalan penunjang lainnya. Dalam buku Antologi NU karya Soeleiman Fadeli (2007), dijelaskan bahwa bacaan hizib umumnya mengandung untaian sholawat, kalimat thayyibah, serta dimulai dengan pembacaan dua kalimat syahadat sebagai bentuk penguatan tauhid sebelum memasuki doa utama.

Dengan niat yang ikhlas dan pengamalan yang konsisten, Hizib Barqi bukan hanya menjadi sarana spiritual, tetapi juga membentuk keteguhan batin dan keyakinan kepada Allah SWT sebagai satu-satunya tempat bergantung.

Panduan Mengamalkan Hizib Barqi: Bacaan, Arti, dan Tirakat

Sebelum memulai pengamalan Hizib Barqi, disarankan untuk membaca dua kalimat syahadat terlebih dahulu. Ini menjadi pembuka dan penguat niat, serta bentuk penegasan tauhid sebelum melantunkan doa-doa yang terkandung dalam hizib. Pengamalan Hizib Barqi biasanya dilakukan sebagai bagian dari tirakat, khususnya ketika seseorang memiliki hajat tertentu atau membutuhkan perlindungan spiritual.

Teks Bacaan Hizib Barqi

Bacaan Arab:

نَرُدُّ بِكَ الْأَعْدَاءَ مِنْ كُلِّ وِجْهَةٍ، وَبِالْاِسْمِ نَرْمِيهِمْ مِنَ الْبُعْدِ بِالشَّتَاتِ. فَأَنْتَ رَجَائِي يَا إِلَهِي وَسَيِّدِي، فَفَرِّقْ لَمِيمَ الْجَيْشِ إِنْ رَامَ بِغَلَطٍ.

Bacaan Latin:

Naruddu bikal a‘daa-a minkulli wijhatin,
Wabil ismi narmihim minal bu‘di bis syatat.
Fa anta raja’i ya ilahii wa sayyidi,
Fafarriq lamimal jaisyi in raama bi ghalat.

Terjemahan (Arti):

“Dengan nama-Mu kami menolak musuh-musuh dari segala arah. Dengan nama Allah kami melempari mereka dari jauh dengan keceraiberaian. Engkau adalah tempat aku berharap, wahai Tuhanku dan Tuanku. Maka cerai-beraikanlah pasukan musuh, jika mereka berniat jahat kepadaku.”

Tirakat untuk Hizib Barqi

Agar memperoleh manfaat spiritual yang maksimal, hizib ini sering diamalkan bersamaan dengan tirakat tertentu. Salah satu bentuk tirakat yang dianjurkan adalah:

  • Puasa selama tujuh hari berturut-turut,
  • Dengan pantangan: tidak mengonsumsi makanan yang berasal dari makhluk bernyawa (seperti daging, ikan, atau unggas).

Tirakat ini bukan hanya bertujuan untuk menyucikan jiwa dan raga, tapi juga sebagai bentuk kesungguhan dalam memohon pertolongan Allah SWT.

Macam-Macam Hizib dan Khasiatnya dalam Doa Tirakat

Selain Hizib Barqi, dalam tradisi Islam—khususnya di kalangan para pencari jalan spiritual (salik)—terdapat berbagai jenis hizib yang diamalkan sebagai bentuk doa tirakat. Hizib-hizib ini disusun oleh para wali Allah, ulama sufi, atau tokoh tarekat, dan umumnya berisi ayat-ayat Al-Qur’an, dzikir, doa, serta shalawat. Tujuannya adalah memohon perlindungan, keberkahan, dan pertolongan Allah SWT dalam menghadapi beragam persoalan kehidupan.

Berikut beberapa hizib yang populer dan fadhilah (keutamaannya) masing-masing:

1. Hizib Abu Bakar Sakron

Hizib ini dikenal sebagai penangkal sihir, ilmu hitam, dan kejahatan manusia. Selain itu, hizib ini kerap diamalkan sebagai pagar gaib untuk menjaga rumah, kantor, hingga lahan pertanian dan perkebunan dari gangguan makhluk halus atau niat jahat manusia.

2. Hizib Al-Barri

Merupakan salah satu amalan dalam Tarekat Asy-Sadziliyah, Hizib Al-Barri berfungsi sebagai pelindung dan penyelamat dari berbagai bentuk marabahaya, baik yang terlihat maupun tidak. Diamalkan oleh mereka yang sering berada dalam perjalanan atau pekerjaan berisiko.

3. Hizib ‘Aly

Hizib ini diyakini memiliki keutamaan dalam memohon keselamatan, kekuatan spiritual, keberanian, dan kesaktian. Selain itu, ia juga dapat digunakan untuk melumpuhkan lawan, serta menangkal serangan sihir dan gangguan batin lainnya. Cocok diamalkan oleh mereka yang berada di garis depan konflik atau tanggung jawab berat.

4. Hizib Andarun

Berfungsi sebagai perisai batin dalam menghadapi permusuhan. Jika diamalkan oleh seseorang yang berada di pihak yang benar, lawan yang berniat jahat diyakini akan kehilangan kemampuannya untuk melihat, mendengar, berbicara, atau bergerak terhadap pengamal hizib tersebut.

5. Hizib Autad

Hizib ini dikenal membawa manfaat dalam urusan duniawi dan spiritual, seperti:

  • Memudahkan terkabulnya cita-cita,
  • Menambah karisma dan wibawa,
  • Melancarkan rezeki,
  • Serta melindungi dari bahaya yang datang dari manusia maupun makhluk halus.

Penutup

Setiap hizib memiliki kekhususan dan fadhilah tersendiri. Namun yang terpenting, pengamalan hizib harus dilakukan dengan niat yang tulus, keyakinan penuh, serta adab dan etika spiritual yang sesuai dengan syariat. Mengamalkan hizib juga termasuk dalam laku tirakat, yaitu bentuk kesungguhan hati seorang Muslim dalam mencari pertolongan Allah SWT melalui doa dan pengendalian diri.

Menanam Keberkahan: 7 Tanaman Pengusir Ular dalam Perspektif Islam

Stylesphere – Dalam ajaran Islam, menjaga keselamatan jiwa dan keluarga adalah tanggung jawab yang sangat dianjurkan. Islam menekankan pentingnya keseimbangan antara usaha lahiriah dan doa sebagai wujud tawakal kepada Allah SWT.

Salah satu bentuk ikhtiar yang bisa dilakukan untuk melindungi rumah dari ancaman makhluk berbahaya seperti ular adalah dengan memanfaatkan kekuatan alam ciptaan Allah. Di antara cara alami tersebut adalah menanam tumbuhan yang diketahui mampu mengusir ular secara efektif.

Baca Juga : Waspada Kehadiran Ular: Ini 8 Cara Islami Agar Ular Tidak Mendekat ke Rumah

Menariknya, beberapa tanaman yang dikenal dalam pengobatan Islam dan disebut dalam Al-Qur’an juga diyakini memiliki khasiat dalam menghalau ular. Tumbuhan-tumbuhan ini tidak hanya membawa manfaat dari segi kesehatan dan estetika, tetapi juga memiliki nilai spiritual karena keterkaitannya dengan sunnah Nabi Muhammad ﷺ dan tradisi thibbun nabawi (pengobatan ala Nabi).

Berikut ini Anugerahslot Islamic rangkum tujuh tanaman yang dikenal ampuh mengusir ular, sekaligus mendatangkan keberkahan jika ditanam di pekarangan rumah, seperti dikutip dari berbagai sumber, Selasa (22/07/25):

Tumbuhan yang Ditakuti Ular

1. Bawang Putih (Allium sativum)

Bawang putih disebutkan dalam Al-Qur’an secara tidak langsung melalui jenis tumbuhan yang diminta Bani Israil dalam surah Al-Baqarah (2:61).

Aromanya yang kuat ternyata sangat tidak disukai oleh ular. Banyak ulama herbal juga menggunakan bawang putih sebagai bahan pengusir hama secara alami.

Nilai Islami: Termasuk tanaman yang disebut dalam konteks Al-Qur’an dan memiliki banyak manfaat kesehatan.

2. Rue (Ruta graveolens)

Dalam pengobatan Islam dan pengobatan tradisional Timur Tengah, rue dikenal sebagai tanaman pelindung dari gangguan jin dan hewan berbisa. Aromanya menyengat dan membuat ular enggan mendekat.

Catatan Islami: Banyak digunakan oleh tabib Muslim zaman dahulu sebagai penangkal gangguan makhluk halus dan racun.

3. Zaitun (Olea europaea)

Zaitun adalah tanaman yang diberkahi, disebut dalam Al-Qur’an (Surah An-Nur: 35). Meski bukan tanaman pengusir ular secara langsung, pohon zaitun memiliki aroma dan minyak yang digunakan dalam pengobatan ruqyah. Kulit batang dan daunnya juga bisa digunakan sebagai penghalau beberapa jenis reptil.

Keutamaan: Disebut langsung dalam Al-Qur’an sebagai pohon yang diberkahi.

4. Serai Wangi (Cymbopogon citratus)

Meskipun tidak secara spesifik disebut dalam Al-Qur’an atau Hadis, serai wangi sangat populer di dunia Islam, terutama dalam pengobatan herbal. Aromanya yang kuat (citronella) efektif mengusir ular dan serangga.

Manfaat Islami: Banyak digunakan dalam thibbun nabawi (pengobatan Nabi) untuk menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan.

Tumbuhan yang Ditakuti Ular (5-7)

5. Kurma (Phoenix dactylifera)

Kurma adalah buah yang sangat dimuliakan dalam Islam, bahkan sering disebut dalam Al-Qur’an. Meski tidak secara langsung mengusir ular, sisa daun, biji, dan batang kurma yang dikeringkan kadang digunakan sebagai bahan pengasapan alami yang membuat ular enggan datang.

Nilai Islami: Disebut lebih dari 20 kali dalam Al-Qur’an dan dicontohkan oleh Nabi sebagai makanan utama.

6. Mint (Mentha spp.)

Mint sering digunakan dalam pengobatan tradisional Arab dan dunia Islam. Aromanya yang tajam berfungsi sebagai pengusir ular secara alami. Mint juga digunakan dalam banyak ramuan ruqyah herbal.

Nilai tambah: Memberikan kesegaran, cocok sebagai tanaman herbal sunnah.

7. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza)

Meski tidak berasal dari Timur Tengah, temulawak dikenal di kalangan pengobatan Islami modern sebagai tanaman yang membersihkan tubuh dari racun. Aromanya juga membantu menjauhkan reptil, termasuk ular.

Keutamaan: Dikenal dalam pengobatan tradisional yang sejalan dengan prinsip thibbun nabawi.

Islam sangat menganjurkan umatnya untuk menjaga kebersihan, kesehatan, dan keselamatan lingkungan. Menanam tumbuhan Islami yang berfungsi sebagai pengusir ular merupakan bentuk ikhtiar yang tidak hanya bermanfaat secara duniawi, tapi juga bernilai ibadah. Dengan memanfaatkan tumbuhan yang dicontohkan dalam Al-Qur’an dan Sunnah, kita bisa menghadirkan keberkahan di pekarangan rumah.

“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakkal.” (Surah Ali Imran: 159).

Arab Saudi Berduka: Pangeran Al Waleed bin Khaled Meninggal Dunia Setelah 20 Tahun Koma

Stylesphere – Kerajaan Arab Saudi tengah diselimuti duka mendalam atas wafatnya Pangeran Al Waleed bin Khaled bin Talal Al Saud, yang selama ini dikenal luas dengan julukan “Pangeran Tidur”. Pangeran Al Waleed mengembuskan napas terakhirnya pada usia 36 tahun, setelah menjalani masa koma selama hampir dua dekade akibat kecelakaan tragis yang menimpanya.

Tragedi bermula pada tahun 2005, ketika Pangeran Al Waleed mengalami kecelakaan lalu lintas yang parah. Insiden tersebut menyebabkan cedera otak serius dan pendarahan internal, yang membuatnya terbaring tanpa kesadaran selama bertahun-tahun. Meski harapan medis tipis, keluarganya terus memberikan dukungan dan perawatan terbaik selama dua puluh tahun penuh harapan dan doa.

Kepergian Pangeran Al Waleed tak hanya menjadi duka bagi keluarga Kerajaan, tetapi juga menyentuh hati masyarakat luas yang telah mengikuti kisahnya selama ini. Salah satu sosok yang paling menyentuh dalam perjalanan panjang ini adalah ayahanda sang pangeran, Pangeran Khaled bin Talal, yang dengan penuh ketabahan mendampingi dan merawat putranya hingga ajal menjemput. Kesabaran dan cinta sang ayah menjadi simbol pengabdian keluarga yang tak tergoyahkan oleh waktu.

Dalam sebuah unggahan di akun media sosial X, Pangeran Khaled menyampaikan kabar duka tersebut dengan menyertakan kutipan dari Surah Al-Fajr ayat 27–30:

“Wahai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha dan diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku.”

Kepergian Pangeran Al Waleed menjadi akhir dari sebuah kisah perjuangan panjang yang tak hanya menyentuh ranah medis, tetapi juga menggugah sisi kemanusiaan. Kisahnya menjadi pengingat akan cinta, kesabaran, dan keimanan dalam menghadapi ujian hidup, serta bukti bahwa pengabdian keluarga sejati melampaui ruang dan waktu.

Duka Mendalam di Arab Saudi: Pangeran Al Waleed bin Khaled bin Talal Wafat Setelah 20 Tahun Koma

Kerajaan Arab Saudi tengah berduka atas wafatnya Pangeran Al Waleed bin Khaled bin Talal Al Saud, yang dikenal luas sebagai “Pangeran Tidur”. Pangeran Al Waleed meninggal dunia pada usia 36 tahun, setelah menjalani masa koma selama hampir dua dekade akibat kecelakaan lalu lintas tragis pada tahun 2005 yang menyebabkan cedera otak parah dan pendarahan internal.

Informasi wafatnya disampaikan langsung oleh sang ayah, Pangeran Khaled bin Talal bin Abdulaziz, melalui akun media sosial X. Dalam unggahan tersebut, ia menyampaikan kabar duka dengan menyertakan kutipan dari Surah Al-Fajr ayat 28–30:

“Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha dan menyenangkan [Nya], dan masuklah ke dalam surga-Ku…”

Pangeran Khaled menulis dengan penuh rasa kehilangan:

“Dengan hati yang meyakini kehendak dan ketetapan Allah, dan dengan duka yang mendalam, kami berduka atas putra kami tercinta,” tulisnya melalui akun X @allah_cure_dede, dikutip Anugerahslot islamic Senin (21/7/2025).

Selama hampir 20 tahun masa koma, Pangeran Al Waleed menjadi simbol kekuatan cinta dan kesetiaan keluarga. Ayahnya dikenal sebagai sosok yang tak pernah menyerah, terus mendampingi dan merawat sang anak dengan sabar dan penuh harapan, meski kondisi medis tak menunjukkan tanda pemulihan signifikan.

Kisah hidup Pangeran Al Waleed dan perjuangan ayahnya telah menyentuh banyak hati, tidak hanya di kalangan rakyat Arab Saudi, tetapi juga masyarakat internasional. Kepergian beliau menjadi penutup dari sebuah perjalanan panjang penuh ujian, kesabaran, dan pengharapan.

Kini, sang Pangeran telah kembali ke hadirat Ilahi. Warisan kisahnya akan selalu dikenang sebagai simbol kasih sayang abadi antara ayah dan anak, serta pelajaran tentang ketabahan dan keikhlasan dalam menghadapi takdir Ilahi.

Duka Arab Saudi: Pangeran Al Waleed bin Khaled Meninggal Setelah 20 Tahun Koma, Sang Ayah Kutip Surah Al-Fajr

Kerajaan Arab Saudi berduka atas wafatnya Pangeran Al Waleed bin Khaled bin Talal Al Saud, sosok yang selama ini dikenal sebagai “Pangeran Tidur”. Pada usia 36 tahun, Pangeran Al Waleed meninggal dunia setelah hampir dua dekade menjalani masa koma akibat kecelakaan mobil tragis pada 2005 yang menyebabkan cedera otak serius dan pendarahan internal.

Kabar duka ini disampaikan langsung oleh sang ayah, Pangeran Khaled bin Talal bin Abdulaziz, melalui akun media sosial X (@allah_cure_dede). Dalam unggahannya yang menyentuh, beliau mengawali pengumuman dengan kutipan dari Surah Al-Fajr ayat 27–30:

يٰٓاَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَىِٕنَّةُۙ ارْجِعِيْٓ اِلٰى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً ۚ فَادْخُلِيْ فِيْ عِبٰدِيْۙ وَادْخُلِيْ جَنَّتِيْ ࣖࣖ
“Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang rida dan diridai-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku.” (Q.S. Al-Fajr [89]: 27–30)

Pangeran Khaled menuliskan kalimat duka yang penuh keikhlasan:

“Dengan hati yang meyakini kehendak dan ketetapan Allah, dan dengan duka yang mendalam, kami berduka atas putra kami tercinta.”

Ayat yang dikutip tersebut memiliki kedalaman makna spiritual yang luar biasa. Menurut sejumlah tafsir, seperti yang dihimpun dari TafsirWeb.com, ayat-ayat ini menggambarkan panggilan lembut Allah kepada jiwa seorang mukmin yang tenang, yakni jiwa yang dalam hidupnya dipenuhi dengan iman dan amal saleh.

Beberapa penjelasan ulama tafsir terkait ayat-ayat ini antara lain:

  • Tafsir al-Mukhtashar menyebut bahwa yang dimaksud “jiwa yang tenang” adalah jiwa yang kembali kepada Rabb-nya dalam keadaan rida atas pahala yang dijanjikan dan diridai karena amal salehnya.
  • Zubdatut Tafsir menambahkan, “Masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba-Ku” berarti bergabunglah bersama golongan orang-orang yang saleh dan dekat dengan Allah.
  • Dalam Tafsir al-Wajiz, kalimat “Masuklah ke dalam surga-Ku” dijelaskan sebagai bentuk kemuliaan yang tak tertandingi, karena Allah sendiri yang memanggil dan menyambut jiwa tersebut ke surga-Nya.

Beberapa ulama juga mengaitkan turunnya ayat ini dengan tokoh-tokoh mulia seperti Hamzah bin Abdul Muthalib dan Utsman bin Affan, yang dikenal karena keimanan dan pengorbanannya.

Kisah Pangeran Al Waleed bukan hanya tentang tragedi medis, tetapi juga tentang keteguhan cinta dan kesabaran seorang ayah yang tak henti berharap akan kesembuhan anaknya. Selama hampir 20 tahun, Pangeran Khaled terus berada di sisi sang anak, menjadi simbol kekuatan cinta keluarga dan pengabdian tanpa batas.

Kini, perjuangan itu telah mencapai akhirnya. Pangeran Al Waleed telah kembali ke haribaan Ilahi, meninggalkan warisan kisah yang menyentuh banyak hati. Ungkapan dari sang ayah yang dibalut dengan ayat Al-Qur’an memperlihatkan bahwa kepergian sang putra bukan hanya duka, tetapi juga bentuk pengembalian jiwa yang tenang kepada Sang Pencipta, dengan harapan diterima di antara hamba-hamba-Nya yang mulia.

Doa Agar Dagangan Laris dan Usaha Mendapat Keberkahan

stylesphere – Dalam menjalankan usaha, selain strategi dan kerja keras, penting bagi seorang muslim untuk memulai dengan doa sebagai bentuk pengharapan dan tawakal kepada Allah SWT. Doa tidak hanya membuka pintu keberkahan, tapi juga memperkuat niat baik serta ketabahan dalam menghadapi tantangan bisnis.

Berikut dua doa yang bisa diamalkan sebelum dan selama menjalankan usaha agar dagangan laris, bisnis berkembang, dan dilimpahi keberkahan:

1. Doa Sebelum Berdagang atau Memulai Usaha

📖 Lafal Arab:

بِسْمِ اللهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ الْعَلِي الْعَظِيمِ

📜 Latin:

Bismillāhi tawakkaltu ‘alallāhi lā ḥaula wa lā quwwata illā billāhil ‘aliyyil ‘azhim.

💬 Artinya:

“Dengan nama Allah, aku berserah diri kepada Allah. Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung.”

Doa ini baik dibaca setiap kali hendak memulai usaha, membuka toko, atau menjajakan dagangan. Sebagai bentuk tawakal, doa ini menanamkan keyakinan bahwa segala usaha harus disandarkan pada kekuatan Allah SWT.

2. Doa untuk Memohon Keberkahan dan Kemajuan Bisnis

Doa ini diambil dari rangkaian ayat dalam Surah Al-Hasyr ayat 22–24, yang memuat nama-nama Allah (Asmaul Husna) dan dianjurkan untuk dibaca sebagai bentuk pengagungan terhadap-Nya dan permohonan keberkahan dalam segala usaha.

📖 Lafal Arab:

هُوَ اللّٰهُ الَّذِيْ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِۚ هُوَ الرَّحْمٰنُ الرَّحِيْمُ
هُوَ اللّٰهُ الَّذِيْ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ ۚ اَلْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلٰمُ الْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ الْعَزِيْزُ الْجَبَّارُ الْمُتَكَبِّرُۗ سُبْحٰنَ اللّٰهِ عَمَّا يُشْرِكُوْنَ
هُوَ اللّٰهُ الْخَالِقُ الْبَارِئُ الْمُصَوِّرُ لَهُ الْاَسْمَاۤءُ الْحُسْنٰىۗ يُسَبِّحُ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ

📜 Latin:

Huwallāhul-lażī lā ilāha illā huw(a), ‘ālimul-gaibi wasy-syahādah(ti), huwar-raḥmānur-raḥīm(u).
Huwallāhul-lażī lā ilāha illā huw(a), al-malikul-quddūsus-salāmul-mu’minul-muhaiminul-‘azīzul-jabbārul-mutakabbir(u), subḥānallāhi ‘ammā yusyrikūn(a).
Huwallāhul-khāliqul-bāri’ul-muṣawwiru lahul-asmā’ul-ḥusnā, yusabbiḥu lahū mā fis-samāwāti wal-arḍ(i), wa huwal-‘azīzul-ḥakīm(u).

💬 Artinya:

“Dialah Allah, tidak ada Tuhan selain Dia, Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata. Dialah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Dialah Allah, tidak ada Tuhan selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Mahasejahtera, Pemberi keamanan, Pemelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala keagungan. Mahasuci Allah dari apa yang mereka persekutukan. Dialah Allah, Sang Pencipta, Sang Pembentuk, Yang Maha Membentuk rupa. Dia memiliki nama-nama yang indah. Apa yang di langit dan di bumi bertasbih kepada-Nya. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana.”

Ayat ini diyakini mengandung Asmaul Husna yang memiliki keutamaan luar biasa, dan sangat baik dibaca untuk memohon pertolongan Allah SWT agar usaha diberi keberkahan, kemajuan, dan kesuksesan.

1. Doa Sebelum Berdagang atau Memulai Usaha

Sebelum memulai usaha, seorang Muslim dianjurkan untuk bertawakal kepada Allah SWT. Berikut bacaan doa yang dapat diamalkan:

بِسْمِ اللهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ الْعَلِي الْعَظِيمِ
Bismillāhi tawakkaltu ‘alallāh, lā ḥaula wa lā quwwata illā billāhil ‘aliyyil ‘azhīm.

Artinya:
“Dengan nama Allah, aku berserah diri kepada-Nya. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung.”

2. Doa Agar Bisnis Berkah, Maju, dan Sukses

Ayat-ayat berikut mengandung nama-nama Allah yang agung dan sangat dianjurkan dibaca untuk memohon keberkahan usaha:

هُوَ اللّٰهُ الَّذِيْ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ… (Surah Al-Hasyr: 22–24)
Huwallāhul-lażī lā ilāha illā huw(a)…

Artinya:
“Dialah Allah, tiada Tuhan selain Dia, Yang Mengetahui yang gaib dan nyata, Maha Pengasih, Maha Penyayang. Dialah Allah, tiada Tuhan selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Maha Sejahtera, Pemberi Keamanan, Maha Mengawasi, Maha Perkasa, Maha Kuasa, dan Pemilik Keagungan. Maha Suci Allah dari segala yang mereka persekutukan. Dialah Allah, Pencipta, Pembuat, dan Pembentuk rupa. Bagi-Nya nama-nama terbaik. Segala yang di langit dan di bumi bertasbih kepada-Nya. Dialah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana.”

3. Doa Agar Dagangan Laris dan Menguntungkan

Doa ini memohon kepada Allah SWT agar diberikan rezeki yang luas tanpa kesulitan:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ أَنْ تَرْزُقَنِي رِزْقًا حَلَالاً وَاسِعًا…
Allāhumma innī as-aluka an tarzuqanī rizqan ḥalālan wāsi’an ṭayyiban…

Artinya:
“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu rezeki yang halal, luas, dan baik, tanpa susah payah, tanpa beban, tanpa kesulitan, dan tanpa kelelahan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

4. Doa Agar Berhasil dalam Berdagang

Untuk kesuksesan yang menyeluruh dalam berdagang, doa berikut dapat dibaca dengan penuh harap:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ صِحَّةً فِي إِيْمَانٍ…
Allāhumma innī as-aluka ṣiḥḥatan fī īmānin…

Artinya:
“Ya Allah, aku mohon kepada-Mu kesehatan dalam keimanan, iman yang disertai akhlak mulia, kesuksesan yang diikuti dengan keberuntungan, serta curahan rahmat, keselamatan, ampunan, dan ridha-Mu.”

5. Doa Agar Dagangan Laris dan Mendatangkan Banyak Keuntungan

Doa ini berisi seruan kepada nama-nama Allah yang indah untuk memohon limpahan rezeki:

اللَّهُمَّ يَا أَحَدُ يَا وَاحِدُ يَا مَوْجُودُ…
Allāhumma yā Aḥad, yā Wāḥid, yā Mawjūd…

Artinya:
“Ya Allah, wahai Dzat Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Mu. Wahai Dzat Yang Maujud, Maha Pemurah, Maha Dermawan, Maha Luas Pemberian, Maha Kaya, Maha Pemberi, Maha Pembuka Rezeki, Maha Mengetahui, Maha Hidup, Maha Mengurus, Maha Penyayang, Maha Pengasih, Pencipta langit dan bumi, Pemilik Keagungan dan Kemuliaan, Dzat Yang Maha Pemurah lagi Maha Pemberi. Limpahkanlah kepadaku anugerah kebaikan dari sisi-Mu yang membuatku tak lagi bergantung kepada selain Engkau.”

Perdagangan dalam Sejarah Islam: Jejak Profesi Para Nabi

Dalam Islam, berdagang bukanlah sekadar profesi biasa. Sejak dahulu, aktivitas ini telah menjadi bagian penting dalam kehidupan umat manusia—bahkan para nabi pun dikenal memiliki latar belakang sebagai pekerja keras di bidang perdagangan dan keahlian tangan.

Nabi Muhammad SAW sendiri adalah contoh nyata pedagang yang sukses sebelum diangkat menjadi rasul. Kejujuran, amanah, dan integritas beliau dalam berniaga membuatnya sangat dihormati di kalangan masyarakat Quraisy. Saking dipercayanya, Khadijah RA—seorang saudagar wanita yang kaya dan terpandang—menyerahkan urusan perdagangannya kepada Rasulullah, hingga akhirnya mereka menikah.

Dalam buku Hukum Bisnis Syariah karya Dr. Mardani disebutkan bahwa profesi berdagang termasuk salah satu pekerjaan paling tua di dunia. Para nabi terdahulu pun bekerja keras untuk menghidupi diri mereka. Misalnya, Nabi Daud dikenal sebagai pandai besi, Nabi Idris seorang penjahit, dan Nabi Musa pernah menjadi penggembala kambing.

Rasulullah SAW juga memberikan perhatian khusus pada etika dalam perdagangan. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, beliau bersabda:

“Jika keduanya (penjual dan pembeli) jujur dan terbuka, maka Allah akan memberkahi jual beli mereka. Namun jika mereka berdusta dan menyembunyikan, maka keberkahan jual beli itu akan hilang.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam hadits lainnya, Rasulullah menegaskan pentingnya bekerja keras:

“Sebaik-baik penghasilan adalah dari pekerjaan tangan sendiri dan setiap jual beli yang mabrur (jujur dan halal).” (HR. Ahmad dan Thabrani)

Meski hadits populer yang berbunyi “sembilan dari sepuluh pintu rezeki ada dalam perdagangan” tergolong lemah (dha’if) menurut sebagian ulama, namun nilai motivatifnya tetap bisa diambil. Intinya, berdagang memang merupakan salah satu jalan terbuka untuk memperoleh rezeki yang luas—selama dijalankan dengan cara yang halal, jujur, dan penuh tanggung jawab.

Niat Sholat Qobliyah Isya: Makna, Pentingnya, dan Tata Caranya

StylesphereSholat qobliyah Isya merupakan salah satu ibadah sunnah yang dikerjakan sebelum pelaksanaan sholat fardhu Isya. Meskipun hukumnya tidak wajib, sholat ini sangat dianjurkan bagi umat Islam karena berfungsi sebagai pelengkap dan penyempurna ibadah harian. Salah satu aspek penting dalam pelaksanaan sholat sunnah ini adalah niat, yang menjadi penentu sah atau tidaknya suatu ibadah.

Pentingnya Niat dalam Sholat Qobliyah Isya

Niat adalah inti dari setiap ibadah. Dalam konteks sholat sunnah qobliyah Isya, niat menjadi penanda bahwa ibadah yang akan dilakukan adalah ibadah sunnah dua rakaat sebelum Isya, bukan ibadah lainnya. Hal ini sejalan dengan penjelasan dalam jurnal Konsep Niat dalam Ibadah: Studi Fikih dan Psikologi Islam oleh Dedi Sutardi yang dimuat dalam Jurnal Al-Adyan (Vol. 13, No. 2, 2018). Dalam kajian tersebut, niat memiliki dua dimensi penting: aspek syar‘i dan aspek psikologis.

  • Secara syar‘i, niat berfungsi untuk membedakan jenis-jenis ibadah, termasuk sholat wajib dan sunnah.
  • Secara psikologis, niat merupakan bentuk kesadaran dan kesiapan jiwa seseorang dalam melaksanakan ibadah dengan penuh keikhlasan.

Dengan kata lain, niat bukan hanya sekadar ucapan, tetapi juga refleksi dari kesungguhan hati dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Berikut Anugerahslot islamic ulas selengkapnya niat sholat qobliyah isya melansir dari berbagai sumber, Sabtu (19/7/2025).

Tata Cara Sholat Qobliyah Isya

Sholat qobliyah Isya dilakukan sebanyak dua rakaat dan dikerjakan secara munfarid (sendirian), bukan berjamaah. Waktu pelaksanaannya adalah setelah adzan Isya berkumandang, tetapi sebelum sholat fardhu Isya didirikan. Berikut adalah contoh lafaz niat yang dapat dibaca dalam hati sebelum memulai sholat:

Ushalli sunnatal Isya qabliyatan rak‘ataini lillahi ta‘ala
Artinya: Aku niat sholat sunnah qobliyah Isya dua rakaat karena Allah Ta‘ala.

Penting untuk diingat bahwa niat cukup dilafazkan di dalam hati, dan tidak harus diucapkan dengan lisan. Namun, sebagian ulama membolehkan pengucapan lisan sebagai bentuk membantu konsentrasi dan penguatan niat di dalam hati.

Keutamaan dan Manfaat Sholat Qobliyah Isya

Walaupun tidak sepopuler sholat sunnah rawatib lainnya seperti qobliyah Subuh atau ba’diyah Maghrib, sholat sunnah sebelum Isya tetap memiliki nilai keutamaan. Di antara manfaatnya:

Melatih kedisiplinan dan keikhlasan dalam menjalankan ibadah tanpa pamrih atau paksaan.

Menambah pahala dan memperbanyak amalan sunnah.

Menyempurnakan kekurangan dalam sholat wajib, sebagaimana disebutkan dalam berbagai hadits bahwa sholat sunnah berfungsi sebagai pelengkap jika ada kekurangan dalam sholat fardhu.

Dengan memahami makna dan tata cara sholat qobliyah Isya, seorang Muslim diharapkan dapat lebih khusyuk dan istiqamah dalam memperbanyak amal ibadah sunnah. Meskipun tidak diwajibkan, pelaksanaan sholat sunnah ini menjadi salah satu bentuk kecintaan seorang hamba kepada Rabb-nya.

Memahami Status Sholat Qobliyah Isya: Sunnah Ghairu Muakkadah yang Tetap Bermakna

Sholat qobliyah Isya merupakan salah satu bentuk ibadah sunnah yang dilakukan sebelum pelaksanaan sholat fardhu Isya. Meskipun termasuk dalam kelompok sholat sunnah rawatib, statusnya berbeda dengan rawatib yang sangat dianjurkan (muakkadah). Ibadah ini tetap memiliki nilai dan keutamaan tersendiri meskipun tidak termasuk kebiasaan rutin Rasulullah ﷺ.

Klasifikasi Sholat Sunnah Rawatib

Dalam karya besar Al-Majmu’ Syarh al-Muhadzdzab karya Imam Nawawi, dijelaskan bahwa sholat rawatib terbagi menjadi dua kategori utama:

  • Muakkadah (sangat dianjurkan): sholat sunnah yang secara konsisten dilakukan oleh Nabi Muhammad ﷺ dan memiliki dasar yang kuat dalam hadits shahih.
  • Ghairu muakkadah (tidak terlalu ditekankan): sholat sunnah yang terkadang dilakukan Nabi, namun tidak secara rutin, atau tidak ada riwayat yang kuat menyatakan bahwa beliau selalu mengerjakannya.

Sholat qobliyah Isya masuk dalam kategori yang kedua. Menurut Imam Nawawi, tidak terdapat dalil yang shahih dan tegas yang menyatakan bahwa Nabi ﷺ senantiasa melaksanakan sholat sunnah sebelum Isya. Oleh karena itu, ibadah ini tidak tergolong sunnah muakkadah.

Hadis Tentang Sholat Rawatib

Dasar klasifikasi ini merujuk pada hadis shahih yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim. Dalam hadis tersebut, Nabi ﷺ menyebutkan sholat rawatib muakkadah sebagai berikut:

  • Dua rakaat sebelum Subuh.
  • Dua rakaat sebelum dan dua sesudah Zuhur.
  • Dua rakaat setelah Maghrib.
  • Dua rakaat setelah Isya.

Tidak disebutkan adanya sholat sunnah sebelum Isya dalam daftar tersebut, sehingga ulama menyimpulkan bahwa qobliyah Isya bukan termasuk dalam sunnah yang ditekankan.

Bolehkah Melaksanakan Sholat Qobliyah Isya?

Meskipun tidak tergolong sunnah muakkadah, bukan berarti sholat qobliyah Isya tidak boleh dilakukan. Dalam Fiqh Sunnah karya Sayyid Sabiq, disebutkan bahwa meskipun Nabi ﷺ tidak menjadikannya kebiasaan tetap, tidak ada larangan untuk melakukannya. Seorang Muslim yang ingin melaksanakan sholat sunnah dua rakaat sebelum Isya tetap boleh melakukannya, selama diniatkan sebagai bentuk pendekatan diri (taqarrub) kepada Allah SWT.

Ini sejalan dengan prinsip umum dalam ibadah: selama tidak ada larangan, amalan sunnah yang dilakukan dengan niat yang ikhlas tetap memiliki nilai pahala dan mendekatkan diri kepada Allah.

Kesimpulan

Sholat qobliyah Isya memang tidak termasuk dalam kategori sunnah rawatib muakkadah karena tidak ada dalil kuat yang menunjukkan bahwa Rasulullah ﷺ rutin mengerjakannya. Namun, sholat ini tetap bisa dilakukan sebagai bentuk amalan sunnah yang bernilai taqarrub kepada Allah SWT. Bagi siapa saja yang ingin menambah pahala dan memperkuat hubungan spiritualnya, melaksanakan dua rakaat sebelum Isya bisa menjadi salah satu upaya ibadah yang bermanfaat.

Niat Sholat Qobliyah Isya: Pentingnya dan Contoh Bacaan

Sholat qobliyah Isya adalah ibadah sunnah yang dikerjakan sebelum sholat fardhu Isya. Meskipun tidak wajib, pelaksanaannya sangat dianjurkan bagi mereka yang ingin memperbanyak amalan sunnah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Salah satu rukun utama yang tidak boleh ditinggalkan dalam sholat ini—seperti halnya pada sholat lainnya—adalah niat.

Pentingnya Niat dalam Sholat

Niat merupakan elemen esensial dalam setiap ibadah, termasuk dalam sholat sunnah seperti qobliyah Isya. Fungsi utama niat adalah untuk membedakan antara satu jenis ibadah dengan ibadah lainnya serta memastikan bahwa ibadah dilakukan dengan kesadaran dan tujuan yang jelas.

Tanpa niat, sholat dianggap tidak sah menurut mayoritas ulama fikih. Oleh karena itu, memahami dan menghadirkan niat dalam hati sebelum memulai sholat menjadi hal yang sangat penting.

Bacaan Niat Sholat Qobliyah Isya

Berikut adalah contoh bacaan niat sholat qobliyah Isya yang biasa digunakan:

  • Arab:
    أُصَلِّي سُنَّةَ الْعِشَاءِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
  • Latin:
    Ushalli sunnatal ‘isya’i rak‘ataini qabliyyatan lillahi ta‘ala.
  • Artinya:
    Aku niat sholat sunnah sebelum Isya dua rakaat karena Allah Ta‘ala.

Niat dalam Hati dan Pelafalan Lisan

Dalam buku Fiqh Sunnah karya Sayyid Sabiq, dijelaskan bahwa niat cukup dilakukan dalam hati tanpa harus dilafalkan. Yang terpenting adalah menghadirkan kesadaran akan jenis sholat, jumlah rakaat, dan waktu pelaksanaannya. Contoh niat dalam hati bisa berbunyi:
“Saya niat sholat sunnah sebelum Isya dua rakaat karena Allah Ta’ala.”

Namun, jika ingin dilafalkan sebagai bentuk kebiasaan atau upaya untuk membantu menghadirkan kekhusyukan, sebagian ulama memperbolehkannya. Berikut contoh lafaz niat secara lisan yang biasa digunakan:

  • Arab:
    أُصَلِّي سُنَّةَ القَبْلِيَّةِ لِلْعِشَاءِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى
  • Latin:
    Ushalli sunnatal qabliyyati lil ‘isya’i rak‘ataini lillahi ta‘ala.

Perlu dicatat bahwa pelafalan niat seperti ini tidak pernah diajarkan secara eksplisit oleh Rasulullah ﷺ, namun sejumlah ulama memperbolehkannya sebagai sarana membantu kehadiran hati dalam ibadah.

Kesimpulan

Niat adalah rukun yang sangat penting dalam pelaksanaan sholat qobliyah Isya. Meskipun sholat ini bersifat sunnah, niat tetap harus dihadirkan dengan benar agar ibadah diterima di sisi Allah SWT. Melakukannya dengan kesadaran dan ketulusan hati menjadikan sholat sunnah ini bernilai lebih sebagai bentuk pendekatan diri kepada Sang Pencipta.

Hukum Sholat Qobliyah Isya: Antara Sunnah Ghairu Muakkadah dan Ibadah yang Mubah

Sholat qobliyah Isya menjadi salah satu topik yang menarik dalam pembahasan fikih Islam, khususnya dalam konteks hukum dan status kesunnahannya. Meskipun tidak sepopuler sholat sunnah rawatib lainnya seperti sebelum Subuh atau sebelum dan sesudah Zuhur, sholat ini tetap memiliki tempat dalam khazanah ibadah sunnah umat Islam.

Perbedaan Pandangan Ulama tentang Status Hukum

Secara umum, banyak ulama yang tidak memasukkan sholat qobliyah Isya ke dalam kategori sunnah muakkadah, yaitu sunnah yang sangat dianjurkan dan rutin dikerjakan oleh Nabi Muhammad ﷺ. Sebaliknya, sholat ini lebih sering diklasifikasikan sebagai sunnah ghairu muakkadah atau bahkan sebagai ibadah mubah, yakni diperbolehkan namun tidak ditekankan.

Hal ini selaras dengan temuan dalam artikel berjudul “Analisis Sholat Sunnah Rawatib dalam Pandangan Ulama Mazhab” oleh Ahmad Khoirul Umam yang dipublikasikan dalam Jurnal Ilmiah Ilmu Ushuluddin (Volume 17, No. 2, 2018). Dalam artikel tersebut dijelaskan bahwa:

“Tidak ada kesepakatan (ijma’) dari para ulama tentang adanya sholat sunnah khusus sebelum Isya yang dilakukan secara rutin.”

Namun, sebagian ulama dari mazhab Syafi’i dan Hanbali membolehkan pelaksanaan sholat sunnah sebelum Isya berdasarkan dalil umum tentang keutamaan memperbanyak sholat sunnah. Dengan kata lain, meskipun tidak ada riwayat kuat yang menyebut Nabi ﷺ secara konsisten melakukannya, melaksanakan sholat ini tetap diperbolehkan sebagai bentuk pendekatan diri (taqarrub) kepada Allah.

Pandangan Berbeda: Sholat Qobliyah Isya sebagai Sunnah Muakkadah

Di sisi lain, dalam buku Kumpulan Risalah Bimbingan Sholat Lengkap karya Muhajir dan Abdul Gani Asykur (1989: hlm. 71), sholat qobliyah Isya justru dikategorikan sebagai sunnah muakkadah. Artinya, pelaksanaannya sangat dianjurkan karena dianggap menyempurnakan amalan sholat fardhu. Pandangan ini memperlihatkan adanya keberagaman pendapat di kalangan ulama maupun literatur keislaman klasik dan kontemporer.

Perbedaan pendapat ini menunjukkan bahwa penilaian terhadap hukum ibadah sunnah seperti qobliyah Isya sangat bergantung pada metode istinbath (penggalian hukum) yang digunakan oleh para ulama, serta kekuatan dalil yang dijadikan dasar.

Jumlah Rakaat dan Waktu Pelaksanaan

Jika dikerjakan, sholat qobliyah Isya umumnya dilakukan sebanyak dua rakaat. Namun, sebagian pendapat menyebutkan bahwa boleh dikerjakan hingga empat rakaat, terutama jika diniatkan sebagai sholat sunnah mutlak atau sunnah ghairu muakkadah. Waktu pelaksanaannya adalah setelah adzan Isya dan sebelum dimulainya sholat fardhu Isya.

Kesimpulan

Sholat qobliyah Isya tidak termasuk dalam daftar sholat sunnah rawatib muakkadah berdasarkan mayoritas pandangan ulama. Namun, pelaksanaannya tetap diperbolehkan dan bernilai ibadah apabila dilakukan dengan niat yang ikhlas. Perbedaan pandangan dalam hal ini menunjukkan fleksibilitas fikih Islam dalam menyikapi ibadah sunnah berdasarkan dalil yang ada. Bagi umat Muslim yang ingin memperbanyak amal kebaikan, sholat sunnah sebelum Isya dapat menjadi salah satu bentuk ibadah yang mendatangkan pahala dan keberkahan.

Tata Cara Sholat Qobliyah Isya yang Benar

Sholat qobliyah Isya merupakan ibadah sunnah dua rakaat yang dilaksanakan sebelum sholat fardhu Isya. Meski tidak tergolong sunnah muakkadah, sholat ini tetap dianjurkan bagi Muslim yang ingin memperbanyak amal kebaikan. Dari segi pelaksanaan, tata cara sholat qobliyah Isya pada dasarnya sama seperti sholat sunnah dua rakaat lainnya, dengan perbedaan utama terletak pada niat.

Syarat Sebelum Memulai Sholat

Sebelum melaksanakan sholat, pastikan beberapa syarat telah terpenuhi:

  • Berwudhu dan suci dari hadas kecil maupun besar.
  • Pakaian dan tubuh bersih dari najis.
  • Menutup aurat dengan pakaian yang layak.
  • Menghadap kiblat.
  • Mengetahui waktu sholat Isya telah masuk.

Langkah-langkah Pelaksanaan Sholat Qobliyah Isya

Berikut adalah urutan tata cara sholat qobliyah Isya dua rakaat:

  1. Berdiri Tegak Menghadap Kiblat
    Siapkan diri dengan khusyuk, kemudian niatkan sholat di dalam hati. Niat ini dapat pula dilafalkan sebagai bentuk penguatan niat.
  2. Takbiratul Ihram
    Angkat kedua tangan setinggi telinga sambil mengucapkan Allahu Akbar. Ini menandai dimulainya sholat.
  3. Membaca Doa Iftitah (sunnah, boleh dibaca): “Subhanakallahumma wa bihamdika…”
  4. Membaca Surah Al-Fatihah
    Wajib dibaca di setiap rakaat sebagai rukun sholat.
  5. Membaca Surah Pendek
    Pilih salah satu surah pendek dari Al-Qur’an, misalnya Al-Ikhlas, Al-Asr, atau lainnya.
  6. Rukuk dengan Tuma’ninah
    Membungkuk dengan tangan memegang lutut, punggung lurus, dan membaca Subhana rabbiyal ‘azhim (tiga kali).
  7. I’tidal
    Bangkit dari rukuk sambil membaca Sami‘allahu liman hamidah, rabbana lakal hamd.
  8. Sujud Pertama
    Sujud dengan tuma’ninah sambil membaca Subhana rabbiyal a‘la (tiga kali).
  9. Duduk di Antara Dua Sujud
    Duduk dengan tenang sambil membaca Rabbighfirli warhamni…
  10. Sujud Kedua
    Ulangi sujud seperti sebelumnya.
  11. Bangkit ke Rakaat Kedua
    Ulangi seluruh bacaan dan gerakan dari poin 4 sampai 10.
  12. Tasyahud Akhir
    Setelah sujud kedua di rakaat kedua, duduk tasyahud dan membaca doa tasyahud akhir.
  13. Salam
    Akhiri sholat dengan menoleh ke kanan dan kiri sambil mengucapkan Assalamu’alaikum warahmatullah.

Kesimpulan

Sholat qobliyah Isya adalah ibadah ringan namun bernilai yang bisa menjadi penambah pahala sekaligus penyempurna sholat fardhu. Meskipun tidak diwajibkan, melakukannya dengan penuh keikhlasan merupakan bentuk cinta kepada ibadah dan usaha mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Keutamaan Sholat Qobliyah Isya: Antara Pahala, Spiritualitas, dan Keseimbangan Jiwa

Sholat qobliyah Isya, meskipun tidak tergolong dalam kategori sunnah rawatib muakkadah, tetap memiliki berbagai keutamaan yang diakui dalam literatur fikih dan kajian keislaman. Ibadah sunnah ini bukan hanya bernilai pahala, tetapi juga memiliki dampak spiritual dan psikologis yang signifikan bagi pelakunya. Berikut beberapa alasan mengapa sholat sunnah sebelum Isya tetap layak untuk diamalkan:

1. Bernilai Ibadah dan Berpahala Berdasarkan Hadis Umum

Dalam Al-Majmu’ Syarh al-Muhadzdzab, Imam Nawawi tidak memasukkan sholat qobliyah Isya dalam daftar sholat sunnah rawatib muakkadah. Namun, hal ini tidak meniadakan nilai ibadah dari sholat tersebut. Hadis Nabi Muhammad ﷺ menyatakan:

“Sholat yang paling utama setelah sholat wajib adalah sholat malam.”
(HR. Muslim No. 1163)

Hadis ini dipahami oleh para ulama sebagai dalil umum bahwa seluruh sholat sunnah di luar yang bersifat muakkadah tetap berpahala, selama dilakukan bukan pada waktu-waktu yang dilarang. Dengan demikian, sholat qobliyah Isya, meskipun tidak secara eksplisit disebutkan sebagai kebiasaan Nabi ﷺ, tetap bernilai sebagai ibadah sunnah yang mendekatkan diri kepada Allah SWT.

2. Menambah Amal dan Menambal Kekurangan Sholat Wajib

Dalam Fiqh Sunnah, Sayyid Sabiq menyebut bahwa tidak ditemukan riwayat yang kuat menunjukkan Nabi ﷺ secara rutin melaksanakan sholat sunnah sebelum Isya. Namun, beliau menekankan bahwa sholat sunnah secara umum dianjurkan sebagai sarana untuk menambah amal ibadah dan memperbaiki kekurangan yang mungkin terjadi dalam sholat fardhu.

Hal ini sejalan dengan sabda Rasulullah ﷺ:

“Amal manusia yang pertama dihisab adalah sholat… Jika terdapat kekurangan, Allah berfirman: ‘Lihatlah apakah hamba-Ku memiliki sholat sunnah?’ Maka sholat sunnah itu akan menyempurnakan kekurangan sholat wajibnya.”
(HR. Abu Dawud No. 864, dinilai hasan oleh Al-Albani)

Sholat qobliyah Isya dapat berfungsi sebagai pelengkap dan penambal jika ada kekurangan dalam pelaksanaan sholat fardhu Isya. Ini menegaskan pentingnya menjaga konsistensi dalam mengerjakan sholat sunnah.

3. Memperkuat Karakter Spiritual dan Psikologis

Lebih dari sekadar rutinitas ibadah, sholat sunnah seperti qobliyah Isya memiliki dampak positif pada aspek psikologis dan spiritual seseorang. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Nurul Hidayati, dimuat dalam Jurnal Ilmiah Islam Fitrah (Vol. 2, No. 1, 2020), ditemukan bahwa mahasiswa yang rutin mengerjakan sholat sunnah sebelum atau sesudah sholat fardhu menunjukkan tingkat ketenangan jiwa dan kedisiplinan yang lebih tinggi.

Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa sholat sunnah berkontribusi dalam pembentukan karakter yang lebih stabil secara emosional dan lebih dekat secara spiritual kepada Allah. Dengan kata lain, keutamaan sholat qobliyah Isya tidak hanya berkaitan dengan pahala di akhirat, tetapi juga membawa manfaat nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Kesimpulan

Sholat qobliyah Isya meskipun bukan sunnah yang sangat ditekankan, tetap memiliki berbagai keutamaan dari segi pahala, perbaikan amal, hingga pengaruh positif terhadap karakter dan ketenangan jiwa. Melaksanakannya secara rutin adalah bentuk kesungguhan dalam memperbaiki diri dan memperkuat ikatan spiritual kepada Allah SWT.

Di Mana Sebaiknya Sholat Qobliyah Isya Dilaksanakan? Ini Penjelasannya

Pertanyaan tentang tempat terbaik untuk melaksanakan sholat sunnah qobliyah Isya kerap menjadi bahan diskusi di kalangan umat Muslim. Walaupun masjid merupakan tempat yang mulia untuk beribadah, Islam memberikan anjuran khusus terkait lokasi pelaksanaan sholat sunnah, termasuk sholat qobliyah Isya.

Anjuran Rasulullah SAW: Sholat Sunnah di Rumah

Dalam Buku Super Lengkap Shalat Sunah karya Ubaidurrahim El-Hamdy, dijelaskan bahwa tempat paling utama (afdhal) untuk melaksanakan sholat rawatib—baik sebelum (qobliyah) maupun setelah (ba’diyah) sholat fardhu—adalah di rumah. Hal ini mengikuti contoh langsung dari Rasulullah ﷺ, yang biasa mengerjakan sholat-sholat sunnah di kediaman beliau, bukan di masjid.

Anjuran ini ditegaskan dalam sabda Rasulullah ﷺ:

“Jadikanlah sholat (sunnah) kalian di rumah kalian. Janganlah jadikan rumah kalian seperti kuburan.”
(HR. Bukhari)

Hadis ini mengandung peringatan agar rumah tidak kosong dari cahaya ibadah. Menjadikan rumah sebagai tempat sholat sunnah akan menjadikannya penuh berkah dan kehidupan spiritual.

Dalam riwayat lain, Rasulullah ﷺ bersabda:

“Sebaik-baik sholat seseorang adalah sholat di rumahnya, kecuali sholat wajib.”
(HR. Bukhari dan Ahmad)

Hadis ini memperkuat pemahaman bahwa semua jenis sholat sunnah, termasuk qobliyah Isya, lebih utama dilakukan di rumah—selama tidak ada halangan seperti sempitnya tempat atau gangguan lain.

Keutamaan Melaksanakan Sholat Sunnah di Rumah

Melaksanakan sholat sunnah seperti qobliyah Isya di rumah memiliki beberapa keutamaan:

  1. Menghidupkan suasana spiritual dalam rumah.
    Rumah yang digunakan untuk beribadah akan terasa lebih tenteram dan jauh dari energi negatif.
  2. Menjauhkan diri dari riya’.
    Sholat di rumah lebih tersembunyi dari pandangan orang lain, sehingga meminimalkan potensi munculnya rasa ingin dipuji.
  3. Meneladani sunnah Nabi Muhammad ﷺ.
    Dengan mencontoh kebiasaan Rasul, seorang Muslim menempatkan ibadahnya pada derajat yang lebih utama.

Kesimpulan

Meskipun sah dan boleh dilakukan di masjid, sholat sunnah qobliyah Isya—seperti halnya sholat rawatib lainnya—lebih dianjurkan untuk dilakukan di rumah. Ini sesuai dengan sunnah Rasulullah ﷺ yang menganjurkan umatnya untuk memperbanyak ibadah di rumah agar tidak menyerupai kuburan yang sunyi dari dzikir. Dengan menghidupkan rumah melalui ibadah sunnah, seorang Muslim tidak hanya mengejar pahala, tetapi juga membangun suasana spiritual yang berkah dalam lingkungan keluarganya.

Memahami Doa ASAD: Refleksi Spiritualitas dalam Dunia Pencak Silat

Stylesphere – Pencarian mengenai doa ASAD kerap memunculkan pertanyaan tentang asal-usul, struktur, serta kedudukannya dalam ajaran Islam. Perlu diketahui, doa ini bukan merupakan bagian dari doa-doa baku yang secara eksplisit tercantum dalam Al-Qur’an maupun hadis. Sebaliknya, doa ASAD merupakan bentuk ekspresi spiritual yang tumbuh dari nilai-nilai budaya dan identitas organisasi, khususnya dalam lingkungan Perguruan Silat Nasional Ampuh, Sehat, Aman, Damai (Persinas ASAD).

Dalam lingkup Persinas ASAD, doa ini tidak sekadar menjadi rangkaian kata permohonan, melainkan sarana internalisasi nilai-nilai luhur seperti disiplin, kekuatan moral, dan keseimbangan batin. Doa ASAD biasanya dibacakan sebelum dan sesudah sesi latihan, sebagai pengingat bahwa setiap gerakan silat bukan hanya tentang kekuatan fisik, tetapi juga harus dilandasi dengan niat yang ikhlas dan hati yang bersih.

Kalimat-kalimat dalam doa ini mencerminkan harapan akan kekuatan yang tidak hanya “ampuh,” tetapi juga dibingkai dalam semangat “sehat, aman, dan damai” — sejalan dengan makna akronim ASAD itu sendiri. Menariknya, tidak ada satu versi tunggal dari doa ASAD yang berlaku secara nasional. Setiap cabang atau generasi perguruan silat bisa saja memiliki redaksi doa yang sedikit berbeda, tergantung pada latar belakang budaya lokal atau penekanan nilai-nilai tertentu dalam ajarannya.

Menurut H. Hamdan Hamedan, MA dalam bukunya Koleksi Doa & Zikir Pilihan untuk Perlindungan Diri, setiap bentuk doa yang tidak bertentangan dengan syariat Islam dan bertujuan untuk memperkuat ketakwaan kepada Allah SWT tetap memiliki nilai ibadah. Selama kandungan doa tersebut tidak mengandung unsur syirik dan tetap sejalan dengan prinsip-prinsip akidah Islam, maka doa seperti ASAD bisa menjadi sarana spiritual yang sah dan bermakna.

Dengan demikian, doa ASAD dapat dipahami sebagai bentuk spiritualitas kontekstual — lahir dari lingkungan pencak silat, namun tetap berpijak pada niat yang lurus dan semangat pengabdian kepada Tuhan. Ia menjadi bagian dari praktik hidup yang menggabungkan aspek fisik, mental, dan spiritual secara harmonis.

Berikut ini Anugerahslot islami ulas selengkapnya, Jum’at (18/7/2025).

Bacaan Doa Asad dalam Bahasa Arab, Latin, dan Artinya

Berikut ini bacaab doa ASAD yang bisa anda amalkan sehari-hari: 

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ 

الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ اللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ 

بِسْمِ اللهِ تَوَكَّلْنَا عَلَى اللهِ 

بِسْمِ اللهِ الَّذِيْ لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِيْ اْلأَرْضِ وَلاَ فِيْ السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ لاَحَوْلَ وَلاَقُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ 

اللّٰهُمَّ افْتَحْ لَنَا حِكْمَتَكَ وَانْشُرْ عَلَيْنَا رَحْمَتَكَ يَاذَاالْجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ 

اللّٰهُمَّ اكْفِنَاهُمْ بِمَا شِئْتَ اللّٰهُمَّ اعْطِنَا الْعَافِيَتَ وَالْقُوَّةَ مِنْ عِنْدِكَ وَانْصُرْنَا عَلَى أَعْدَائِنَا وَاشْدُدْ وَطْأَتَكَ عَلَى مَنْ أَفْسَدَنَا حَسْبُنَا اللهُ لاَإِلَهَ إِلاَّهُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْنَا وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ 

اللّٰهُمَّ إِنَّا نَجْعَلُكَ فِيْ نُحُوْرِهِمْ وَنَعُوْذُبِكَ مِنْ شُرُوْرِهِمْ 

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ 

بِسْمِ اللهِ عَلَى أَنْفُسِنَا وَدِيْنِنَا 

بِسْمِ اللهِ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ أَعْطَانَا رَبُّنَا 

بِسْمِ اللهِ خَيْرِ اْلأَسْمَاءِ 

بِسْمِ اللهِ الَّذِى لاَيَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ دَاءٌ 

بِسْمِ اللهِ افْتَتَحْنَا وَعَلَى اللهِ تَوَكَّلْنَا اللهُ اللهُ رَبُّنَا لاَ نُشْرُكُ بِهِ أَحَدًا نَسْأَلُكَ 

اللّٰهُمَّ بِخَيْرِكَ مِنْ خَيْرِكَ الَّذِى لاَيُعْطِيْهِ أَحَدٌ غَيْرُكَ عَزَّجَارُكَ وَجَلَّ ثَنَائُكَ وَلاَ إِلَهَ غَيْرُكَ إِجْعَلْنَا فِيْ عِيَاذِكَ مِنْ شَرِّ كُلِّ سُلْطَانِ وَمِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ 

اللّٰهُمَّ إِنَّا نَحْتَرِسُ بِكَ مِنْ شَرِّ جَمِيْعِ كُلِّ ذِيْ شَرِّ خَلَقْتَهُ وَنَحْتَرِزُ بِكَ مِنْهُمْ وَنُقَدِّمُ بَيْنَ أَيْدِيْنَا 

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ اللهُ الصَّمَدُ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ 

وَمِنْ خَلْفِنَا بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ اللهُ الصَّمَدُ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ 

وَعَنْ يَمِيْنِنَا بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ اللهُ الصَّمَدُ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ 

وَعَنْ يَسَارِنَا بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ اللهُ الصَّمَدُ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ 

وَمِنْ فَوْقِنَا بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ اللهُ الصَّمَدُ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ 

وَمِنْ تَحْتِنَا بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ اللهُ الصَّمَدُ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ 

اللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ 

Arab Latin: 

Bismillaahirrahmaanirrahiim 

Alhamdulillaahi rabbil ‘alamiin 

Allaahumma sholli ‘ala Muhammad, wa ‘ala aali Muhammad 

Bismillaahi tawakaltu ‘alallaah 

Bismillaahilladzi laa yadhurru ma ‘asmihi syaiun fil ardhi, walaa fissamaai wahuwas samii’ul ‘aliim 

Laa haula walaa quwwata illa billaahil ‘aliyul ‘aziim 

Allaahummaftahlanaa hikmataka wansyur ‘alaynaa rahmataka yaa dzaljalaali wal ikram 

Allaahmmak finiihim bimaa syi’ta 

Allaahumma’thinaal ‘aafiyata wal quwwata min ‘indika wanshurnaa ‘ala a’dainaa wasydud wa thaataka ‘ala man afsadanaa 

Hasbiallaahu laa ilaaha illa huwa ‘alaihi tawakkaltu wahuwa rabbul ‘arsyil ‘aziim 

Allaahumma inna naj’aluka fi buhuurihim wana’uudzubika min syuruu rihim 

Allaahuakbar allahuakbar allahuakbar 

Bismillaahi ‘ala nafsi wadiini, bismillahi ‘ala kulli syaiin a’thaanibni, bismillaahi khairul asmaa’ 

Bismillaahilladzi laa yadhurru ma’asmihi 

Bismillaahif tatahtu wa ‘alallaahi tawakkaltu allaahu allaahu rabbi laausyriku bihi ahadan as aluka 

Allaahumma bikhairika min khairikalladzii laa yu’thiihi ahadun ghairuka ‘azza wa jaa ruka, wajalla tsanaauka, wa laa ilaa ha ghairukaj ‘alnii fii ‘iyaazika min syari kulli sulthanin waminasy syaythaanir rajiim 

Allahumma inni ahtarisu bika, min syarri jamii’I kulli dzii syarri khalaqtahu wa ahtarizu bika minhum, wa uqaddimu baina yada 

Bismillaahirrahmaanirrahiim 

Qul huwallaahu ahad, allaahush shomad, lam yalid walam yuulad, walam yakun lahu kufuwan ahad 

Wamin khalfi (mitsla dzaalika) wa ‘an yamiin (mitsla dzaalika) wa ‘an yasaari (mitsla dzaalika) wamin fauqi (mitsla dzaalika) 

Allaahumma sholli ‘ala uhammad, wa ‘ala aali Muhammad, alhamdulillaahi rabbil ‘aalamiin 

Artinya: 

“Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, 

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. 

Semoga Allah memberikan rahmat atas Muhammad dan keluarga Muhammad. 

Dengan menyebut nama Allah, aku pasrah kepada Allah. 

Dengan nama Allah, zat yang tidak bisa memudaratkan beserta nama-Nya, apapun yang ada di bumi dan tidak memudaratkan apapun yang ada di langit. Dia, Allah, zat yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. 

Tidak ada daya dan upaya, serta tidak ada kekuatan kecuali hanya dari Allah, zat yang Maha Luhur dan Maha Besar. 

Ya Allah, bukakanlah untukku hikmah-Mu, dan bentangkanlah atasku rahmat-Mu, wahai zat yang memiliki kemuliaan dan keagungan. 

Ya Allah, semoga Engkau mencukupkan aku dari mereka dengan apa yang Engkau kehendaki. 

Ya Allah, berikanlah padaku kesehatan dan kekuatan dari sisi-Mu. 

Dan semoga Engkau menolong aku dari musuh-musuhku. 

Dan semoga Engkau memperkuat langkahku dalam menghadapi orang-orang yang hendak merusak aku. 

Ya Allah, semoga Engkau memberikan rahmat atas Muhammad dan keluarga Muhammad, dan segala puji bagi Allah.”

Makna Doa dalam Tradisi Persinas ASAD

Persinas ASAD merupakan salah satu perguruan silat terkemuka di Indonesia yang dikenal memiliki filosofi dan nilai-nilai khas dalam pembinaan anggotanya. Nama ASAD sendiri merupakan akronim dari Ampuh, Sehat, Aman, Damai—sebuah semboyan yang tidak sekadar menjadi identitas, tetapi juga menjadi prinsip hidup yang dijunjung tinggi oleh seluruh keluarga besar perguruan ini.

Dalam praktik sehari-hari, salah satu aspek penting yang membedakan Persinas ASAD adalah keberadaan doa ASAD, yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kegiatan latihan. Doa ini biasanya dibacakan sebelum dan sesudah sesi latihan sebagai bentuk permohonan kepada Tuhan agar setiap aktivitas berlangsung dengan keberkahan, keselamatan, dan kekuatan spiritual.

Lebih dari itu, doa ASAD berfungsi sebagai media pembinaan mental dan karakter. Melalui pengucapannya secara rutin, para pesilat didorong untuk senantiasa menanamkan semangat positif, sikap rendah hati, dan nilai juang yang selaras dengan visi-misi Persinas ASAD.

Dengan demikian, doa ini bukan hanya bentuk ritual, tetapi juga wujud komitmen spiritual dalam menyeimbangkan kekuatan fisik dan kekuatan batin, menjadikan latihan silat sebagai sarana pembentukan pribadi yang tangguh, beretika, dan beriman.