Doa Idul Adha Apa Boleh Digabungkan Dengan Qadha Ramadhan

StylespherePuasa sunnah menjelang Idul Adha, seperti puasa Tarwiyah dan Arafah, sangat dianjurkan bagi umat Islam yang tidak sedang menunaikan ibadah haji. Kedua puasa ini memiliki keutamaan besar, seperti menghapus dosa dan mendatangkan pahala yang berlimpah. Namun, bagi yang masih memiliki utang puasa Ramadhan, muncul pertanyaan: apakah boleh menggabungkan niat puasa qadha Ramadhan dengan puasa sunnah tersebut?

Pertanyaan ini penting, karena banyak umat Islam ingin mengoptimalkan ibadah tanpa mengabaikan kewajiban. Menggabungkan dua niat dalam satu puasa—yaitu niat qadha dan niat sunnah—memerlukan pemahaman mendalam terhadap hukum Islam dan pandangan para ulama.

Secara umum, sebagian ulama membolehkan penggabungan niat qadha puasa Ramadhan dengan puasa sunnah seperti Arafah atau Tarwiyah, selama tujuan utama adalah menunaikan puasa wajib. Dalam hal ini, pahala puasa sunnah bisa tetap didapat sebagai bonus, walaupun yang diniatkan secara eksplisit adalah qadha.

Meski begitu, agar lebih aman dan jelas, disarankan untuk mendahulukan pelunasan puasa wajib, lalu mengerjakan puasa sunnah secara terpisah. Ini membantu memastikan keabsahan ibadah dan memperbesar peluang mendapatkan pahala penuh dari masing-masing jenis puasa.

Dengan memahami aturan ini, Anda bisa lebih bijak dalam menyusun jadwal puasa, menunaikan kewajiban qadha, sekaligus meraih keutamaan dari puasa-puasa sunnah menjelang Idul Adha. Berikut penjelasan tentang niat puasa Idul Adha dan qadha Ramadhan. Serta apakah keduanya boleh digabungkan, dirangkum Stylesphere

Pengertian Puasa Idul Adha

Dilansir dari laman Universitas KH. A Wahab Hasbullah (Unwaha) Tambakberas Jombang, puasa Idul Adha mencakup puasa yang dilakukan pada awal bulan Dzulhijjah, khususnya pada tanggal 8 (Tarwiyah) dan 9 (Arafah). Kedua hari ini sangat dianjurkan untuk berpuasa karena memiliki keutamaan besar.

Puasa Dzulhijjah sendiri dimulai sejak tanggal 1 hingga 7 Dzulhijjah, meskipun puasa pada tanggal 8 dan 9 memiliki nilai yang lebih utama. Puasa Arafah, yang jatuh pada 9 Dzulhijjah, dikenal mampu menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang. Sementara itu, puasa Tarwiyah pada 8 Dzulhijjah juga sangat dianjurkan, terutama bagi mereka yang tidak sedang menunaikan ibadah haji.

Ibadah puasa di sepuluh hari pertama Dzulhijjah merupakan amalan yang sangat dicintai Allah SWT. Ini adalah bentuk persiapan spiritual menjelang Hari Raya Idul Adha—momen untuk menyucikan diri, memperkuat ketakwaan, dan meningkatkan amal. Setiap ibadah yang dilakukan pada hari-hari ini memiliki nilai tinggi dan membawa keberkahan.

Arti Puasa Qadha Ramadan

Puasa qadha Ramadan adalah puasa yang dilakukan untuk mengganti hari-hari puasa yang ditinggalkan selama bulan Ramadan. Setiap Muslim yang tidak bisa berpuasa karena alasan syar’i seperti sakit, bepergian jauh, haid, atau kondisi lain yang dibenarkan, wajib menggantinya di luar bulan Ramadan sesuai dengan jumlah hari yang terlewat.

Puasa ini tidak terikat waktu tertentu, namun dianjurkan untuk segera ditunaikan setelah Ramadan berakhir agar tidak menjadi beban. Hukum qadha puasa adalah wajib bagi yang memiliki tanggungan, sebagaimana diperintahkan dalam Al-Qur’an dan hadits Nabi Muhammad SAW.

Puasa qadha juga harus disertai dengan niat khusus yang diucapkan sebelum fajar. Meskipun sifatnya wajib, pelaksanaannya tetap harus dilakukan dengan keikhlasan dan tidak ditunda-tunda tanpa alasan yang jelas.

Apakah Puasa Idul Adha Boleh digabungkan dengan Qadha Ramadan?

Terdapat perbedaan pandangan di kalangan ulama mengenai boleh tidaknya menggabungkan niat puasa qadha Ramadhan dengan puasa sunnah seperti Arafah atau Tarwiyah. Dalam kitab I’anatut Thalibin dan Asnal Mathalib dijelaskan bahwa menggabungkan niat tetap dianggap sah. Artinya, meskipun niat utama ditujukan untuk qadha, pelaksana puasa tetap bisa memperoleh keutamaan dari puasa sunnah tersebut.

Meski demikian, sebagian ulama berpendapat bahwa sebaiknya utang puasa Ramadhan ditunaikan lebih dahulu sebelum menjalankan puasa sunnah. Alasannya, qadha adalah kewajiban yang harus diprioritaskan, sedangkan puasa sunnah bisa dikerjakan setelah kewajiban selesai. Jika seseorang baru mengingat utang puasanya pada hari Arafah, disarankan langsung melakukan qadha pada hari itu juga.

Kesimpulannya, penggabungan niat puasa qadha dan sunnah memang diperbolehkan menurut sebagian ulama, tetapi yang lebih utama adalah menyelesaikan kewajiban terlebih dahulu agar ibadah yang dijalankan lebih sempurna dan keutamaannya tetap maksimal.

Doa Belajar Islam Lengkap Dengan Bahasa Arab dan Latin

Stylesphere – Belajar adalah bagian penting dalam kehidupan seorang muslim. Islam memandang menuntut ilmu sebagai kewajiban, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW: “Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim.” Namun, keberhasilan dalam belajar tidak hanya ditentukan oleh usaha, tetapi juga oleh doa dan keberkahan dari Allah SWT.

Doa belajar dalam Islam bukan sekadar bacaan, tetapi bentuk tawakal dan pengakuan bahwa semua ilmu bersumber dari Allah. Doa ini dapat dibaca sebelum dan sesudah belajar, dengan tujuan agar proses belajar diberi kemudahan, pemahaman yang mendalam, serta ilmu yang bermanfaat.

Doa Sebelum Belajar
اللَّهُمَّ انْفَعْنِي بِمَا عَلَّمْتَنِي وَعَلِّمْنِي مَا يَنْفَعُنِي وَزِدْنِي عِلْمًا
Allahumma infa’nii bimaa ‘allamtanii wa ‘allimnii maa yanfa’ unii wa zidnii ‘ilmaa
Artinya: “Ya Allah, berikanlah manfaat dari ilmu yang Engkau ajarkan padaku, ajarkanlah ilmu yang bermanfaat bagiku, dan tambahkanlah kepadaku ilmu.”

Doa Sesudah Belajar
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ
Alhamdulillahil ladzi hadana lihaza wama kunna linahtadiya laula an hadanallah
Artinya: “Segala puji bagi Allah yang telah memberi petunjuk kepada kami atas ini, dan tidaklah kami mendapat petunjuk kalau bukan karena petunjuk Allah.”

Dengan mengiringi ikhtiar belajar dengan doa, seorang muslim tidak hanya mengandalkan kemampuannya, tetapi juga memohon pertolongan dari Zat yang Maha Mengetahui. Ini adalah kunci untuk mendapatkan ilmu yang tidak hanya bermanfaat di dunia, tetapi juga menjadi cahaya di akhirat.

Doa Belajar Lengkap dalam Islam

Sebelum memulai belajar, dianjurkan membaca doa untuk memohon kemudahan, pemahaman, dan keberkahan ilmu. Berikut beberapa doa belajar lengkap dengan Arab, latin, dan artinya:

1. Doa Memohon Ilmu, Pemahaman, dan Kesalehan

Arab:
رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا، وَارْزُقْنِيْ فَهْمًا وَاجْعَلْنِيْ مِنَ الصَّالِحِيْنَ

Latin:
Robbi zidnii ‘ilmaa, warzuqnii fahmaa, waj’alnii minash-sholihiin

Artinya:
“Ya Tuhanku, tambahkanlah ilmu kepadaku, berilah aku pemahaman, dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang saleh.”

2. Doa Memohon Keterbukaan dan Cahaya Ilmu

Arab:
اَللّٰهُمَّ اخْرِجْنَا مِنْ ظُلُمَاتِ الْوَهْمِ…

Latin:
Allahumma akhrijnaa min dhulumaatil wahmi…

Artinya:
“Ya Allah, keluarkanlah kami dari gelapnya keraguan, muliakanlah kami dengan cahaya pemahaman, bukakanlah jalan ilmu, dan mudahkanlah karunia-Mu untuk kami.”

3. Doa Nabi Musa AS untuk Kelancaran dan Pemahaman

Arab:
رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي…

Latin:
Robbis rohlii shodrii, wa yassirlii amrii…

Artinya:
“Ya Rabbku, lapangkan dadaku, mudahkan urusanku, dan lancarkan lisanku agar mereka memahami perkataanku.”

4. Doa Belajar dengan Landasan Iman

Arab:
رَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا…

Latin:
Rodlitu billahi robba, wabi islaamidina…

Artinya:
“Aku ridha Allah sebagai Tuhanku, Islam sebagai agamaku, dan Muhammad sebagai Nabiku. Ya Allah, tambahkanlah ilmuku dan berilah aku pemahaman.”

Doa-doa ini bisa dibaca sebelum belajar sebagai bentuk ikhtiar batin agar ilmu yang dicari bermanfaat dan penuh keberkahan.

Lanjutan Doa Belajar Islam

Doa 5 – Memohon Ilham dan Pemahaman seperti Para Nabi

Arab:
اَللّٰهُمَّ اَلْهِمْنَا عِلْمًا… وَارْزُقْنَا فَهْمًا…
Latin:
Allahumma alhimna ‘ilman nafqahu bihi awamiraka wa nawahi-ka…
Artinya:
“Ya Allah, ilhamkan kepada kami ilmu untuk memahami perintah dan larangan-Mu. Karuniakan pemahaman agar kami tahu bagaimana bermunajat kepada-Mu. Anugerahkan pemahaman seperti Nabi, hafalan seperti Rasul, dan ilham seperti malaikat-Mu yang dekat dengan-Mu, wahai Yang Maha Pengasih.”

Doa ini menekankan pentingnya memahami ajaran agama secara utuh dan dalam.

Doa 6 – Perlindungan dari Ilmu yang Tidak Bermanfaat

Arab:
اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ…
Latin:
Allahumma inni a’udzu bika min ‘ilmin la yanfa’u…
Artinya:
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang tidak khusyuk, nafsu yang tak pernah puas, dan doa yang tidak dikabulkan.”

Doa ini mengajarkan pentingnya fokus pada ilmu dan ibadah yang berdampak positif.

Doa 7 – Memohon Ilmu yang Bermanfaat

Arab:
اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ…
Latin:
Allahumma inni as’aluka ‘ilman nafi’an wa a’udzu bika min ‘ilmin la yanfa’u.
Artinya:
“Ya Allah, aku memohon ilmu yang bermanfaat dan berlindung dari ilmu yang tidak berguna.”

Doa pendek ini sangat cocok diamalkan setiap memulai belajar.

oa 8 – Memohon Ilmu, Rezeki, dan Amal yang Diterima

Arab:
اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ…
Latin:
Allahumma inni as’aluka ‘ilman nafi’an, wa rizqan tayyiban, wa ‘amalan mutaqabbalan.
Artinya:
“Ya Allah, aku mohon ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik, dan amal yang Engkau terima.”

Doa ini menyeimbangkan aspek spiritual, materi, dan amal dalam kehidupan seorang penuntut ilmu.

Doa-doa ini bisa diamalkan sebelum belajar atau saat menghadapi kesulitan memahami pelajaran. Masing-masing mengajarkan pentingnya ilmu yang berkah, hati yang lapang, dan amal yang diterima oleh Allah SWT.

Kabar Duka Titiek Puspa Meninggal, Ini Doa Untuk Jenazah Perempuan

Stylesphere – Kabar duka menyelimuti dunia hiburan Tanah Air. Penyanyi legendaris Titiek Puspa meninggal dunia di usia 87 tahun. Ia mengembuskan napas terakhir pada Kamis, 10 April 2025, pukul 16.25 WIB di Rumah Sakit Medistra, Jakarta Selatan.

Pada hari wafatnya, Titiek Puspa sempat tampil dalam sebuah program televisi swasta. Setelah acara, ia dilaporkan pingsan dan mengalami pendarahan otak. Ia segera dilarikan ke rumah sakit. Putri sulungnya, Pety Tunjungsari, sempat memohon doa dari publik untuk kesembuhan ibundanya.

“Kepada seluruh pecinta ibu Titiek Puspa di Indonesia, saya mohon doanya. Saya juga mohon maaf apabila ibu saya pernah mengucapkan sesuatu yang mungkin tidak berkenan. Semoga semua berjalan sesuai kehendak Allah SWT. Aamiin,” ujar Pety, dikutip dari kanal Showbiz Stylesphere.com.

Kepergian Titiek Puspa meninggalkan duka mendalam. Banyak tokoh publik, selebritas, dan warganet menyampaikan belasungkawa. Salah satunya, akun Instagram @haikaladlin_ menulis, “Eyang, selamat jalan. Semoga Allah menerima dan menempatkanmu di sisi terbaik-Nya.”

Sebagai umat Islam, kita diajarkan untuk mendoakan mereka yang telah berpulang. Berikut adalah doa untuk jenazah perempuan yang dapat dibaca:

Doa Untuk Perempuan Yang Telah Meninggal

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهَا، وَارْحَمْهَا، وَعَافِهَا، وَاعْفُ عَنْهَا، وَأَكْرِمْ نُزُلَهَا، وَوَسِّعْ مُدْخَلَهَا، وَاغْسِلْهَا بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهَا مِنَ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ الْأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهَا دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهَا، وَأَهْلًا خَيْرًا مِنْ أَهْلِهَا، وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهَا، وَأَدْخِلْهَا الْجَنَّةَ، وَأَعِذْهَا مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ عَذَابِ النَّارِ

Artinya: Ya Allah, ampunilah dia, rahmatilah dia, sehatkanlah dia, dan maafkanlah dia. Muliakanlah tempat tinggalnya, lapangkan kuburnya, bersihkan dia dengan air, salju, dan embun. Bersihkan dia dari dosa sebagaimana kain putih dibersihkan dari noda. Gantikan rumahnya dengan rumah yang lebih baik, keluarganya dengan keluarga yang lebih baik, dan pasangannya dengan pasangan yang lebih baik. Masukkan dia ke dalam surga, lindungi dia dari siksa kubur dan siksa api neraka.

Semoga Allah SWT menerima seluruh amal baik Titiek Puspa dan menempatkannya di sisi-Nya yang paling mulia. Aamiin.

Doa Saat Mendengar Orang Meninggal

Berikut adalah bacaan doa yang dianjurkan saat mendengar kabar duka atau seseorang meninggal dunia, sebagaimana dikutip dari situs PCNU Sumenep:

Doa saat mendengar kabar duka:

إِنَّا للهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ، اَللهُمَّ أَجِرْنِيْ فِي مُصِيْبَتِيْ وَاخْلُفْ لِيْ خَيْرًا مِنْهَا
“Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya kami kembali. Ya Allah, berilah aku pahala dari musibah ini dan gantilah dengan yang lebih baik.”

إِنَّا للهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنَقَلِبُوْنَ، اللّهمَّ اكْتُبْهُ عِنْدَكَ مِنَ الْمُحْسِنِيْنَ وَاجْعَلْ كِتَابَهُ فِي عِلِّيِّيْنَ وَاخْلُفْهُ فِي أَهْلِهِ فِي الْغَابِرِيْنَ وَلَا تَحْرِمْنَا أَجْرَهُ وَلَا تَفْتِنَّا بَعْدَهُ
“Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya kami akan kembali. Ya Allah, catatkanlah ia sebagai orang yang berbuat baik, tempatkan catatan amalnya di surga yang tinggi, berilah pengganti terbaik untuk keluarganya, karuniakan kami pahala darinya dan jangan timpakan fitnah setelah kepergiannya.”

Doa takziyah (menghibur keluarga yang ditinggal):

أَعْظَمَ اللهُ أَجْرَكَ وَأَحْسَنَ عَزَاءَكَ وَغَفَرَ لِمَيِّتِكَ
“Semoga Allah melipatgandakan pahala untukmu, memberimu penghiburan yang baik, dan mengampuni dosa orang yang telah meninggal.”

Membaca doa-doa ini adalah bentuk empati dan dukungan spiritual kepada keluarga yang berduka, serta pengingat akan kepulangan kita semua kepada Allah SWT.

Apa itu Puasa Ayyamul Bidh? Disini Jadwal lengkapnya

Stylesphere – Umat Islam tidak hanya diwajibkan berpuasa di bulan Ramadhan, tetapi juga dianjurkan untuk berpuasa di luar bulan suci tersebut. Selama tidak jatuh pada hari-hari yang diharamkan untuk berpuasa—seperti Idulfitri, Iduladha, dan tiga hari tasyrik (11, 12, 13 Dzulhijjah)—muslim bebas menjalankan puasa sunnah atau qadha Ramadhan.

Salah satu puasa sunnah yang bisa dilakukan setiap bulan adalah Puasa Ayyamul Bidh, yaitu puasa selama tiga hari di pertengahan bulan Hijriah, tepatnya pada tanggal 13, 14, dan 15.

Dalam hadis yang diriwayatkan dari Qatadah bin Milhan RA, ia berkata:
“Rasulullah SAW memerintahkan kami untuk berpuasa pada hari-hari yang malamnya terang, yaitu tanggal 13, 14, dan 15.” (HR Abu Dawud)

Puasa Ayyamul Bidh bisa dikerjakan setiap bulan Hijriah kecuali saat Ramadhan. Artinya, umat Islam juga bisa menunaikannya di bulan Syawal ini. Puasa ini termasuk amalan sunnah yang dianjurkan karena pahalanya sangat besar.

Berikut ini panduan lengkap mengenai puasa Ayyamul Bidh di bulan Syawal, mulai dari jadwal pelaksanaan, bacaan niat, hingga keutamaan yang bisa diraih.

Jadwal Puasa Ayyamul Bidh April 2025

Berdasarkan hasil sidang isbat yang dilakukan oleh Kementerian Agama (Kemenag) untuk penetapan awal Syawal 1446 H, berikut adalah jadwal puasa Ayyamul Bidh di bulan Syawal tahun ini:

  • Sabtu, 12 April 2025 / 13 Syawal 1446 H
  • Ahad, 13 April 2025 / 14 Syawal 1446 H
  • Senin, 14 April 2025 / 15 Syawal 1446 H

Puasa Ayyamul Bidh ini bisa menjadi pelengkap amal ibadah setelah Ramadhan dan puasa enam hari di Syawal. Jika kamu berencana melakukannya, pastikan juga untuk meniatkan puasa sejak malam harinya dan menjaga niat sepanjang hari. Perlu bantuan dengan teks niat atau keutamaan puasanya?

Doa Niat Puasa Ayyamul Bidh

Sebelum menjalankan puasa Ayyamul Bidh, umat Islam wajib melafalkan niat terlebih dahulu. Niat adalah bagian penting dalam setiap ibadah, termasuk puasa sunnah ini. Berikut lafal niat puasa Ayyamul Bidh di bulan Syawal:

نَوَيْتُ صَوْمَ أَيَّامِ الْبِيْضِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ayyâmil bîdl lilâhi ta’âlâ.

Artinya: “Saya niat puasa Ayyamul Bidh (hari-hari yang malamnya cerah), karena Allah Ta’âlâ.”

Seperti puasa sunnah lainnya, niat puasa Ayyamul Bidh dapat dilakukan sejak malam hari hingga sebelum waktu zawal (saat matahari mulai condong ke barat), selama belum makan atau minum sejak terbit fajar.

Keutamaan Puasa Ayyamul Bidh
Puasa ini memiliki keutamaan besar. Siapa yang melaksanakannya tiga hari setiap bulan akan mendapatkan pahala seperti berpuasa sepanjang tahun. Hal ini berdasarkan hadis riwayat Bukhari No. 1979:

“Puasa tiga hari setiap bulan adalah seperti puasa sepanjang tahun,” sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan dari Abdullah bin Amr bin Al-‘Ash.

Doa Dzikir Untuk Muslimah Saat haid, Hati Dijamin Tenang

Doa Dzikir Untuk Muslimah Saat haid, Hati Dijamin Tenang

Stylesphere – Haid adalah bagian alami dari kehidupan seorang wanita. Meski selama masa ini seorang Muslimah tidak diperbolehkan melaksanakan sholat atau puasa, bukan berarti ia kehilangan kesempatan untuk beribadah dan meraih pahala.

Salah satu amalan yang tetap bisa dilakukan adalah berdzikir. Dzikir adalah bentuk ibadah hati yang memperkuat keimanan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dzikir dapat dilakukan kapan saja, termasuk saat haid, dan memiliki banyak keutamaan.

Selain mendapatkan pahala, berdzikir juga menjadi sarana untuk membersihkan diri dari dosa. Hati yang dipenuhi dengan dzikir akan lebih tenang, jauh dari rasa cemas dan gelisah. Kedekatan kepada Allah akan membawa ketentraman yang tidak bisa ditemukan di tempat lain.

Hal ini sebagaimana firman Allah dalam QS. Ar-Ra’d ayat 28:

الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَىِٕنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ ۗ اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُ

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.”

Dengan terus berdzikir, seorang Muslimah tetap bisa memperbaiki diri dan menjaga hubungan spiritualnya, meski sedang tidak menjalankan ibadah-ibadah wajib tertentu.

Doa Dzikir Untuk Wanita Yang Sedang haid

Karena itu, sangat disayangkan jika masa haid hanya dihabiskan dengan bermalas-malasan, tenggelam dalam aktivitas yang kurang bermanfaat, atau bahkan melakukan hal-hal yang bisa merugikan diri sendiri.

Sebaliknya, masa ini bisa dimanfaatkan untuk tetap mendekatkan diri kepada Allah, salah satunya melalui dzikir. Dzikir tidak hanya memperkuat hati, tapi juga membawa ketenangan dan menjadi bentuk ibadah yang bisa terus dilakukan kapan saja, termasuk saat haid.

Salah satu dzikir yang dianjurkan untuk dibaca sejak hari pertama haid hingga akhir masa haid adalah:

الْحَمْدُللهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ
Alhamdulillah ‘ala kulli halin wa astaghfirullaha min kulli dzanbin

Artinya: “Segala puji bagi Allah atas segala keadaan, dan aku memohon ampun kepada-Mu atas segala dosa.”

Dzikir ini menjadi bentuk syukur dan istighfar, dua hal yang sangat dianjurkan untuk memperkuat keimanan, terutama dalam kondisi yang secara fisik mungkin melemahkan seperti saat haid.

Perlunya Dzikir Ketika Haid

Mengutip dari Bincangmuslimah.com, sebagaimana dijelaskan dalam kitab Dzurratun Nasihin karya Utsman bin Hasan Ahmad Syakir al-Khubawi, terdapat sebuah riwayat dari Sayyidah Aisyah RA. Ia menyampaikan bahwa Rasulullah SAW bersabda:

وروي عن عائشة رضي الله عنها أنها قالت: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ما من امرأة تحيض إلا كان حيضها كفارة لما مضى من ذنوبها وإن قالت في أول اليوم الحمدلله على كل حال وأستغفر الله من كل ذنب كتب الله لها براءة من النار وجوازا على الصرلط وأمانا من العذاب ورفع الله تعالى لها بكل يوم وليلة درجة أريعين شهيدا إذا كانت ذاكرة الله تعالى في حيضها

“Tidak ada perempuan yang mengalami haid, kecuali haid tersebut menjadi penebus dosa-dosa yang telah lalu. Dan jika di hari pertama haid ia mengucapkan: ‘Alhamdulillah ‘ala kulli halin wa astaghfirullaha min kulli dzanbin’, maka Allah akan mencatat untuknya perlindungan dari api neraka, keselamatan saat melintasi jembatan Shirathal Mustaqim, dan keamanan dari azab. Selain itu, Allah akan mengangkat derajatnya setiap hari dan malam setara dengan pahala empat puluh syuhada, selama ia terus berdzikir kepada-Nya di masa haid.”

Ini adalah keutamaan besar yang hanya diberikan kepada perempuan. Dzikir yang sederhana ini bukan hanya penghapus dosa, tetapi juga bentuk perlindungan ilahi. Allah menjanjikan keselamatan dari neraka, kemudahan melewati Shirathal Mustaqim, serta keamanan dari siksaan-Nya. Tak hanya itu, setiap perempuan yang mengingat Allah dalam masa haidnya akan mendapatkan derajat yang tinggi, setara dengan empat puluh syuhada.

Tata cara Sholat Fardhu/Ashar Paling Lengkap

Tata cara Sholat Fardhu/Ashar Paling Lengkap

Stylesphere – Sholat fardhu merupakan ibadah wajib yang termasuk dalam rukun Islam, tepatnya rukun Islam kedua setelah syahadat. Dalam sehari semalam, umat Islam diwajibkan menunaikan lima waktu sholat, yaitu Subuh, Dzuhur, Ashar, Maghrib, dan Isya. Meninggalkan salah satu sholat fardhu tanpa alasan yang dibenarkan merupakan dosa besar.

Kewajiban sholat ditegaskan dalam Al-Qur’an, di antaranya dalam Surah An-Nisa ayat 103, yang menyatakan bahwa sholat adalah kewajiban yang telah ditentukan waktunya bagi orang-orang beriman. Selain itu, dalam Surah Al-Baqarah ayat 43, Allah SWT juga memerintahkan umat Islam untuk menegakkan sholat bersama dengan kewajiban zakat.

Salah satu sholat fardhu yang harus dikerjakan adalah sholat Ashar. Lalu, berapa rakaat sholat Ashar? Dalam artikel ini, kita akan membahas secara lebih rinci mengenai jumlah rakaat serta tata cara pelaksanaannya.

Jumlah Rakaat Sholat Ashar

Sholat Ashar merupakan salah satu dari lima sholat fardhu yang wajib dikerjakan oleh umat Islam setiap hari. Berdasarkan penjelasan dalam buku Fiqih Sunnah karya Sayyid Sabiq, sholat Ashar terdiri dari empat rakaat.

Dalam pelaksanaannya, terdapat dua kali tasyahud atau at-Tahiyyat, yaitu pada rakaat kedua sebagai tasyahud awal dan pada rakaat keempat sebagai tasyahud akhir. Sholat ini memiliki peran penting dalam menjaga kedisiplinan dan keistiqamahan dalam beribadah, sehingga dianjurkan untuk dilaksanakan tepat waktu.

Waktu Sholat Ashar

Waktu sholat Ashar dimulai ketika bayangan suatu benda sudah sama panjang dengan benda aslinya. Biasanya, ini terjadi sekitar pukul 15.00 hingga 18.00, tergantung pada lokasi dan perubahan waktu dalam setahun.

Meskipun rentang waktunya cukup panjang, sholat Ashar sebaiknya dilaksanakan di awal waktu, yakni segera setelah adzan berkumandang. Dengan memahami jumlah rakaat serta waktu pelaksanaannya, diharapkan umat Islam dapat menunaikan sholat Ashar dengan tepat waktu dan penuh kekhusyukan.

Tata Cara Lengkap Sholat Ashar

Sholat Ashar merupakan salah satu dari lima sholat fardhu yang wajib dikerjakan oleh umat Islam setiap hari. Sholat ini terdiri dari empat rakaat dengan dua kali tasyahud, yaitu tasyahud awal pada rakaat kedua dan tasyahud akhir pada rakaat keempat. Agar sholat Ashar dapat dilakukan dengan sempurna, berikut adalah tata cara lengkapnya:

1. Membaca Niat

Sebelum memulai sholat, niat harus ditanamkan dalam hati. Beberapa ulama berpendapat bahwa niat cukup di dalam hati, tetapi jika diucapkan untuk membantu kekhusyukan, maka diperbolehkan. Berikut adalah lafadz niat sholat Ashar:

Niat Sholat Ashar Sendiri (Munfarid)
اُصَلِّي فَرْضَ الْعَصْرِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلّٰهِ تَعَالَى

Ushalli fardhal ‘ashri arba’a raka’aatin mustaqbilal qiblati adaa-an lillahi ta’aala.

Artinya: “Aku niat melaksanakan sholat fardhu Ashar empat rakaat menghadap kiblat karena Allah Ta’ala.”

Niat Sholat Ashar sebagai Imam
اُصَلِّي فَرْضَ الْعَصْرِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً إِمَامًا لِلّٰهِ تَعَالَى

Ushalli fardhal ‘ashri arba’a raka’aatin mustaqbilal qiblati adaa-an imaaman lillahi ta’aala.

Artinya: “Aku niat melaksanakan sholat fardhu Ashar empat rakaat menghadap kiblat sebagai imam karena Allah Ta’ala.”

Niat Sholat Ashar sebagai Makmum
اُصَلِّي فَرْضَ الْعَصْرِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً مَأْمُوْمًا لِلّٰهِ تَعَالَى

Ushalli fardhal ‘ashri arba’a raka’aatin mustaqbilal qiblati adaa-an ma’muuman lillahi ta’aala.

Artinya: “Aku niat melaksanakan sholat fardhu Ashar empat rakaat menghadap kiblat sebagai makmum karena Allah Ta’ala.”

2. Rakaat Pertama

  • Takbiratul Ihram (mengangkat tangan sambil mengucapkan Allahu Akbar).
  • Membaca doa iftitah (sunnah).
  • Membaca Surat Al-Fatihah.
  • Membaca surat atau ayat-ayat dari Al-Qur’an.
  • Rukuk (membungkuk sambil membaca bacaan rukuk).
  • I’tidal (kembali berdiri tegak sambil membaca bacaan i’tidal).
  • Sujud pertama (membaca bacaan sujud).
  • Duduk di antara dua sujud (membaca bacaan duduk di antara dua sujud).
  • Sujud kedua (membaca bacaan sujud).

3. Rakaat Kedua

  • Berdiri kembali dan membaca Surat Al-Fatihah.
  • Membaca surat atau ayat dari Al-Qur’an.
  • Melakukan rukuk, i’tidal, sujud, duduk di antara dua sujud, dan sujud kedua seperti pada rakaat pertama.
  • Setelah sujud kedua, duduk untuk tasyahud awal dan membaca bacaan tasyahud awal.
  • Berdiri kembali untuk melanjutkan rakaat ketiga.

4. Rakaat Ketiga

  • Membaca Surat Al-Fatihah tanpa doa iftitah.
  • Melakukan rukuk, i’tidal, sujud, duduk di antara dua sujud, dan sujud kedua seperti sebelumnya.

5. Rakaat Keempat

  • Membaca Surat Al-Fatihah.
  • Melakukan rukuk, i’tidal, sujud, duduk di antara dua sujud, dan sujud kedua seperti sebelumnya.
  • Setelah sujud kedua, duduk untuk tasyahud akhir dan membaca bacaan tasyahud akhir.
  • Mengucapkan salam ke kanan dan kiri sebagai tanda akhir sholat.

Dengan memahami dan mengikuti tata cara ini, sholat Ashar dapat dilaksanakan dengan sempurna sesuai tuntunan Islam. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kemudahan dalam menunaikan ibadah sholat dengan khusyuk dan tepat waktu.

Mengatasi Rasa Takut Dengan Doa

Stylesphere – Rasa takut adalah bagian alami dari kehidupan manusia. Setiap orang pasti pernah mengalaminya, baik dalam situasi yang asing, saat menghadapi tantangan besar, maupun dalam ketidakpastian. Perasaan ini bisa muncul kapan saja dan di mana saja, sering kali tanpa peringatan.

Meskipun ketakutan adalah reaksi wajar, terlalu larut dalam perasaan ini dapat membuat seseorang merasa tertekan dan tidak nyaman. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui cara mengatasi rasa takut agar tetap tenang dan mampu menghadapi berbagai situasi dengan percaya diri.

Salah satu cara efektif untuk meredakan ketakutan adalah dengan berdoa. Doa dapat memberikan ketenangan batin, menumbuhkan rasa aman, dan memperkuat keyakinan dalam menghadapi tantangan. Imam An-Nawawi dalam kitab Al-Adzkar menganjurkan doa berikut untuk menghadapi rasa takut dan memohon perlindungan dari kejahatan:

اللَّهُمَّ إنَّا نَجْعَلُكَ في نُحُورِهِمْ، وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ شُرُورِهِمْ

Allahumma inna naj’aluka fi nuhurihim wa na’udzubika min syururihim.

Artinya:
“Ya Allah, kami menjadikan Engkau sebagai pihak yang memegang leher mereka dan kami berlindung kepada-Mu dari kejahatan mereka.”

Dengan mengamalkan doa ini, kita dapat merasa lebih tenang dan yakin bahwa Allah selalu melindungi kita. Ketakutan yang muncul pun dapat dikendalikan dengan hati yang lebih lapang dan pikiran yang lebih jernih.

Mengatasi Rasa Takut dengan Doa

Rasa takut adalah bagian alami dari kehidupan manusia. Setiap orang pasti pernah mengalaminya, baik dalam menghadapi situasi yang tidak familiar, tantangan besar, maupun ketidakpastian. Meskipun wajar, rasa takut yang berlebihan bisa menghambat seseorang dalam menjalani kehidupan. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui cara mengatasinya agar tetap tenang dan percaya diri.

Salah satu cara terbaik untuk meredakan ketakutan adalah dengan berdoa. Doa dapat memberikan ketenangan batin, menumbuhkan rasa aman, dan memperkuat keyakinan dalam menghadapi berbagai situasi.

Imam An-Nawawi dalam kitab Al-Adzkar menganjurkan doa berikut untuk berlindung dari kejahatan:

اللَّهُمَّ إنَّا نَجْعَلُكَ في نُحُورِهِمْ، وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ شُرُورِهِمْ

Allahumma inna naj’aluka fi nuhurihim wa na’udzubika min syururihim.

Artinya:
“Ya Allah, kami menjadikan Engkau sebagai pihak yang memegang leher mereka dan kami berlindung kepada-Mu dari kejahatan mereka.”

Selain itu, doa yang terdapat dalam Surah Al-Baqarah ayat 250 juga bisa diamalkan untuk meminta kekuatan dan keteguhan hati:

رَبَّنَآ اَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَّثَبِّتْ اَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكٰفِرِيْنَ

Rabbanaa afrigh ‘alainaa shabraw-wa tsabbit aqdaamanaa wansurnaa ‘alal qaumil kafiriin.

Artinya:
“Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami, kukuhkanlah langkah kami, dan tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.”

Dengan membaca doa-doa ini, kita dapat merasa lebih tenang, yakin bahwa Allah selalu melindungi, dan lebih kuat dalam menghadapi berbagai tantangan hidup.

Mengenal Tradisi Halal Bihalal Idul Fitri

Stylesphere – Tradisi halal bihalal di Indonesia menjadi momen penting setelah Idul Fitri untuk mempererat silaturahmi dan saling memaafkan. Dalam acara ini, doa halal bihalal memiliki makna mendalam sebagai bentuk permohonan kepada Allah SWT agar diterima amal ibadah selama Ramadhan serta diberikan keberkahan dan ampunan.

Menurut KBBI, halal bihalal adalah tradisi maaf-memaafkan setelah menjalankan ibadah puasa, biasanya dilakukan dalam pertemuan di suatu tempat seperti aula atau auditorium oleh sekelompok orang.

Doa dalam halal bihalal umumnya mengandung permohonan ampunan, kesejahteraan dunia dan akhirat, serta ungkapan syukur. Berikut adalah 9 doa halal bihalal yang dapat dibacakan dalam acara tersebut, sebagaimana disusun oleh Stylesphere.com pada Sabtu (22/3):

  1. Doa memohon ampunan dan rahmat
  2. Doa agar silaturahmi tetap terjaga
  3. Doa untuk keberkahan hidup
  4. Doa agar diberikan kesehatan dan keselamatan
  5. Doa memohon kelapangan rezeki
  6. Doa agar diberikan ketenangan hati
  7. Doa untuk para pemimpin dan masyarakat
  8. Doa bagi mereka yang telah wafat
  9. Doa agar diberikan istiqamah dalam kebaikan

Dengan doa-doa ini, acara halal bihalal menjadi lebih bermakna, tidak hanya sebagai ajang silaturahmi tetapi juga sebagai pengingat untuk terus meningkatkan kualitas ibadah dan hubungan antar sesama.

Tradisi halal bihalal tidak hanya sekadar ajang silaturahmi dan saling memaafkan, tetapi juga menjadi momen untuk memanjatkan doa kepada Allah SWT. Salah satu doa yang sering dibacakan dalam acara ini adalah doa permohonan agar Allah menerima seluruh amal ibadah yang telah dilakukan selama bulan Ramadhan.

1. Doa Permohonan Penerimaan Ibadah

Doa ini mencerminkan harapan agar Allah menerima segala amal, shalat, dan doa yang telah dipanjatkan, sekaligus memohon penerimaan taubat.

Lafaz doa:
“Rabbanaa taqabbal minna salatanaa wa di’aanaa innaka antas samii’ul aliim. Taqabbal minnaa taubatanaa innaka antat tawwabur rahim.”

Artinya:
“Ya Tuhan kami, terimalah sholat kami dan terimalah permohonan kami. Sungguh Engkau Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Terimalah taubat kami, sungguh Engkau Maha Penerima taubat dan Maha Penyayang.”

Doa ini memiliki makna mendalam dalam konteks halal bihalal, di mana pembersihan diri yang dimulai dari bulan Ramadhan diharapkan terus berlanjut dalam kehidupan sehari-hari.

2. Doa Permohonan Penerimaan Amal

Doa ini juga sering dibacakan dalam acara halal bihalal, menegaskan harapan agar Allah menerima amal ibadah yang telah dilakukan.

Lafaz doa:
“Taqobalallahu minna wa minkum, taqabbalallahu minna wa minkum wa taqabbal ya kariim.”

Artinya:
“Mudah-mudahan Allah menerima amal ibadah kita dan kamu semua, dan terimalah ya (Allah) Yang Maha Mulia.”

Doa ini sering diucapkan saat berjabat tangan dalam halal bihalal, menandakan bahwa selain meminta maaf kepada sesama, umat Islam juga berharap agar hubungan yang telah diperbaiki mendapat keberkahan dari Allah SWT.

Selain memiliki makna dalam konteks halal bihalal, frasa “Taqobalallahu minna wa minkum” juga umum digunakan sebagai ucapan selamat Idul Fitri di berbagai negara Muslim. Ini menunjukkan bahwa nilai penerimaan amal dan keberkahan ibadah adalah hal yang dijunjung tinggi dalam ajaran Islam.

3. Doa Kebaikan Dunia dan Akhirat

Doa ini sering dibacakan dalam berbagai kesempatan, termasuk dalam acara halal bihalal, karena mencakup harapan akan kebaikan di dunia dan akhirat.

Lafaz doa:
“Rabbana, atina fid dunya hasanah, wa fil akhirati hasanah, wa qina adzaban naar.”

Artinya:
“Ya Allah, berikan kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, lindungilah kami dari siksa neraka.”

Doa ini berasal dari QS. Al-Baqarah ayat 201 dan mencerminkan harapan akan kebahagiaan di dunia serta keselamatan di akhirat. Kebaikan di dunia mencakup kesehatan, rezeki yang berkah, keluarga yang harmonis, dan ilmu yang bermanfaat. Sementara kebaikan di akhirat meliputi kemudahan dalam sakaratul maut, pertolongan di hari perhitungan, dan akhirnya masuk ke dalam surga Allah SWT.

Dalam halal bihalal, doa ini menjadi pengingat bahwa tujuan silaturahmi bukan hanya untuk mempererat hubungan sosial, tetapi juga sebagai sarana meraih keberkahan dunia dan akhirat.

4. Doa Permohonan Ampunan untuk Umat Muslim

Doa ini mencerminkan semangat persaudaraan dalam Islam, dengan memohon ampunan bagi semua umat Muslim, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia.

Lafaz doa:
“Allahummaghfir lil mukminiina wal mukminaat wal muslimiinaa wal muslimaat al-ahyaa-i minhum wal amwaat. Innaka samii’un qariibun mujiibud da’wat yaa wadhiyal hajat.”

Artinya:
“Ya Allah, ampunilah orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan, Muslim laki-laki dan perempuan, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar, Maha Dekat, Maha Mengabulkan doa, wahai Dzat yang memenuhi segala kebutuhan.”

Doa ini memperkuat ukhuwah Islamiyah (persaudaraan Islam) dengan mengajarkan umat untuk selalu mendoakan sesama. Selain menunjukkan rasa kepedulian, doa ini juga mengingatkan kita bahwa kehidupan di dunia ini sementara, dan pada akhirnya semua akan kembali kepada Allah SWT.

Dalam konteks halal bihalal, doa ini menjadi refleksi agar hubungan yang telah diperbaiki tidak hanya berdampak di dunia, tetapi juga membawa keberkahan di akhirat. Selain itu, mendoakan saudara seiman, baik yang masih hidup maupun yang telah wafat, merupakan bentuk amal yang akan terus mengalir pahalanya.

5. Doa Taubat dan Pengakuan Kebesaran Allah

Doa ini berisi pengakuan akan kebesaran Allah SWT sekaligus permohonan ampunan, sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.

Lafaz doa:
“Subhanakallahumma Wabihamdika Lailla Anta Astagfiruka Waatubu Ilaik.”

Artinya:
“Maha Suci Allah dan segala puji bagi Allah SWT. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah. Aku memohon ampunan dan bertaubat hanya kepada-Mu.”

Doa ini mencakup empat unsur penting:

  1. Tasbih (mensucikan Allah)
  2. Tahmid (memuji Allah)
  3. Tauhid (mengakui keesaan Allah)
  4. Istighfar & Taubat (memohon ampunan dan kembali kepada Allah)

Dalam halal bihalal, doa ini memiliki makna mendalam karena momen tersebut adalah kesempatan untuk membersihkan hati dan meminta maaf atas kesalahan. Meskipun telah saling memaafkan sesama manusia, doa ini mengingatkan bahwa ampunan Allah tetap yang utama.

6. Doa Penerimaan Puasa dan Amal

Doa ini sering diucapkan setelah bulan Ramadhan dan dalam acara halal bihalal sebagai harapan agar ibadah puasa dan amal lainnya diterima oleh Allah SWT.

Lafaz doa:
“Taqabbalallahu minna wa minkum.”

Artinya:
“Semoga Allah menerima (puasa dan amal) dari kita dan (puasa dan amal) dari kalian.”

Doa ini mengandung harapan agar segala amal ibadah yang telah dilakukan selama bulan Ramadhan diterima oleh Allah SWT. Meskipun ibadah telah dilaksanakan, tidak ada jaminan bahwa semua diterima, sehingga permohonan ini menunjukkan sikap rendah hati dan berharap hanya kepada Allah.

Dalam konteks halal bihalal, doa ini juga mencerminkan semangat kebersamaan, karena tidak hanya memohon penerimaan amal untuk diri sendiri, tetapi juga untuk seluruh umat Muslim.

Kenapa Tarawih Semakin Sepi?

Stylesphere – Ramadhan adalah bulan penuh berkah dan kesempatan untuk memperbanyak ibadah, salah satunya adalah sholat Tarawih yang sangat dianjurkan di bulan suci ini.

Namun, menjelang akhir Ramadhan, jumlah jamaah Tarawih di masjid cenderung berkurang. Banyak orang mulai sibuk dengan persiapan Lebaran atau memilih melaksanakan Tarawih di rumah karena alasan kenyamanan dan keterbatasan waktu.

Meskipun demikian, sholat Tarawih memiliki banyak keutamaan yang tidak boleh diabaikan. Justru ketika jamaah semakin sedikit, ada keistimewaan luar biasa yang bisa diperoleh.

Lantas, apa saja keutamaan sholat Tarawih? Berikut ulasannya, dikutip dari islami.co.

Utamakan Sholat Tarawih

Sholat Tarawih memiliki banyak keutamaan, terutama jika dilakukan bersama imam. Rasulullah SAW bersabda:

“Siapa yang sholat malam bersama imam hingga selesai, maka akan ditulis untuknya pahala qiyam satu malam penuh.” (HR. at-Tirmidzi)

Hadis ini menunjukkan bahwa sholat Tarawih berjamaah sangat dianjurkan, karena memberikan pahala yang setara dengan sholat semalam penuh.

Selain itu, sholat Tarawih juga dapat menghapus dosa-dosa yang telah lalu. Rasulullah SAW bersabda:

“Barangsiapa ibadah (Tarawih) di bulan Ramadhan dengan iman dan ikhlas, maka diampuni baginya dosa yang telah lampau.” (HR. al-Bukhari, Muslim, dan lainnya)

Hadis lain dari Abu Hurairah juga menegaskan keutamaan ini:

“Barangsiapa melakukan qiyam Ramadhan karena iman dan mencari pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam hal ini, qiyam Ramadhan merujuk pada sholat Tarawih.

Menurut Imam An-Nawawi, ampunan ini berlaku untuk dosa-dosa kecil. Namun, beberapa ulama berpendapat bahwa pahala yang besar dari sholat Tarawih juga dapat meringankan dosa-dosa besar, selama dosa-dosa kecil telah terhapus.

Sholat Sunnah Jangan Dilewatkan

Sholat Tarawih di bulan Ramadhan merupakan sholat sunnah yang paling utama.

Menurut ulama madzhab Hambali, sholat yang paling utama adalah sholat sunnah yang dianjurkan dilakukan secara berjamaah, karena menyerupai sholat fardhu. Dalam urutan keutamaannya, sholat kusuf (gerhana) berada di peringkat pertama, diikuti oleh sholat Tarawih. (Al Mawsu’ah Al Fiqhiyyah, 2/9633)

Oleh karena itu, para ulama sepakat bahwa sholat Tarawih adalah sunnah mu’akkad, yaitu sunnah yang sangat dianjurkan bagi laki-laki dan perempuan. Menurut madzhab Hanafiyah, Hanabilah, dan Malikiyyah, sholat Tarawih menjadi bagian dari syiar Islam, sehingga umat Muslim dianjurkan untuk menghidupkan malam-malam Ramadhan dengan Tarawih.

Dalam pelaksanaannya, sholat Tarawih lebih utama dilakukan secara berjamaah daripada sendiri-sendiri. Imam Asy-Syafi’i dan mayoritas ulama lainnya menekankan bahwa sholat Tarawih lebih baik dikerjakan di masjid, sebagaimana yang dilakukan oleh Umar bin Khattab dan para sahabat.

Dengan keutamaan-keutamaan ini, hendaknya umat Islam tidak meninggalkan sholat Tarawih, terutama di penghujung bulan Ramadhan.

Doa Rasulullah Menurut Gus Baha

Stylesphere – Setiap orang memiliki cara pandang berbeda tentang kehidupan. Ada yang melihatnya sebagai perjalanan penuh tantangan, sementara yang lain menganggapnya sebagai ladang untuk menanam kebaikan. Dalam Islam, kehidupan dan kematian memiliki makna mendalam yang harus dipahami dengan bijak.

KH Ahmad Bahauddin Nursalim, atau Gus Baha, seorang ulama kharismatik sekaligus tokoh penting di PBNU, menjelaskan bahwa hidup adalah kesempatan untuk memperbanyak kebaikan. Dalam sebuah doa, Rasulullah SAW bersabda:

“Ya Allah, jadikan kehidupan ini sebagai penambahan saya untuk berbuat baik, dan jadikan kematian sebagai akhir dari semua keburukan saya.”

Menurut Gus Baha, doa ini mengajarkan bahwa hidup seharusnya dimanfaatkan untuk menambah amal saleh. Sebaliknya, kematian bukanlah sesuatu yang perlu ditakuti, melainkan akhir dari segala keburukan yang mungkin dilakukan manusia.

Dalam ceramahnya, yang dirangkum dari kanal YouTube @takmiralmukmin, Gus Baha menekankan bahwa selama hidupnya, manusia memiliki potensi untuk berbuat baik maupun buruk. Islam mengajarkan umatnya untuk menjalani kehidupan dengan penuh kesadaran dan menjadikan kematian sebagai pengingat untuk selalu memperbaiki diri.

Pertanyaan Terkait meninggalnya Seseorang

Gus Baha mencontohkan bagaimana ulama-ulama Nahdlatul Ulama (NU) menyikapi kematian seseorang, bahkan jika semasa hidupnya dikenal sebagai pelaku maksiat. Mereka tetap berusaha melihat sisi baik dari orang yang telah meninggal.

Dalam sebuah kisah, Gus Baha menyebut bahwa ketika seorang bajingan meninggal, para kiai tetap mencari kebaikan dalam dirinya. Mereka meyakini bahwa kematian telah mengakhiri segala potensi keburukannya, sehingga tidak ada alasan untuk terus menghakimi seseorang yang sudah tiada.

Sikap ini mengajarkan bahwa manusia tidak boleh merasa lebih baik dari orang lain. Setiap individu berpotensi melakukan kesalahan, sehingga yang lebih utama adalah memperbaiki diri selama masih diberi kesempatan hidup.

Islam mengajarkan keseimbangan dalam menghadapi kehidupan dan kematian. Hidup adalah waktu untuk beramal, sementara kematian adalah sesuatu yang pasti dan tidak bisa dihindari.

Menurut Gus Baha, hidup bukanlah tentang siapa yang paling lama bertahan, tetapi siapa yang bisa memanfaatkannya untuk berbuat baik. Oleh karena itu, doa Rasulullah SAW yang menyatakan agar kehidupan menjadi tambahan untuk kebaikan dan kematian sebagai akhir dari keburukan, menjadi pedoman utama dalam menjalani hidup.

Di sisi lain, Islam mengajarkan bahwa setiap perbuatan memiliki konsekuensi. Amal baik akan mendapat balasan yang baik, sementara keburukan akan membawa dampak buruk, baik di dunia maupun di akhirat.

Gus Baha menekankan bahwa selama hidup, seseorang harus berusaha menghindari keburukan sejauh mungkin. Jika ajal menjemput, setidaknya ia meninggalkan dunia dalam keadaan yang lebih baik.

Dalam Islam, kematian bukanlah akhir segalanya, melainkan pintu menuju kehidupan yang sesungguhnya di akhirat. Oleh karena itu, manusia harus mempersiapkan bekal yang cukup agar mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT.