Bolehkah Menahan Kentut Disaat Sedang Sholat?

Bolehkah Menahan Kentut Disaat Sedang Sholat?

Stylesphere – Sholat adalah ibadah utama dalam Islam yang menuntut kekhusyukan, ketenangan, dan kesucian. Namun, tidak jarang saat sholat, seseorang merasa ingin buang angin dan memilih menahannya demi menyelesaikan ibadah. Lalu, apakah menahan kentut saat sholat diperbolehkan? Apakah ini memengaruhi sah atau tidaknya sholat?

Dalam hukum Islam, wudhu adalah syarat sah sholat. Jika kentut keluar saat sholat, maka wudhu batal dan sholat pun tidak sah, harus diulang. Tapi jika kentut hanya ditahan dan tidak keluar, bagaimana hukumnya?

Menahan kentut saat sholat memang tidak membatalkan sholat selama tidak ada angin yang keluar. Namun, hal ini bisa mengganggu kekhusyukan, padahal khusyuk merupakan ruh dari sholat itu sendiri.

Para ulama menyarankan agar tidak sholat dalam keadaan menahan sesuatu, baik buang air kecil, besar, maupun kentut. Jika merasa ingin buang angin sebelum sholat, sebaiknya batalkan dulu dan perbarui wudhu, agar bisa menjalankan ibadah dengan lebih tenang dan khusyuk.

Dengan memahami hal ini, kita bisa lebih hati-hati dan nyaman dalam menjalankan sholat, tanpa ragu soal keabsahannya.

Hukum Menahan Kentut Dalam Islam

Menurut NU Online, meski tidak dijelaskan secara langsung dalam hadis Nabi Muhammad SAW mengenai hukum menahan kentut saat sholat, ada hadis-hadis lain yang membahas kondisi serupaโ€”seperti menahan rasa lapar atau buang air saat sedang sholat.

Salah satunya adalah hadis berikut:

ู„ูŽุง ุตูŽู„ูŽุงุฉูŽ ุจูุญูŽุถู’ุฑูŽุฉู ุทูŽุนูŽุงู…ู ูˆูŽู„ูŽุง ูˆูŽู‡ููˆูŽ ูŠูุฏูŽุงููุนูู‡ู ุงู„ู’ุงูŽุฎู’ุจูŽุซูŽุงู†ู
โ€œTidak ada sholat saat makanan telah tersaji, dan tidak (pula) ketika seseorang menahan buang air kecil maupun besar.โ€ (HR. Muslim)

Makna โ€œtidak ada sholatโ€ dalam konteks ini adalah sholatnya tidak sempurna. Sedangkan โ€œdi hadapan makananโ€ merujuk pada situasi ketika makanan sudah dihidangkan dan seseorang ingin menyantapnya.

Imam an-Nawawi menjelaskan bahwa hadis ini menunjukkan hukum makruh bagi seseorang yang melaksanakan sholat dalam keadaan menahan hajat, baik ingin makan maupun buang air. Makruh berarti tidak berdosa jika dilakukan, namun lebih baik jika ditinggalkan.

Alasannya adalah karena keadaan seperti itu dapat mengganggu kekhusyukan dalam sholat. Hilangnya fokus saat ibadah membuat sholat tidak bisa dijalankan dengan sempurna. Maka, disarankan untuk menyelesaikan hajat terlebih dahulu agar bisa sholat dalam kondisi tenang dan khusyuk.

Penjelasan Imam Nawawi

Berdasarkan penjelasan Imam Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim, tindakan-tindakan yang mengganggu kekhusyukan shalat termasuk dalam kategori makruh. Contohnya adalah melaksanakan shalat dalam keadaan lapar saat makanan sudah terhidang atau saat menahan buang air kecil maupun besar. Hal-hal yang sejenis dan menyebabkan hati tidak tenang saat shalat juga masuk dalam hukum yang sama.

Imam Nawawi menyatakan bahwa mayoritas ulama, khususnya dari mazhab Syafiโ€™i, sepakat bahwa shalat dalam kondisi seperti itu makruh hukumnya, selama waktu shalat masih cukup luas untuk menundanya.

Termasuk dalam hal ini adalah menahan kentut saat shalat. Jika seseorang merasa ingin buang angin dan kondisi itu membuatnya tidak khusyuk, maka lebih baik membatalkan shalat, menuntaskan hajatnya terlebih dahulu, kemudian mengulang shalat selama waktunya masih ada.

Menahan kentut saat shalat bukan hanya mengganggu kenyamanan, tetapi juga merusak kekhusyukan yang merupakan inti dari ibadah itu sendiri. Karena itu, menunaikan shalat dalam kondisi tenang dan tanpa gangguan menjadi pilihan yang lebih utama.

Apa itu Puasa Ayyamul Bidh? Disini Jadwal lengkapnya

Apa itu Puasa Ayyamul Bidh? Disini Jadwal lengkapnya

Stylesphere – Umat Islam tidak hanya diwajibkan berpuasa di bulan Ramadhan, tetapi juga dianjurkan untuk berpuasa di luar bulan suci tersebut. Selama tidak jatuh pada hari-hari yang diharamkan untuk berpuasaโ€”seperti Idulfitri, Iduladha, dan tiga hari tasyrik (11, 12, 13 Dzulhijjah)โ€”muslim bebas menjalankan puasa sunnah atau qadha Ramadhan.

Salah satu puasa sunnah yang bisa dilakukan setiap bulan adalah Puasa Ayyamul Bidh, yaitu puasa selama tiga hari di pertengahan bulan Hijriah, tepatnya pada tanggal 13, 14, dan 15.

Dalam hadis yang diriwayatkan dari Qatadah bin Milhan RA, ia berkata:
“Rasulullah SAW memerintahkan kami untuk berpuasa pada hari-hari yang malamnya terang, yaitu tanggal 13, 14, dan 15.” (HR Abu Dawud)

Puasa Ayyamul Bidh bisa dikerjakan setiap bulan Hijriah kecuali saat Ramadhan. Artinya, umat Islam juga bisa menunaikannya di bulan Syawal ini. Puasa ini termasuk amalan sunnah yang dianjurkan karena pahalanya sangat besar.

Berikut ini panduan lengkap mengenai puasa Ayyamul Bidh di bulan Syawal, mulai dari jadwal pelaksanaan, bacaan niat, hingga keutamaan yang bisa diraih.

Jadwal Puasa Ayyamul Bidh April 2025

Berdasarkan hasil sidang isbat yang dilakukan oleh Kementerian Agama (Kemenag) untuk penetapan awal Syawal 1446 H, berikut adalah jadwal puasa Ayyamul Bidh di bulan Syawal tahun ini:

  • Sabtu, 12 April 2025 / 13 Syawal 1446 H
  • Ahad, 13 April 2025 / 14 Syawal 1446 H
  • Senin, 14 April 2025 / 15 Syawal 1446 H

Puasa Ayyamul Bidh ini bisa menjadi pelengkap amal ibadah setelah Ramadhan dan puasa enam hari di Syawal. Jika kamu berencana melakukannya, pastikan juga untuk meniatkan puasa sejak malam harinya dan menjaga niat sepanjang hari. Perlu bantuan dengan teks niat atau keutamaan puasanya?

Doa Niat Puasa Ayyamul Bidh

Sebelum menjalankan puasa Ayyamul Bidh, umat Islam wajib melafalkan niat terlebih dahulu. Niat adalah bagian penting dalam setiap ibadah, termasuk puasa sunnah ini. Berikut lafal niat puasa Ayyamul Bidh di bulan Syawal:

ู†ูŽูˆูŽูŠู’ุชู ุตูŽูˆู’ู…ูŽ ุฃูŽูŠูŽู‘ุงู…ู ุงู„ู’ุจููŠู’ุถู ู„ูู„ู‘ูฐู‡ู ุชูŽุนูŽุงู„ูŽู‰
Nawaitu shauma ayyรขmil bรฎdl lilรขhi taโ€™รขlรข.

Artinya: โ€œSaya niat puasa Ayyamul Bidh (hari-hari yang malamnya cerah), karena Allah Taโ€™รขlรข.โ€

Seperti puasa sunnah lainnya, niat puasa Ayyamul Bidh dapat dilakukan sejak malam hari hingga sebelum waktu zawal (saat matahari mulai condong ke barat), selama belum makan atau minum sejak terbit fajar.

Keutamaan Puasa Ayyamul Bidh
Puasa ini memiliki keutamaan besar. Siapa yang melaksanakannya tiga hari setiap bulan akan mendapatkan pahala seperti berpuasa sepanjang tahun. Hal ini berdasarkan hadis riwayat Bukhari No. 1979:

โ€œPuasa tiga hari setiap bulan adalah seperti puasa sepanjang tahun,โ€ sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan dari Abdullah bin Amr bin Al-‘Ash.

Hukum Haji dengan Uang Pinjaman Menurut Buya Yahya

Hukum Haji dengan Uang Pinjaman Menurut Buya Yahya

Stylesphere – Haji adalah salah satu rukun Islam yang wajib bagi umat Muslim yang mampu secara fisik dan finansial. Namun, sebagian orang yang belum mampu secara ekonomi tetap berusaha keras untuk berangkat haji, termasuk dengan cara berutang.

Menanggapi hal ini, KH Yahya Zainul Maโ€™arif (Buya Yahya) menjelaskan bahwa secara fikih, ibadah haji yang dilakukan dengan dana hasil pinjaman tetap sah, asalkan semua syarat dan rukunnya terpenuhi. Artinya, ibadah tersebut tetap diterima secara hukum agama.

Meski begitu, Buya Yahya menegaskan bahwa berutang demi berhaji bukan langkah yang dianjurkan. Haji hanya wajib bagi mereka yang benar-benar mampu. Karena itu, tidak perlu memaksakan diri dengan mengambil utang jika kondisi keuangan belum memungkinkan. Niat baik untuk berhaji memang penting, tetapi harus tetap disesuaikan dengan kemampuan agar tidak menimbulkan beban baru.

Berhaji Yang Benar Menurut Buya Yahya

Buya Yahya mengingatkan umat Islam agar tidak memaksakan diri untuk berhaji atau berumrah dengan cara berutang, apalagi jika utangnya mengandung riba.

“Masalahnya jadi lebih berat saat kita belum mampu melunasi utang, sementara kita sudah naik haji. Rasa malu bisa muncul, dan dari situlah kadang seseorang terdorong untuk mencari uang dengan cara yang tidak benar,” ujar Buya Yahya.

Ia menegaskan bahwa tidak semua praktik pinjam-meminjam sesuai syariat Islam. Banyak yang justru melibatkan sistem bunga, yang dalam Islam termasuk riba dan hukumnya haram.

โ€œKalau berangkat haji dengan pinjaman berbunga, itu bisa menunjukkan ibadah dilakukan bukan karena Allah. Padahal, tidak berhaji karena belum mampu itu tidak berdosa. Tapi kalau haji dengan cara yang haram, justru menambah dosa,โ€ jelasnya.

Buya Yahya juga mengakui bahwa ada pinjaman yang halal, tanpa bunga, dan sesuai syariat. Namun, ia tetap mengimbau agar umat Islam tidak memaksakan diri berutang demi beribadah.

โ€œHaji dan umrah adalah ibadah seumur hidup sekali. Jangan biasakan beribadah dengan berutang, karena utang wajib dibayar,โ€ ujarnya.

Ia menutup pesannya dengan menegaskan bahwa ibadah haji dan umrah tetap sah secara hukum, tetapi jika dilakukan dengan uang haram, yang patut diragukan adalah ketulusannya.

Amalan Setara Naik Haji

1. Salat Subuh Berjamaah

Salat Subuh berjamaah memiliki keutamaan yang sangat besar. Seseorang yang salat Subuh berjamaah, kemudian duduk berzikir kepada Allah Swt. hingga matahari terbit, lalu salat dua rakaat (salat isyraq), akan mendapatkan pahala yang setara dengan haji dan umroh yang sempurna.

Seperti riwayat dari Anas bahwa Rasulullah saw. bersabda:

ู…ู† ุตู„ู‰ ุงู„ุบุฏุงุฉ ููŠ ุฌู…ุงุนุฉ ุซู… ู‚ุนุฏ ูŠุฐูƒุฑ ุงู„ู„ู‡ ุญุชู‰ ุชุทู„ุน ุงู„ุดู…ุณุŒ ุซู… ุตู„ู‰ ุฑูƒุนุชูŠู† ูƒุงู†ุช ู„ู‡ ูƒุฃุฌุฑ ุญุฌุฉ ูˆุนู…ุฑุฉ 

Artinya: โ€œSiapa yang mengerjakan salat subuh berjemaah, kemudian dia tetap duduk sambil zikir sampai terbit matahari dan setelah itu mengerjakan salat dua rakaat, maka akan diberikan pahala haji dan umrah.โ€ (HR. At-Tirmidzi)

2. Berbuat Baik kepada Orang Tua

Berbakti kepada orang tua adalah salah satu amalan yang sangat dianjurkan dalam Islam. Pahala berbakti kepada orang tua bisa menyamai pahala haji dan umroh, karena rida Allah Swt. tergantung pada rida orang tua, dan murka Allah tergantung pada murka orang tua.

Sebagaimana Anas r.a. berkata:

ุนูŽู†ู’ ุฃูŽู†ูŽุณู ู‚ูŽุงู„ูŽ : ุฃูŽุชูŽู‰ ุฑูŽุฌูู„ูŒ ุฑูŽุณููˆู’ู„ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ : ุฅูู†ูู‘ู‰ ุฃูŽุดู’ุชูŽู‡ูู‰ ุงู„ู’ุฌูู‡ูŽุงุฏูŽ ูˆูŽู„ูŽุง ุฃูŽู‚ู’ุฏูุฑู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู. ู‚ูŽุงู„ูŽ : ู‡ูŽู„ู’ ุจูŽู‚ููŠูŽ ู…ูู†ู’ ูˆูŽุงู„ูุฏูŽูŠู’ูƒูŽ ุฃูŽุญูŽุฏูŒุŸ ู‚ูŽุงู„ูŽ : ุฃูู…ูู‘ูŠ. ู‚ูŽุงู„ูŽ : ููŽุฃูŽุจู’ู„ู ุงู„ู„ู‡ูŽ ููู‰ ุจูุฑูู‘ู‡ูŽุง. ููŽุฅูุฐูŽุง ููŽุนูŽู„ู’ุชูŽ ุฐูŽู„ููƒูŽ ููŽุฃูŽู†ู’ุชูŽ ุญูŽุงุฌูŒู‘ ูˆูŽู…ูุนู’ุชูŽู…ูุฑูŒ ูˆูŽู…ูุฌูŽุงู‡ูุฏูŒ. ููŽุฅูุฐูŽุง ุฑูŽุถููŠูŽุชู’ ุนูŽู†ู’ูƒูŽ ุฃูู…ูู‘ูƒูŽ ููŽุงุชูŽู‘ู‚ู ุงู„ู„ู‡ูŽ ูˆูŽุจูุฑูŽู‘ู‡ูŽุง

Artinya: โ€œDari Anas, ia berkata, ada seorang laki-laki mendatangi Rasulullah saw. kemudian berkata โ€œSesungguhnya aku ingin berjihad namun aku tidak mampuโ€ 

Rasulullah saw. bersabda: โ€œApakah salah satu dari kedua orang tuamu masih ada?โ€ Laki-laki itu menjawab: โ€œIbukuโ€ 

Rasulullah saw. bersabda: โ€œPerbaikilah hubunganmu dengan Allah Swt. dengan berbakti kepada ibumu. Ketika kamu telah melakukannya maka kamu adalah orang yang berhaji, umrah dan jihad. Ketika ibumu rida kepadamu, maka bertakwalah kepada Allah dan berbaktilah kepada ibumuโ€. (Abu Yaโ€™la Al-Maushuli, Musnad Abu Yaโ€™la Al-Maushuli, [Damaskus: Dar al-Maโ€™mun Lit Turats, 1989], Jilid V, halaman 150).

3. Pergi ke Masjid dengan Niat untuk Menuntut Ilmu

Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap Muslim. Seseorang yang pergi ke masjid untuk menuntut ilmu, maka ia berada di jalan Allah Swt. sampai ia kembali. Pahala menuntut ilmu juga bisa setara dengan pahala haji dan umroh. Seperti dari Abu Umamah bahwa Rasul bersabda:

 ู…ู† ุบุฏุง ุฅู„ู‰ ุงู„ู…ุณุฌุฏ ู„ุงูŠุฑูŠุฏ ุฅู„ุง ุฃู† ูŠุชุนู„ู… ุฎูŠุฑุง ุฃูˆ ูŠุนู„ู…ู‡ุŒ ูƒุงู† ู„ู‡ ูƒุฃุฌุฑ ุญุงุฌ ุชุงู…ุง ุญุฌุชู‡ 

Artinya, โ€œSiapa yang berangkat ke masjid hanya untuk belajar kebaikan atau mengajarkannya, diberikan pahala seperti pahala ibadah haji yang sempurna hajinyaโ€ (HR. At-Thabarani)

Cara Sholat Isyraq Yang Baik Dan benar

Cara Sholat Isyraq Yang Baik Dan benar

Stylesphere – Bulan Ramadan adalah waktu yang penuh keberkahan, di mana umat Muslim dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah mereka. Keutamaan bulan suci ini memberikan kesempatan bagi setiap Muslim untuk memperbanyak amalan dan meraih pahala yang berlipat ganda.

Salah satu amalan yang dapat dilakukan secara istiqomah selama bulan Ramadan adalah sholat Isyraq atau sholat Syuruq. Sholat sunnah ini dikerjakan dua rakaat setelah matahari terbit.

Meskipun hukumnya sunnah, sholat Isyraq memiliki keutamaan luar biasa. Orang yang mengerjakannya akan mendapatkan pahala setara dengan haji dan umrah yang sempurna. Pahala ini diberikan kepada mereka yang melaksanakan sholat Subuh berjamaah, kemudian berdzikir hingga matahari terbit, lalu mengerjakan sholat Isyraq.

Rasulullah SAW bersabda:

ู…ูŽู†ู’ ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู’ููŽุฌู’ุฑูŽ ูููŠ ุฌูŽู…ูŽุงุนูŽุฉู ุซูู…ูŽู‘ ู‚ูŽุนูŽุฏูŽ ูŠูŽุฐู’ูƒูุฑู ุงู„ู„ู‡ูŽ ุชูŽุนูŽุงู„ูŽู‰ ุญูŽุชูŽู‘ู‰ ุชูŽุทู’ู„ูุนูŽ ุงู„ุดูŽู‘ู…ู’ุณู ุซูู…ูŽู‘ ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุฑูŽูƒู’ุนูŽุชูŽูŠู’ู†ูุŒ ูƒูŽุงู†ูŽุชู’ ู„ูŽู‡ู ูƒูŽุฃูŽุฌู’ุฑู ุญูŽุฌูŽู‘ุฉู ูˆูŽุนูู…ู’ุฑูŽุฉู ุชูŽุงู…ูŽุฉู ุชูŽุงู…ูŽุฉู ุชูŽุงู…ูŽุฉู (ุฑูˆุงู‡ ุงู„ุชุฑู…ุฐูŠ. ุญุณู†)

Artinya: “Siapa saja yang sholat Subuh secara berjamaah, kemudian duduk berdzikir kepada Allah hingga terbit matahari, lalu mengerjakan sholat dua rakaat, maka ia akan mendapatkan pahala sebagaimana haji dan umrah yang sempurna, sempurna, sempurna.” (HR. At-Tirmidzi, Hadis Hasan).

Agar mendapatkan keutamaan tersebut, berikut niat dan tata cara sholat Isyraq yang bisa diamalkan selama bulan Ramadan, lengkap dengan doa setelahnya.

Berikut Adalah Tata Cara Sholat Isyraq Yang Benar

Sholat Isyraq dilaksanakan sebanyak dua rakaat. Adapun tata caranya tidak berbeda jauh dengan sholat pada umumnya, yakni diawali dengan niat dan ditutup dengan salam. Berikut tata caranya.

1. Membaca niat sholat Isyraq

Berikut adalah niat sholat isyraq sebagaimana diterangkan Syaikh Nawawi dalam kitab Nihayatuz Zain.

ุฃุตู„ู‰ ุณู†ุฉ ุงู„ุฅุดุฑุงู‚ ุฑูƒุนุชูŠู† ู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ 

Ushalli sunnatal isyraqi rakโ€™ataini lillahi taโ€™ala. 

Artinya, โ€œAku niat shalat sunnah isyraq dua rakaat karena Allah.โ€

2. Takbiratul ihram

3. Membaca surah al-Fatihah dilanjutkan salah satu surah dalam Al-Qurโ€™an (Dianjurkan surah Ad-Dhuha)

4. Rukuk

5. Iktidal

6. Sujud pertama

7. Duduk di antara dua sujud

8. Sujud kedua rakaat pertama

9. Berdiri dan mengulang urutan di atas sejak membaca Surah al-Fatihah, salah satu surah dalam Al-Qurโ€™an (dianjurkan surah As-Syarh), hingga sujud kedua

10. Duduk tasyahud

11. Mengucapkan salam, menoleh ke kanan dan kiri.