Stylesphere – Surat Al-Waqiah menjadi salah satu bacaan yang istimewa di kalangan umat Muslim. Selain kandungannya yang sarat makna, surat ini juga diyakini memiliki berbagai keutamaan yang mampu meningkatkan semangat untuk mengamalkannya secara rutin, khususnya dalam hal rezeki dan perlindungan dari kemiskinan.
Surat ini merupakan surat ke-56 dalam Al-Qur’an dan terdiri atas 96 ayat. Termasuk dalam kelompok surat Makkiyah, Surat Al-Waqiah diturunkan di Mekkah sebelum Rasulullah SAW berhijrah ke Madinah. Nama “Al-Waqiah” sendiri berarti “Hari Kiamat”, diambil dari kata pertama yang muncul dalam ayat pembuka surat ini.
Salah satu keistimewaan utama dari Surat Al-Waqiah adalah diyakini dapat menjadi sebab terhindarnya seseorang dari kefakiran. Banyak ulama dan tokoh Islam menganjurkan untuk membaca surat ini secara rutin, terutama di waktu malam, sebagai bentuk ikhtiar spiritual dalam memohon kelapangan rezeki dan perlindungan dari kesulitan ekonomi.
Dengan memahami makna dan keutamaannya, Surat Al-Waqiah bukan sekadar bacaan harian, tetapi juga bisa menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meningkatkan tawakal dalam menghadapi tantangan hidup. Tidak heran jika surat ini menjadi salah satu amalan yang dianjurkan untuk dibaca secara konsisten.
Keutamaan Surat Al-Waqiah: Penjaga dari Kemiskinan dan Sarana Mendekatkan Diri kepada Allah

Surat Al-Waqiah dikenal luas di kalangan umat Islam karena keutamaannya yang luar biasa. Salah satu manfaat paling populer dari surat ini adalah diyakini mampu melindungi pembacanya dari kemiskinan dan kefakiran. Keyakinan ini bersumber dari beberapa riwayat hadis yang menganjurkan pembacaan Surat Al-Waqiah secara rutin, khususnya di waktu malam.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Baihaqi, Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa membaca Surat Al-Waqi’ah setiap malam, maka dia tidak akan tertimpa kemiskinan.”
Meskipun sebagian riwayat, seperti yang dinisbatkan kepada Ibnu Mas’ud, memiliki sanad yang lemah, namun hadis tersebut tetap diamalkan dalam konteks fadhilah amal (keutamaan amalan). Artinya, meski tidak digunakan sebagai dasar hukum, ia tetap menjadi dorongan spiritual yang kuat bagi kaum Muslimin untuk mengamalkan surat ini dalam kehidupan sehari-hari.
Mendatangkan Cinta Allah SWT
Selain menjadi pelindung dari kefakiran, membaca Surat Al-Waqiah juga diyakini dapat mendatangkan cinta dari Allah SWT. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam kitab Fadhailu Al-Qur’an karya Ibnu ad-Dharis, yang menganjurkan pembacaan surat ini secara rutin setiap malam.
Dengan istiqamah membaca Surat Al-Waqiah, seorang Muslim bukan hanya berusaha mencari kelapangan rezeki, tetapi juga membangun hubungan yang lebih dekat dengan Allah SWT. Kedekatan inilah yang menjadi bentuk cinta Ilahi, sebagai balasan atas usaha hamba-Nya yang senantiasa mendekatkan diri melalui firman-Nya.
Keajaiban Surat Al-Waqiah: Mempermudah Hajat dan Menenangkan Jiwa

Surat Al-Waqiah tidak hanya dikenal sebagai pelindung dari kemiskinan, tetapi juga dipercaya memiliki kekuatan untuk mempermudah hajat atau keinginan seseorang, terutama yang berkaitan dengan rezeki dan keberkahan hidup. Dalam buku Intisari Kitab Mujarobat karya Mohammad Ulin Nuha, disebutkan bahwa Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk membaca surat ini secara rutin, terlebih saat memiliki kebutuhan atau keinginan tertentu.
Beberapa ulama bahkan menyarankan untuk membaca Surat Al-Waqiah sebanyak 41 kali dalam satu majelis ketika seseorang memiliki hajat besar yang ingin segera dikabulkan. Tradisi ini telah diamalkan oleh banyak kalangan sebagai bentuk ikhtiar spiritual yang kuat. Tidak hanya untuk urusan duniawi, surat ini juga diyakini dapat mempermudah berbagai situasi sulit seperti saat menghadapi sakaratul maut, proses persalinan, atau dalam proses penyembuhan penyakit.
Menenangkan Hati dan Jiwa
Selain membawa manfaat secara materi, membaca Surat Al-Waqiah juga memberikan ketenangan hati yang mendalam. Meski pembaca belum memahami makna setiap ayatnya, lantunan bacaan Al-Qur’an, termasuk Surat Al-Waqiah, diyakini dapat menenangkan jiwa yang gelisah.
Imam Muhammad Al-Baqir pernah berkata:
“Barangsiapa yang membaca surat Al-Waqiah sebelum tidur, maka ia akan berjumpa dengan Allah dalam keadaan wajah seperti bulan purnama.”
Pernyataan ini menunjukkan bahwa manfaat membaca surat ini bukan hanya terasa di dunia, tetapi juga memberi dampak spiritual dan kedekatan dengan Sang Pencipta. Dengan menjadikan Surat Al-Waqiah sebagai amalan rutin, seorang Muslim tidak hanya memperkuat keyakinannya terhadap rezeki dari Allah, tetapi juga menjaga ketenangan batin dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Perlindungan dari Bahaya Dunia dan Syafaat di Akhirat: Keutamaan Lain Surat Al-Waqiah
Selain sebagai penarik rezeki dan penyejuk hati, Surat Al-Waqiah juga dipercaya membawa perlindungan dari berbagai kemudharatan dan kesulitan dunia. Dalam buku 10 Keutamaan Surat Al-Waqiah karya Teguh Chandra, disebutkan bahwa surat ini memiliki manfaat khusus bagi perempuan, termasuk para gadis, yang membacanya secara rutin.
Perlindungan ini mencakup berbagai bentuk gangguan atau bahaya yang mungkin terjadi dalam kehidupan sehari-hari, baik secara fisik, emosional, maupun spiritual. Dengan menjadikan Surat Al-Waqiah sebagai amalan harian, seorang Muslim diharapkan dapat menjalani hidup dengan lebih aman, tenteram, dan penuh keberkahan.
Meraih Syafaat di Hari Kiamat
Tidak hanya bermanfaat di dunia, Surat Al-Waqiah juga diyakini memberikan dampak besar di akhirat. Salah satu keutamaannya adalah menjadi sarana untuk meraih syafaat kelak di hari kiamat. Imam Ja’far Ash-Shadiq berkata:
“Barangsiapa yang merindukan surga dan sifat-sifatnya, maka bacalah Surat Al-Waqiah. Dan barangsiapa yang ingin melihat sifat neraka, maka bacalah Surat As-Sajdah.”
Pernyataan ini menunjukkan bahwa kandungan Surat Al-Waqiah menyentuh aspek eskatologis yang mendalam. Surat ini menggambarkan secara jelas peristiwa dahsyat hari kiamat dan pembagian manusia menjadi tiga golongan:
- Ashabul Yamin – golongan kanan, yakni orang-orang yang beriman dan memperoleh kebahagiaan.
- Ashabul Syimal – golongan kiri, yaitu orang-orang kafir yang mendapatkan siksa.
- As-Sabiqun – golongan terdepan, yaitu hamba-hamba Allah yang paling dekat kepada-Nya karena keimanan dan amal saleh mereka.
Dengan memahami isi dan pesan yang terkandung di dalamnya, Surat Al-Waqiah menjadi bukan hanya sarana ibadah, tetapi juga pengingat akan tujuan akhir kehidupan seorang Muslim: ridha Allah dan kebahagiaan abadi di akhirat.
Menanamkan Nilai Tauhid: Intisari Spiritualitas Surat Al-Waqiah
Keutamaan lain dari Surat Al-Waqiah yang tak kalah penting adalah kandungan ajarannya yang menegaskan prinsip tauhid—yakni keyakinan mutlak akan keesaan Allah SWT. Surat ini secara mendalam mengajarkan bahwa seluruh aspek kehidupan, termasuk rezeki, takdir, dan kematian, sepenuhnya berada dalam genggaman dan kehendak Allah.
Melalui ayat-ayatnya, Surat Al-Waqiah mengingatkan bahwa rezeki bukanlah hasil dari kekuatan atau kecerdasan semata, melainkan bentuk kasih sayang dan karunia dari Allah SWT kepada hamba-Nya. Karenanya, surat ini mendorong umat Islam untuk senantiasa bersyukur, tidak bergantung pada dunia, dan memperkuat ikhtiar spiritual dalam memohon rezeki yang halal, berkah, dan bermanfaat.
Lebih dari sekadar bacaan harian, Surat Al-Waqiah menjadi pengingat akan hakikat kehidupan dan tujuan akhir manusia. Ia mengajak pembacanya untuk menata niat, memperbaiki amal, dan terus mengingat bahwa kebahagiaan sejati hanya dapat diraih dengan keimanan, ketaatan, dan ketawakalannya kepada Allah SWT.
Waktu Terbaik dan Doa Setelah Membaca Surat Al-Waqiah
Surat Al-Waqiah memang sangat dianjurkan untuk diamalkan secara rutin setiap hari. Waktu pembacaannya bisa dilakukan pada malam hari sebelum tidur atau selepas sholat Subuh. Meskipun sebagian besar riwayat yang menganjurkan hal ini berstatus hasan bahkan ada yang dhaif (lemah), banyak ulama dan kaum Muslimin tetap mengamalkannya karena nilai spiritual dan keutamaannya yang besar.
Salah satu riwayat terkenal berasal dari Abdullah bin Mas’ud RA. Beliau berkata:
“Barang siapa membaca surat Al-Waqi’ah setiap malam, maka dia tidak akan mengalami kefakiran (kemiskinan) selamanya.”
(HR. Baihaqi dalam Syu’abul Iman)
Hadis ini meskipun dinilai lemah dari sisi sanad, tetap diterima dalam konteks fadhailul a’mal (keutamaan amal), sehingga dapat diamalkan sebagai bentuk ikhtiar spiritual.
Doa Setelah Membaca Surat Al-Waqiah
Setelah selesai membaca Surat Al-Waqiah, dianjurkan pula membaca doa berikut sebagai pelengkap permohonan kepada Allah SWT agar diberikan kecukupan rezeki, perlindungan dari kemiskinan, dan tidak bergantung pada makhluk.
Teks Arab Doa:
اَللَّهُمَّ صُنْ وُجُوْهَنَا بِاْليَسَارِ، وَلاَ تُهِنَّا بِاْلاِقْتَارِ، فَنَسْتَرْزِقَ طَالِبِيْ رِزْقِكَ، وَنَسْتَعْطِفَ شِرَارَ خَلْقِكَ، وَنَشْتَغِلَ بِحَمْدِ مَنْ أَعْطَانَا، وَنُبْتَلَى بِذَمِّ مَنْ مَنَعَنَا، وَأَنْتَ مِنْ وَرَاءِ ذَلِكَ كُلِّهِ أَهْلُ الْعَطَاءِ وَالْمَنْعِ.
اَللَّهُمَّ كَمَا صُنْتَ وُجُوْهَنَا عَنِ السُّجُوْدِ إِلَّا لَكَ، فَصُنَّا عَنِ الْحَاجَةِ إِلَّا إِلَيْكَ بِجُوْدِكَ وَكَرَمِكَ وَفَضْلِكَ، يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ (ثَلَاثًا)، أَغْنِنَا بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ.
وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.
Bacaan Latin:
Allahumma shun wujuhana bil yasar, wa la tuhinna bil iqtar, fanastarziqa tholibi rizqika, wa nasta’thifa syirāra khalqika, wa nasytaghila bihamdi man a’thāna, wa nubtalā bi dzammi man mana’ana, wa anta min warā’i dzālika kullihi ahlul ‘aṭā’i wal man’i.
Allahumma kama shunta wujuhana ‘anis-sujūdi illā laka, fa shunna ‘anil-ḥājati illā ilaika bijūdika wa karomika wa fadhlika, yā arḥamar rāḥimīn (tsalātsan), aghnina bi faḍhlika ‘amman siwāk. Wa shallallāhu ‘alā sayyidinā Muḥammadin wa ‘alā ālihi wa ṣaḥbihi wa sallam.
Artinya:
“Ya Allah, jagalah wajah kami dengan kekayaan, dan jangan hinakan kami dengan kemiskinan, hingga kami harus mencari rezeki dari para pencari rezeki-Mu dan memohon belas kasih dari makhluk-Mu yang berhati buruk. Jangan biarkan kami sibuk memuji orang yang memberi kami, atau diuji dengan mencela orang yang tidak memberi. Padahal Engkaulah yang sepenuhnya berhak untuk memberi dan menahan.”
“Ya Allah, sebagaimana Engkau telah menjaga wajah kami agar hanya sujud kepada-Mu, maka jagalah pula kami dari keperluan kepada selain-Mu, dengan kemurahan, kedermawanan, dan karunia-Mu, wahai Yang Maha Penyayang dari semua penyayang (dibaca tiga kali). Cukupkanlah kami dengan karunia-Mu dari selain Engkau. Semoga shalawat dan salam tercurah kepada junjungan kami Nabi Muhammad, keluarga, dan para sahabatnya.”