Doa Belajar Islam Lengkap Dengan Bahasa Arab dan Latin

Stylesphere – Belajar adalah bagian penting dalam kehidupan seorang muslim. Islam memandang menuntut ilmu sebagai kewajiban, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW: “Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim.” Namun, keberhasilan dalam belajar tidak hanya ditentukan oleh usaha, tetapi juga oleh doa dan keberkahan dari Allah SWT.

Doa belajar dalam Islam bukan sekadar bacaan, tetapi bentuk tawakal dan pengakuan bahwa semua ilmu bersumber dari Allah. Doa ini dapat dibaca sebelum dan sesudah belajar, dengan tujuan agar proses belajar diberi kemudahan, pemahaman yang mendalam, serta ilmu yang bermanfaat.

Doa Sebelum Belajar
اللَّهُمَّ انْفَعْنِي بِمَا عَلَّمْتَنِي وَعَلِّمْنِي مَا يَنْفَعُنِي وَزِدْنِي عِلْمًا
Allahumma infa’nii bimaa ‘allamtanii wa ‘allimnii maa yanfa’ unii wa zidnii ‘ilmaa
Artinya: “Ya Allah, berikanlah manfaat dari ilmu yang Engkau ajarkan padaku, ajarkanlah ilmu yang bermanfaat bagiku, dan tambahkanlah kepadaku ilmu.”

Doa Sesudah Belajar
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ
Alhamdulillahil ladzi hadana lihaza wama kunna linahtadiya laula an hadanallah
Artinya: “Segala puji bagi Allah yang telah memberi petunjuk kepada kami atas ini, dan tidaklah kami mendapat petunjuk kalau bukan karena petunjuk Allah.”

Dengan mengiringi ikhtiar belajar dengan doa, seorang muslim tidak hanya mengandalkan kemampuannya, tetapi juga memohon pertolongan dari Zat yang Maha Mengetahui. Ini adalah kunci untuk mendapatkan ilmu yang tidak hanya bermanfaat di dunia, tetapi juga menjadi cahaya di akhirat.

Doa Belajar Lengkap dalam Islam

Sebelum memulai belajar, dianjurkan membaca doa untuk memohon kemudahan, pemahaman, dan keberkahan ilmu. Berikut beberapa doa belajar lengkap dengan Arab, latin, dan artinya:

1. Doa Memohon Ilmu, Pemahaman, dan Kesalehan

Arab:
رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا، وَارْزُقْنِيْ فَهْمًا وَاجْعَلْنِيْ مِنَ الصَّالِحِيْنَ

Latin:
Robbi zidnii ‘ilmaa, warzuqnii fahmaa, waj’alnii minash-sholihiin

Artinya:
“Ya Tuhanku, tambahkanlah ilmu kepadaku, berilah aku pemahaman, dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang saleh.”

2. Doa Memohon Keterbukaan dan Cahaya Ilmu

Arab:
اَللّٰهُمَّ اخْرِجْنَا مِنْ ظُلُمَاتِ الْوَهْمِ…

Latin:
Allahumma akhrijnaa min dhulumaatil wahmi…

Artinya:
“Ya Allah, keluarkanlah kami dari gelapnya keraguan, muliakanlah kami dengan cahaya pemahaman, bukakanlah jalan ilmu, dan mudahkanlah karunia-Mu untuk kami.”

3. Doa Nabi Musa AS untuk Kelancaran dan Pemahaman

Arab:
رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي…

Latin:
Robbis rohlii shodrii, wa yassirlii amrii…

Artinya:
“Ya Rabbku, lapangkan dadaku, mudahkan urusanku, dan lancarkan lisanku agar mereka memahami perkataanku.”

4. Doa Belajar dengan Landasan Iman

Arab:
رَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا…

Latin:
Rodlitu billahi robba, wabi islaamidina…

Artinya:
“Aku ridha Allah sebagai Tuhanku, Islam sebagai agamaku, dan Muhammad sebagai Nabiku. Ya Allah, tambahkanlah ilmuku dan berilah aku pemahaman.”

Doa-doa ini bisa dibaca sebelum belajar sebagai bentuk ikhtiar batin agar ilmu yang dicari bermanfaat dan penuh keberkahan.

Lanjutan Doa Belajar Islam

Doa 5 – Memohon Ilham dan Pemahaman seperti Para Nabi

Arab:
اَللّٰهُمَّ اَلْهِمْنَا عِلْمًا… وَارْزُقْنَا فَهْمًا…
Latin:
Allahumma alhimna ‘ilman nafqahu bihi awamiraka wa nawahi-ka…
Artinya:
“Ya Allah, ilhamkan kepada kami ilmu untuk memahami perintah dan larangan-Mu. Karuniakan pemahaman agar kami tahu bagaimana bermunajat kepada-Mu. Anugerahkan pemahaman seperti Nabi, hafalan seperti Rasul, dan ilham seperti malaikat-Mu yang dekat dengan-Mu, wahai Yang Maha Pengasih.”

Doa ini menekankan pentingnya memahami ajaran agama secara utuh dan dalam.

Doa 6 – Perlindungan dari Ilmu yang Tidak Bermanfaat

Arab:
اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ…
Latin:
Allahumma inni a’udzu bika min ‘ilmin la yanfa’u…
Artinya:
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang tidak khusyuk, nafsu yang tak pernah puas, dan doa yang tidak dikabulkan.”

Doa ini mengajarkan pentingnya fokus pada ilmu dan ibadah yang berdampak positif.

Doa 7 – Memohon Ilmu yang Bermanfaat

Arab:
اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ…
Latin:
Allahumma inni as’aluka ‘ilman nafi’an wa a’udzu bika min ‘ilmin la yanfa’u.
Artinya:
“Ya Allah, aku memohon ilmu yang bermanfaat dan berlindung dari ilmu yang tidak berguna.”

Doa pendek ini sangat cocok diamalkan setiap memulai belajar.

oa 8 – Memohon Ilmu, Rezeki, dan Amal yang Diterima

Arab:
اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ…
Latin:
Allahumma inni as’aluka ‘ilman nafi’an, wa rizqan tayyiban, wa ‘amalan mutaqabbalan.
Artinya:
“Ya Allah, aku mohon ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik, dan amal yang Engkau terima.”

Doa ini menyeimbangkan aspek spiritual, materi, dan amal dalam kehidupan seorang penuntut ilmu.

Doa-doa ini bisa diamalkan sebelum belajar atau saat menghadapi kesulitan memahami pelajaran. Masing-masing mengajarkan pentingnya ilmu yang berkah, hati yang lapang, dan amal yang diterima oleh Allah SWT.

5 Tugas Ayah Dalam Mendidik Anak Dalam Islam

Stylesphere – Peran ayah dalam keluarga tidak hanya sebatas pencari nafkah. Lebih dari itu, ayah adalah pemimpin, pendidik, dan panutan utama dalam kehidupan anak-anaknya. Sayangnya, masih banyak yang memandang peran ayah semata-mata dari sisi ekonomi, padahal tanggung jawabnya jauh lebih luas.

Sebagai kepala keluarga, ayah memiliki tanggung jawab besar dalam menanamkan nilai moral, spiritual, dan sosial. Ia tidak hanya memastikan anak-anaknya tumbuh sehat secara fisik, tapi juga berperan penting dalam membentuk karakter dan akhlak mereka.

Rasulullah SAW telah menunjukkan contoh nyata bagaimana peran seorang ayah seharusnya dijalankan: membimbing anak-anak menjadi pribadi yang bertakwa, berakhlak baik, dan berguna bagi umat.

Dilansir dari muslimahdaily.com, berikut lima peran penting ayah dalam mendidik anak menurut ajaran Islam—peran yang mencakup tanggung jawab di dunia dan akhirat.

Memberikan Kasih Sayang

Memberikan kasih sayang adalah kewajiban setiap orang tua, termasuk ayah. Anak-anak yang menerima kasih sayang dan dukungan yang cukup akan tumbuh dan berkembang dengan bahagia dan sehat, serta terhindar dari masalah perkembangan.

Selain itu, dalam Al-Qur’an banyak ayat yang menjelaskan terhadap peran ayah terhadap anak. Misalnya, dalam QS. Luqman ayat 13 sampai 19 tentang kewajiban dan tanggung jawab ayah terhadap anak.

وَاِذْ قَالَ لُقْمٰنُ لِابْنِهٖ وَهُوَ يَعِظُهٗ يٰبُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللّٰهِ ۗاِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيْمٌ 

Artinya: “(Ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, saat dia menasihatinya, “Wahai anakku, janganlah mempersekutukan Allah! Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) itu benar-benar kezaliman yang besar.

Ayat ini menceritakan tentang Luqman, seorang ayah yang bijaksana, yang memberikan nasihat kepada anaknya. Luqman mengajarkan kepada anaknya untuk senantiasa bertakwa kepada Allah, berbuat baik kepada kedua orang tua, dan berbuat baik kepada sesama manusia.

Sementara itu, Syekh Ahmad bin Muhammad as-Shawi dalam kitab Hasyiah al-Shawi ala al-Jalalain, mengungkapkan pentingnya peran ayah dalam membentuk budi pekerti anaknya. Ia berkata;  

يَا بُنَيَّ إِنَّ الدُّنْيَا بَحْرٌ عَمِيقٌ يَغْرَقُ فِيهِ نَاسٌ كَثِيرٌ، فَلْتَكُنْ سَفِينَتُكَ فِيهَا تَقْوَى اللَّهِ تَعَالَى، وَحَشْوُهَا الْإِيمَانُ بِاللَّهِ تَعَالَى، وَشِرَاعُهَا التَّوَكُّلُ عَلَى اللَّهِ لَعَلَّكَ تَنْجُو 

Artinya: “Wahai anakku sesungguhnya dunia adalah lautan yang sangat dalam. Banyak manusia terjebak dan tenggelam di dalamnya, maka jadikanlah iman sebagai sampan, takwa kepada Allah sebagai layar agar engkau tak tenggelam dalam gemerlap lautan dunia ini” 

Meningkatkan kecerdasaan Anak

Keterlibatan aktif ayah dalam kehidupan anak terbukti berdampak positif pada perkembangan kecerdasan, baik secara emosional maupun kognitif. Anak-anak yang dekat dengan ayahnya cenderung lebih mampu menyelesaikan masalah dan memiliki risiko lebih rendah terlibat dalam perilaku menyimpang di usia muda.

Dukungan Emosional

Dukungan emosional dari ayah berperan besar dalam membentuk kepercayaan diri anak. Anak yang merasa didukung cenderung lebih siap menghadapi tekanan, lebih tenang dalam situasi sulit, dan tidak mudah diliputi rasa takut atau ragu.

Menjadi Teladan

Ayah perlu menjadi teladan bagi anak-anaknya. Sikap dan perilaku yang dicontohkan akan membantu membentuk karakter positif serta kemampuan mengendalikan diri pada anak. Hal ini berkontribusi pada perilaku yang sehat, kemampuan fokus, keterampilan sosial yang baik, serta tumbuhnya sikap tulus, empati, dan kebaikan terhadap sesama.

Mempercerdas Anak

Anak-anak secara alami penuh rasa ingin tahu. Perbedaan sudut pandang antara ibu dan ayah justru bisa memperkaya cara berpikir mereka. Dari situ, anak belajar memahami berbagai perspektif dan mendapat pelajaran hidup yang membantu mereka lebih tangguh dalam menghadapi masalah.

Syarat Berkurban dan Hukumnya Dalam Islam

Stylesphere – Idul Adha merupakan momen penting dalam Islam, salah satu ibadah utamanya adalah penyembelihan hewan kurban. Meski sudah menjadi tradisi tahunan, banyak umat Islam masih bertanya-tanya: apakah kurban hukumnya wajib atau hanya sunnah?

Perbedaan pandangan ini bukan tanpa dasar. Para ulama dari berbagai mazhab memiliki pendapat berbeda, tergantung pada penafsiran dalil yang digunakan. Bahkan, ada mazhab yang membolehkan seseorang berutang demi bisa berkurban.

Karena itu, memahami hukum kurban secara menyeluruh sangat penting. Artikel ini akan memaparkan penjelasan tentang status hukum kurban, syarat yang harus dipenuhi, serta keutamaannya, berdasarkan sumber-sumber terpercaya. Tujuannya agar kamu bisa lebih mantap dalam menjalankan ibadah ini.

Penetapan Hukum Kurban Dalam islam

Penetapan hukum kurban dalam Islam merujuk pada sejumlah ayat Al-Qur’an. Salah satu yang paling sering dijadikan acuan adalah Surah Al-Kautsar ayat 2: “Maka laksanakanlah salat karena Tuhanmu dan berkurbanlah!” Ayat ini menjadi dasar bahwa kurban merupakan bagian dari bentuk penghambaan kepada Allah.

Mayoritas ulama, termasuk Imam Malik dan Imam Al-Syafi’i, menyimpulkan bahwa kurban hukumnya sunnah muakkadah—sangat dianjurkan bagi yang mampu, namun tidak berdosa jika ditinggalkan.

Di sisi lain, Surah Al-Maidah ayat 27 menyatakan: “Sesungguhnya Allah hanya menerima (kurban) dari orang-orang yang bertakwa.” Ini menekankan pentingnya niat dan ketakwaan sebagai syarat diterimanya ibadah kurban.

Selain sebagai ibadah personal, kurban juga mengandung dimensi sosial. Hal ini tercermin dalam Surah Al-Hajj ayat 28: “Maka makanlah sebagian daripadanya dan (sebagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara lagi fakir.” Kurban bukan hanya bentuk ketaatan kepada Allah, tetapi juga wujud kepedulian terhadap sesama.

Syarat Berkurban di Idul Adha

Berikut syarat-syarat penting yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan ibadah kurban:

  1. Mampu secara finansial
    Kurban hanya diwajibkan bagi Muslim yang telah mencukupi kebutuhan pokoknya dan memiliki kelebihan harta. Tidak dianjurkan bagi mereka yang harus berutang atau mengorbankan kebutuhan pokok keluarganya.
  2. Hewan yang sah untuk dikurbankan
    Jenis hewan yang diperbolehkan antara lain kambing, domba, sapi, dan unta. Hewan harus sehat, tidak cacat, dan cukup umur: minimal satu tahun untuk kambing dan domba, serta dua tahun untuk sapi.
  3. Niat karena Allah SWT
    Niat berkurban harus murni sebagai bentuk ketaatan kepada Allah, bukan karena pamer atau sekadar mengikuti tradisi.
  4. Proses penyembelihan sesuai syariat
    Hewan disembelih oleh orang yang paham tata cara penyembelihan dalam Islam, yaitu dengan menyebut nama Allah dan memotong urat leher serta saluran pernapasan dengan pisau yang tajam.
  5. Waktu penyembelihan
    Kurban hanya sah jika dilakukan setelah salat Idul Adha pada 10 Dzulhijjah dan selama tiga hari tasyrik berikutnya, yaitu 11–13 Dzulhijjah.

Dengan memperhatikan kelima syarat ini, ibadah kurban dapat dilakukan secara sah dan bernilai ibadah yang maksimal.

Pahala Ketika Berkuraban Dalam islam

Berkurban memiliki sejumlah keutamaan yang penting, di antaranya:

  • Pahala besar dari Allah SWT
    Ibadah kurban menjadi salah satu bentuk ibadah yang sangat dianjurkan dan mendatangkan pahala yang besar bagi pelakunya.
  • Menghapus dosa
    Kurban menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah sekaligus sebagai penghapus dosa bagi yang melaksanakannya dengan niat ikhlas.
  • Simbol ketaatan dan pengorbanan
    Kurban mencerminkan keteladanan Nabi Ibrahim AS dalam mematuhi perintah Allah tanpa ragu, sebagai simbol ketaatan mutlak.
  • Memberi manfaat kepada sesama
    Daging kurban dibagikan kepada fakir miskin dan mereka yang membutuhkan, sehingga membawa manfaat sosial yang nyata.
  • Meningkatkan solidaritas dan empati sosial
    Kurban menjadi momen berbagi dan mempererat hubungan antaranggota masyarakat, terutama dalam suasana Hari Raya.

Idul Adha, yang juga dikenal sebagai Lebaran Haji, merupakan momen penting dalam Islam dan dirayakan bersamaan dengan pelaksanaan ibadah haji di Tanah Suci. Penyembelihan hewan kurban menjadi salah satu amalan utama dalam perayaan tersebut.

Bolehkah Menahan Kentut Disaat Sedang Sholat?

Stylesphere – Sholat adalah ibadah utama dalam Islam yang menuntut kekhusyukan, ketenangan, dan kesucian. Namun, tidak jarang saat sholat, seseorang merasa ingin buang angin dan memilih menahannya demi menyelesaikan ibadah. Lalu, apakah menahan kentut saat sholat diperbolehkan? Apakah ini memengaruhi sah atau tidaknya sholat?

Dalam hukum Islam, wudhu adalah syarat sah sholat. Jika kentut keluar saat sholat, maka wudhu batal dan sholat pun tidak sah, harus diulang. Tapi jika kentut hanya ditahan dan tidak keluar, bagaimana hukumnya?

Menahan kentut saat sholat memang tidak membatalkan sholat selama tidak ada angin yang keluar. Namun, hal ini bisa mengganggu kekhusyukan, padahal khusyuk merupakan ruh dari sholat itu sendiri.

Para ulama menyarankan agar tidak sholat dalam keadaan menahan sesuatu, baik buang air kecil, besar, maupun kentut. Jika merasa ingin buang angin sebelum sholat, sebaiknya batalkan dulu dan perbarui wudhu, agar bisa menjalankan ibadah dengan lebih tenang dan khusyuk.

Dengan memahami hal ini, kita bisa lebih hati-hati dan nyaman dalam menjalankan sholat, tanpa ragu soal keabsahannya.

Hukum Menahan Kentut Dalam Islam

Menurut NU Online, meski tidak dijelaskan secara langsung dalam hadis Nabi Muhammad SAW mengenai hukum menahan kentut saat sholat, ada hadis-hadis lain yang membahas kondisi serupa—seperti menahan rasa lapar atau buang air saat sedang sholat.

Salah satunya adalah hadis berikut:

لَا صَلَاةَ بِحَضْرَةِ طَعَامٍ وَلَا وَهُوَ يُدَافِعُهُ الْاَخْبَثَانِ
“Tidak ada sholat saat makanan telah tersaji, dan tidak (pula) ketika seseorang menahan buang air kecil maupun besar.” (HR. Muslim)

Makna “tidak ada sholat” dalam konteks ini adalah sholatnya tidak sempurna. Sedangkan “di hadapan makanan” merujuk pada situasi ketika makanan sudah dihidangkan dan seseorang ingin menyantapnya.

Imam an-Nawawi menjelaskan bahwa hadis ini menunjukkan hukum makruh bagi seseorang yang melaksanakan sholat dalam keadaan menahan hajat, baik ingin makan maupun buang air. Makruh berarti tidak berdosa jika dilakukan, namun lebih baik jika ditinggalkan.

Alasannya adalah karena keadaan seperti itu dapat mengganggu kekhusyukan dalam sholat. Hilangnya fokus saat ibadah membuat sholat tidak bisa dijalankan dengan sempurna. Maka, disarankan untuk menyelesaikan hajat terlebih dahulu agar bisa sholat dalam kondisi tenang dan khusyuk.

Penjelasan Imam Nawawi

Berdasarkan penjelasan Imam Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim, tindakan-tindakan yang mengganggu kekhusyukan shalat termasuk dalam kategori makruh. Contohnya adalah melaksanakan shalat dalam keadaan lapar saat makanan sudah terhidang atau saat menahan buang air kecil maupun besar. Hal-hal yang sejenis dan menyebabkan hati tidak tenang saat shalat juga masuk dalam hukum yang sama.

Imam Nawawi menyatakan bahwa mayoritas ulama, khususnya dari mazhab Syafi’i, sepakat bahwa shalat dalam kondisi seperti itu makruh hukumnya, selama waktu shalat masih cukup luas untuk menundanya.

Termasuk dalam hal ini adalah menahan kentut saat shalat. Jika seseorang merasa ingin buang angin dan kondisi itu membuatnya tidak khusyuk, maka lebih baik membatalkan shalat, menuntaskan hajatnya terlebih dahulu, kemudian mengulang shalat selama waktunya masih ada.

Menahan kentut saat shalat bukan hanya mengganggu kenyamanan, tetapi juga merusak kekhusyukan yang merupakan inti dari ibadah itu sendiri. Karena itu, menunaikan shalat dalam kondisi tenang dan tanpa gangguan menjadi pilihan yang lebih utama.

Kabar Duka Titiek Puspa Meninggal, Ini Doa Untuk Jenazah Perempuan

Stylesphere – Kabar duka menyelimuti dunia hiburan Tanah Air. Penyanyi legendaris Titiek Puspa meninggal dunia di usia 87 tahun. Ia mengembuskan napas terakhir pada Kamis, 10 April 2025, pukul 16.25 WIB di Rumah Sakit Medistra, Jakarta Selatan.

Pada hari wafatnya, Titiek Puspa sempat tampil dalam sebuah program televisi swasta. Setelah acara, ia dilaporkan pingsan dan mengalami pendarahan otak. Ia segera dilarikan ke rumah sakit. Putri sulungnya, Pety Tunjungsari, sempat memohon doa dari publik untuk kesembuhan ibundanya.

“Kepada seluruh pecinta ibu Titiek Puspa di Indonesia, saya mohon doanya. Saya juga mohon maaf apabila ibu saya pernah mengucapkan sesuatu yang mungkin tidak berkenan. Semoga semua berjalan sesuai kehendak Allah SWT. Aamiin,” ujar Pety, dikutip dari kanal Showbiz Stylesphere.com.

Kepergian Titiek Puspa meninggalkan duka mendalam. Banyak tokoh publik, selebritas, dan warganet menyampaikan belasungkawa. Salah satunya, akun Instagram @haikaladlin_ menulis, “Eyang, selamat jalan. Semoga Allah menerima dan menempatkanmu di sisi terbaik-Nya.”

Sebagai umat Islam, kita diajarkan untuk mendoakan mereka yang telah berpulang. Berikut adalah doa untuk jenazah perempuan yang dapat dibaca:

Doa Untuk Perempuan Yang Telah Meninggal

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهَا، وَارْحَمْهَا، وَعَافِهَا، وَاعْفُ عَنْهَا، وَأَكْرِمْ نُزُلَهَا، وَوَسِّعْ مُدْخَلَهَا، وَاغْسِلْهَا بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهَا مِنَ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ الْأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهَا دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهَا، وَأَهْلًا خَيْرًا مِنْ أَهْلِهَا، وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهَا، وَأَدْخِلْهَا الْجَنَّةَ، وَأَعِذْهَا مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ عَذَابِ النَّارِ

Artinya: Ya Allah, ampunilah dia, rahmatilah dia, sehatkanlah dia, dan maafkanlah dia. Muliakanlah tempat tinggalnya, lapangkan kuburnya, bersihkan dia dengan air, salju, dan embun. Bersihkan dia dari dosa sebagaimana kain putih dibersihkan dari noda. Gantikan rumahnya dengan rumah yang lebih baik, keluarganya dengan keluarga yang lebih baik, dan pasangannya dengan pasangan yang lebih baik. Masukkan dia ke dalam surga, lindungi dia dari siksa kubur dan siksa api neraka.

Semoga Allah SWT menerima seluruh amal baik Titiek Puspa dan menempatkannya di sisi-Nya yang paling mulia. Aamiin.

Doa Saat Mendengar Orang Meninggal

Berikut adalah bacaan doa yang dianjurkan saat mendengar kabar duka atau seseorang meninggal dunia, sebagaimana dikutip dari situs PCNU Sumenep:

Doa saat mendengar kabar duka:

إِنَّا للهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ، اَللهُمَّ أَجِرْنِيْ فِي مُصِيْبَتِيْ وَاخْلُفْ لِيْ خَيْرًا مِنْهَا
“Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya kami kembali. Ya Allah, berilah aku pahala dari musibah ini dan gantilah dengan yang lebih baik.”

إِنَّا للهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنَقَلِبُوْنَ، اللّهمَّ اكْتُبْهُ عِنْدَكَ مِنَ الْمُحْسِنِيْنَ وَاجْعَلْ كِتَابَهُ فِي عِلِّيِّيْنَ وَاخْلُفْهُ فِي أَهْلِهِ فِي الْغَابِرِيْنَ وَلَا تَحْرِمْنَا أَجْرَهُ وَلَا تَفْتِنَّا بَعْدَهُ
“Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya kami akan kembali. Ya Allah, catatkanlah ia sebagai orang yang berbuat baik, tempatkan catatan amalnya di surga yang tinggi, berilah pengganti terbaik untuk keluarganya, karuniakan kami pahala darinya dan jangan timpakan fitnah setelah kepergiannya.”

Doa takziyah (menghibur keluarga yang ditinggal):

أَعْظَمَ اللهُ أَجْرَكَ وَأَحْسَنَ عَزَاءَكَ وَغَفَرَ لِمَيِّتِكَ
“Semoga Allah melipatgandakan pahala untukmu, memberimu penghiburan yang baik, dan mengampuni dosa orang yang telah meninggal.”

Membaca doa-doa ini adalah bentuk empati dan dukungan spiritual kepada keluarga yang berduka, serta pengingat akan kepulangan kita semua kepada Allah SWT.

Apa itu Puasa Ayyamul Bidh? Disini Jadwal lengkapnya

Stylesphere – Umat Islam tidak hanya diwajibkan berpuasa di bulan Ramadhan, tetapi juga dianjurkan untuk berpuasa di luar bulan suci tersebut. Selama tidak jatuh pada hari-hari yang diharamkan untuk berpuasa—seperti Idulfitri, Iduladha, dan tiga hari tasyrik (11, 12, 13 Dzulhijjah)—muslim bebas menjalankan puasa sunnah atau qadha Ramadhan.

Salah satu puasa sunnah yang bisa dilakukan setiap bulan adalah Puasa Ayyamul Bidh, yaitu puasa selama tiga hari di pertengahan bulan Hijriah, tepatnya pada tanggal 13, 14, dan 15.

Dalam hadis yang diriwayatkan dari Qatadah bin Milhan RA, ia berkata:
“Rasulullah SAW memerintahkan kami untuk berpuasa pada hari-hari yang malamnya terang, yaitu tanggal 13, 14, dan 15.” (HR Abu Dawud)

Puasa Ayyamul Bidh bisa dikerjakan setiap bulan Hijriah kecuali saat Ramadhan. Artinya, umat Islam juga bisa menunaikannya di bulan Syawal ini. Puasa ini termasuk amalan sunnah yang dianjurkan karena pahalanya sangat besar.

Berikut ini panduan lengkap mengenai puasa Ayyamul Bidh di bulan Syawal, mulai dari jadwal pelaksanaan, bacaan niat, hingga keutamaan yang bisa diraih.

Jadwal Puasa Ayyamul Bidh April 2025

Berdasarkan hasil sidang isbat yang dilakukan oleh Kementerian Agama (Kemenag) untuk penetapan awal Syawal 1446 H, berikut adalah jadwal puasa Ayyamul Bidh di bulan Syawal tahun ini:

  • Sabtu, 12 April 2025 / 13 Syawal 1446 H
  • Ahad, 13 April 2025 / 14 Syawal 1446 H
  • Senin, 14 April 2025 / 15 Syawal 1446 H

Puasa Ayyamul Bidh ini bisa menjadi pelengkap amal ibadah setelah Ramadhan dan puasa enam hari di Syawal. Jika kamu berencana melakukannya, pastikan juga untuk meniatkan puasa sejak malam harinya dan menjaga niat sepanjang hari. Perlu bantuan dengan teks niat atau keutamaan puasanya?

Doa Niat Puasa Ayyamul Bidh

Sebelum menjalankan puasa Ayyamul Bidh, umat Islam wajib melafalkan niat terlebih dahulu. Niat adalah bagian penting dalam setiap ibadah, termasuk puasa sunnah ini. Berikut lafal niat puasa Ayyamul Bidh di bulan Syawal:

نَوَيْتُ صَوْمَ أَيَّامِ الْبِيْضِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ayyâmil bîdl lilâhi ta’âlâ.

Artinya: “Saya niat puasa Ayyamul Bidh (hari-hari yang malamnya cerah), karena Allah Ta’âlâ.”

Seperti puasa sunnah lainnya, niat puasa Ayyamul Bidh dapat dilakukan sejak malam hari hingga sebelum waktu zawal (saat matahari mulai condong ke barat), selama belum makan atau minum sejak terbit fajar.

Keutamaan Puasa Ayyamul Bidh
Puasa ini memiliki keutamaan besar. Siapa yang melaksanakannya tiga hari setiap bulan akan mendapatkan pahala seperti berpuasa sepanjang tahun. Hal ini berdasarkan hadis riwayat Bukhari No. 1979:

“Puasa tiga hari setiap bulan adalah seperti puasa sepanjang tahun,” sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan dari Abdullah bin Amr bin Al-‘Ash.

Hukum Haji dengan Uang Pinjaman Menurut Buya Yahya

Stylesphere – Haji adalah salah satu rukun Islam yang wajib bagi umat Muslim yang mampu secara fisik dan finansial. Namun, sebagian orang yang belum mampu secara ekonomi tetap berusaha keras untuk berangkat haji, termasuk dengan cara berutang.

Menanggapi hal ini, KH Yahya Zainul Ma’arif (Buya Yahya) menjelaskan bahwa secara fikih, ibadah haji yang dilakukan dengan dana hasil pinjaman tetap sah, asalkan semua syarat dan rukunnya terpenuhi. Artinya, ibadah tersebut tetap diterima secara hukum agama.

Meski begitu, Buya Yahya menegaskan bahwa berutang demi berhaji bukan langkah yang dianjurkan. Haji hanya wajib bagi mereka yang benar-benar mampu. Karena itu, tidak perlu memaksakan diri dengan mengambil utang jika kondisi keuangan belum memungkinkan. Niat baik untuk berhaji memang penting, tetapi harus tetap disesuaikan dengan kemampuan agar tidak menimbulkan beban baru.

Berhaji Yang Benar Menurut Buya Yahya

Buya Yahya mengingatkan umat Islam agar tidak memaksakan diri untuk berhaji atau berumrah dengan cara berutang, apalagi jika utangnya mengandung riba.

“Masalahnya jadi lebih berat saat kita belum mampu melunasi utang, sementara kita sudah naik haji. Rasa malu bisa muncul, dan dari situlah kadang seseorang terdorong untuk mencari uang dengan cara yang tidak benar,” ujar Buya Yahya.

Ia menegaskan bahwa tidak semua praktik pinjam-meminjam sesuai syariat Islam. Banyak yang justru melibatkan sistem bunga, yang dalam Islam termasuk riba dan hukumnya haram.

“Kalau berangkat haji dengan pinjaman berbunga, itu bisa menunjukkan ibadah dilakukan bukan karena Allah. Padahal, tidak berhaji karena belum mampu itu tidak berdosa. Tapi kalau haji dengan cara yang haram, justru menambah dosa,” jelasnya.

Buya Yahya juga mengakui bahwa ada pinjaman yang halal, tanpa bunga, dan sesuai syariat. Namun, ia tetap mengimbau agar umat Islam tidak memaksakan diri berutang demi beribadah.

“Haji dan umrah adalah ibadah seumur hidup sekali. Jangan biasakan beribadah dengan berutang, karena utang wajib dibayar,” ujarnya.

Ia menutup pesannya dengan menegaskan bahwa ibadah haji dan umrah tetap sah secara hukum, tetapi jika dilakukan dengan uang haram, yang patut diragukan adalah ketulusannya.

Amalan Setara Naik Haji

1. Salat Subuh Berjamaah

Salat Subuh berjamaah memiliki keutamaan yang sangat besar. Seseorang yang salat Subuh berjamaah, kemudian duduk berzikir kepada Allah Swt. hingga matahari terbit, lalu salat dua rakaat (salat isyraq), akan mendapatkan pahala yang setara dengan haji dan umroh yang sempurna.

Seperti riwayat dari Anas bahwa Rasulullah saw. bersabda:

من صلى الغداة في جماعة ثم قعد يذكر الله حتى تطلع الشمس، ثم صلى ركعتين كانت له كأجر حجة وعمرة 

Artinya: “Siapa yang mengerjakan salat subuh berjemaah, kemudian dia tetap duduk sambil zikir sampai terbit matahari dan setelah itu mengerjakan salat dua rakaat, maka akan diberikan pahala haji dan umrah.” (HR. At-Tirmidzi)

2. Berbuat Baik kepada Orang Tua

Berbakti kepada orang tua adalah salah satu amalan yang sangat dianjurkan dalam Islam. Pahala berbakti kepada orang tua bisa menyamai pahala haji dan umroh, karena rida Allah Swt. tergantung pada rida orang tua, dan murka Allah tergantung pada murka orang tua.

Sebagaimana Anas r.a. berkata:

عَنْ أَنَسٍ قَالَ : أَتَى رَجُلٌ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ : إِنِّى أَشْتَهِى الْجِهَادَ وَلَا أَقْدِرُ عَلَيْهِ. قَالَ : هَلْ بَقِيَ مِنْ وَالِدَيْكَ أَحَدٌ؟ قَالَ : أُمِّي. قَالَ : فَأَبْلِ اللهَ فِى بِرِّهَا. فَإِذَا فَعَلْتَ ذَلِكَ فَأَنْتَ حَاجٌّ وَمُعْتَمِرٌ وَمُجَاهِدٌ. فَإِذَا رَضِيَتْ عَنْكَ أُمُّكَ فَاتَّقِ اللهَ وَبِرَّهَا

Artinya: “Dari Anas, ia berkata, ada seorang laki-laki mendatangi Rasulullah saw. kemudian berkata “Sesungguhnya aku ingin berjihad namun aku tidak mampu” 

Rasulullah saw. bersabda: “Apakah salah satu dari kedua orang tuamu masih ada?” Laki-laki itu menjawab: “Ibuku” 

Rasulullah saw. bersabda: “Perbaikilah hubunganmu dengan Allah Swt. dengan berbakti kepada ibumu. Ketika kamu telah melakukannya maka kamu adalah orang yang berhaji, umrah dan jihad. Ketika ibumu rida kepadamu, maka bertakwalah kepada Allah dan berbaktilah kepada ibumu”. (Abu Ya’la Al-Maushuli, Musnad Abu Ya’la Al-Maushuli, [Damaskus: Dar al-Ma’mun Lit Turats, 1989], Jilid V, halaman 150).

3. Pergi ke Masjid dengan Niat untuk Menuntut Ilmu

Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap Muslim. Seseorang yang pergi ke masjid untuk menuntut ilmu, maka ia berada di jalan Allah Swt. sampai ia kembali. Pahala menuntut ilmu juga bisa setara dengan pahala haji dan umroh. Seperti dari Abu Umamah bahwa Rasul bersabda:

 من غدا إلى المسجد لايريد إلا أن يتعلم خيرا أو يعلمه، كان له كأجر حاج تاما حجته 

Artinya, “Siapa yang berangkat ke masjid hanya untuk belajar kebaikan atau mengajarkannya, diberikan pahala seperti pahala ibadah haji yang sempurna hajinya” (HR. At-Thabarani)

Penjelasa Alam Barzakh Menurut Agama Islam

Stylesphere – Dalam ajaran Islam, ketika seseorang meninggal dunia, ia berpindah dari alam dunia ke alam barzakh. Sementara jasadnya tetap di alam kubur, ruhnya masuk ke alam barzakh, yaitu fase transisi antara dunia dan akhirat. Alam ini menjadi tempat persinggahan sebelum memasuki kehidupan akhirat sepenuhnya. Sejak zaman Nabi Adam hingga sekarang, jumlah penghuni barzakh terus bertambah.

KH Nurul Irfan menjelaskan bahwa manusia yang telah berada di alam barzakh bisa melihat alam dunia sekaligus akhirat. Ia menggambarkan barzakh sebagai sebuah sekat, di mana para penghuni kubur memiliki pandangan terhadap dua alam tersebut. “Mereka berada di satu tempat yang namanya barzakh, bisa melihat dunia dan akhirat,” ujarnya seperti dikutip dari situs Majelis Ulama Indonesia, Senin (7/4/2025).

Terkait hal ini, seorang jemaah Al Bahjah pernah menanyakan kepada KH Yahya Zainul Ma’arif (Buya Yahya), apakah memungkinkan seseorang di alam barzakh bertemu dengan kerabatnya yang telah meninggal lebih dulu.

Alam Barzakh Menurut Buya Yahya

Buya Yahya menjelaskan bahwa kerabat yang telah berada di alam barzakh memungkinkan untuk saling berkunjung. Namun, tidak semua orang memiliki kesempatan tersebut. Hanya mereka yang termasuk dalam golongan ahli rahmat—yakni orang-orang yang telah mendapat ampunan dari Allah—yang dapat saling bertemu dengan mudah.

Menurut Buya Yahya, mereka yang selama hidupnya tidak berada di jalan yang benar tidak akan bisa bertemu dengan orang-orang saleh di alam barzakh. Hal ini disebabkan tidak adanya ikatan kebaikan atau kenangan amal saleh yang bisa mempertemukan mereka.

“Sesama ahli barzakh bisa saja saling berkunjung. Wallahu a’lam bagaimana caranya, karena alam tersebut tidak terikat oleh materi. Semoga kelak kita dapat saling berkunjung dengan orang-orang saleh,” kata Buya Yahya dalam tayangan YouTube Al Bahjah TV, Senin (7/4/2025).

Penjelasan dari KH Ahmad Ishomuddin

Pertanyaan tentang apakah ruh orang yang telah meninggal bisa bertemu dengan ruh orang yang masih hidup mendapat penjelasan dari KH Ahmad Ishomuddin, kiai muda dari Nahdlatul Ulama Provinsi Lampung. Ia mengatakan bahwa manusia diciptakan oleh Allah terdiri dari jasad dan ruh. Ketika keduanya berpisah, itulah yang disebut kematian.

“Mati adalah peristiwa ketika ruh berpisah dari jasad,” ujar Gus Ishom, sapaan akrabnya, dikutip dari NU Online.

Mengutip penjelasan Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah, Gus Ishom menyebut bahwa ruh terbagi menjadi dua jenis. Pertama, ruh yang mendapat nikmat dari Allah, yang tidak dibelenggu dan diberi kebebasan, sehingga bisa saling bertemu dan mengingat peristiwa-peristiwa dunia. Kedua, ruh yang sedang disiksa dan sibuk dengan penderitaan yang dialaminya, sehingga tidak bisa bertemu atau berkunjung ke ruh lain.

Gus Ishom menambahkan, pertemuan antara ruh orang yang telah meninggal dan ruh orang yang masih hidup bisa terjadi ketika seseorang sedang tidur. Hal ini karena mimpi terdiri dari tiga jenis, dan salah satunya memungkinkan terjadinya pertemuan antara kedua ruh tersebut.

Doa Dzikir Untuk Muslimah Saat haid, Hati Dijamin Tenang

Doa Dzikir Untuk Muslimah Saat haid, Hati Dijamin Tenang

Stylesphere – Haid adalah bagian alami dari kehidupan seorang wanita. Meski selama masa ini seorang Muslimah tidak diperbolehkan melaksanakan sholat atau puasa, bukan berarti ia kehilangan kesempatan untuk beribadah dan meraih pahala.

Salah satu amalan yang tetap bisa dilakukan adalah berdzikir. Dzikir adalah bentuk ibadah hati yang memperkuat keimanan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dzikir dapat dilakukan kapan saja, termasuk saat haid, dan memiliki banyak keutamaan.

Selain mendapatkan pahala, berdzikir juga menjadi sarana untuk membersihkan diri dari dosa. Hati yang dipenuhi dengan dzikir akan lebih tenang, jauh dari rasa cemas dan gelisah. Kedekatan kepada Allah akan membawa ketentraman yang tidak bisa ditemukan di tempat lain.

Hal ini sebagaimana firman Allah dalam QS. Ar-Ra’d ayat 28:

الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَىِٕنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ ۗ اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُ

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.”

Dengan terus berdzikir, seorang Muslimah tetap bisa memperbaiki diri dan menjaga hubungan spiritualnya, meski sedang tidak menjalankan ibadah-ibadah wajib tertentu.

Doa Dzikir Untuk Wanita Yang Sedang haid

Karena itu, sangat disayangkan jika masa haid hanya dihabiskan dengan bermalas-malasan, tenggelam dalam aktivitas yang kurang bermanfaat, atau bahkan melakukan hal-hal yang bisa merugikan diri sendiri.

Sebaliknya, masa ini bisa dimanfaatkan untuk tetap mendekatkan diri kepada Allah, salah satunya melalui dzikir. Dzikir tidak hanya memperkuat hati, tapi juga membawa ketenangan dan menjadi bentuk ibadah yang bisa terus dilakukan kapan saja, termasuk saat haid.

Salah satu dzikir yang dianjurkan untuk dibaca sejak hari pertama haid hingga akhir masa haid adalah:

الْحَمْدُللهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ
Alhamdulillah ‘ala kulli halin wa astaghfirullaha min kulli dzanbin

Artinya: “Segala puji bagi Allah atas segala keadaan, dan aku memohon ampun kepada-Mu atas segala dosa.”

Dzikir ini menjadi bentuk syukur dan istighfar, dua hal yang sangat dianjurkan untuk memperkuat keimanan, terutama dalam kondisi yang secara fisik mungkin melemahkan seperti saat haid.

Perlunya Dzikir Ketika Haid

Mengutip dari Bincangmuslimah.com, sebagaimana dijelaskan dalam kitab Dzurratun Nasihin karya Utsman bin Hasan Ahmad Syakir al-Khubawi, terdapat sebuah riwayat dari Sayyidah Aisyah RA. Ia menyampaikan bahwa Rasulullah SAW bersabda:

وروي عن عائشة رضي الله عنها أنها قالت: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ما من امرأة تحيض إلا كان حيضها كفارة لما مضى من ذنوبها وإن قالت في أول اليوم الحمدلله على كل حال وأستغفر الله من كل ذنب كتب الله لها براءة من النار وجوازا على الصرلط وأمانا من العذاب ورفع الله تعالى لها بكل يوم وليلة درجة أريعين شهيدا إذا كانت ذاكرة الله تعالى في حيضها

“Tidak ada perempuan yang mengalami haid, kecuali haid tersebut menjadi penebus dosa-dosa yang telah lalu. Dan jika di hari pertama haid ia mengucapkan: ‘Alhamdulillah ‘ala kulli halin wa astaghfirullaha min kulli dzanbin’, maka Allah akan mencatat untuknya perlindungan dari api neraka, keselamatan saat melintasi jembatan Shirathal Mustaqim, dan keamanan dari azab. Selain itu, Allah akan mengangkat derajatnya setiap hari dan malam setara dengan pahala empat puluh syuhada, selama ia terus berdzikir kepada-Nya di masa haid.”

Ini adalah keutamaan besar yang hanya diberikan kepada perempuan. Dzikir yang sederhana ini bukan hanya penghapus dosa, tetapi juga bentuk perlindungan ilahi. Allah menjanjikan keselamatan dari neraka, kemudahan melewati Shirathal Mustaqim, serta keamanan dari siksaan-Nya. Tak hanya itu, setiap perempuan yang mengingat Allah dalam masa haidnya akan mendapatkan derajat yang tinggi, setara dengan empat puluh syuhada.

Kapan Saat Anak Perempuan Memakai Jilbab?

Stylesphere – Berjilbab adalah bagian dari syariat Islam yang ditujukan khusus bagi perempuan. Kewajiban ini bukan sekadar simbol identitas, tapi bentuk ketaatan terhadap ajaran agama dan usaha menjaga diri dari pandangan yang tidak pantas.

Menutup aurat dengan jilbab merupakan perintah yang jelas dalam Islam. Karena itu, penting bagi orang tua untuk tidak menunda pembiasaan ini. Pendidikan tentang hijab sebaiknya dimulai sejak dini, bukan menunggu anak mencapai usia balig.

Memperkenalkan konsep aurat dan alasan di balik kewajiban berjilbab sejak kecil akan memudahkan anak menerima dan menjalankannya dengan kesadaran, bukan keterpaksaan. Dengan pembiasaan yang bertahap dan pendekatan yang tepat, anak akan tumbuh dengan pemahaman dan kesiapan menjalankan kewajiban ini saat waktunya tiba.

Lalu, kapan waktu yang tepat untuk memulai pembiasaan berjilbab pada anak perempuan?

Menutup Aurat Menurut Islam

Perintah menutup aurat dalam Islam hanya berlaku bagi mereka yang sudah mukallaf, yaitu umat Muslim yang telah balig dan memiliki akal sehat. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam laman bincangmuslimah.com.

Dalam kitab Al-Fiqh Al-Manhaji Ala Madzhab Al-Imam Al-Syafi’i, disebutkan bahwa tanda-tanda balig ada tiga: pertama, ihtilam atau mimpi basah; kedua, keluarnya darah haid bagi perempuan; dan ketiga, mencapai usia lima belas tahun menurut kalender hijriah.

Meski kewajiban ini baru berlaku setelah balig, orang tua dianjurkan untuk mulai mengenalkan konsep menutup aurat sejak dini. Dengan membiasakan anak menggunakan pakaian yang tertutup sejak kecil, mereka akan lebih siap dan tidak merasa berat saat kewajiban itu berlaku.

Pentingnya Hijab di Usia Dini

Dalam Islam, tidak ada kewajiban bagi anak perempuan yang belum balig untuk berhijab atau menutup aurat. Namun, anjuran untuk membiasakan mereka mengenakan hijab sejak usia dini sangat ditekankan sebagai bentuk pendidikan.

Syekh Muhammad Ali As-Shabuni dalam kitab Rawa’iul Bayaan Tafsiiru Aayaatil Ahkaam minal Qur’an menjelaskan bahwa anak perempuan sebaiknya mulai dibiasakan mengenakan hijab syar’i sejak usia sepuluh tahun. Tujuannya agar ketika mereka memasuki usia balig, tidak merasa berat atau canggung untuk memakainya.

Kebiasaan ini bersifat pendidikan (ta’dib), bukan kewajiban (taklif), dan dianalogikan dengan perintah Nabi SAW terkait salat: memerintahkan anak salat sejak usia tujuh tahun dan memberi penegasan pada usia sepuluh tahun.

Kesimpulannya, meskipun belum wajib, membiasakan anak perempuan berhijab sejak usia sepuluh tahun adalah langkah bijak dalam mendidik mereka mengenal kewajiban syariat. Wa Allahu a’lam bis shawab.