Kisah Nabi Isa Al Masih Disalib Menurut Al-Qur’an

Stylesphere – Dalam ajaran Islam, perjalanan hidup Nabi Isa Al Masih mengandung banyak pelajaran tentang mukjizat, ujian, dan akhir kehidupan yang tak seperti manusia pada umumnya. Ia adalah nabi mulia yang bukan hanya dikenal oleh umat Islam, tetapi juga oleh umat Nasrani. Namun, pandangan Islam mengenai kisah hidup beliau memiliki perbedaan yang mendasar dari keyakinan agama lain.

Salah satu momen paling penting dalam hidup Nabi Isa Al Masih menurut Al-Qur’an adalah ketika Allah SWT mengangkat beliau ke langit dalam keadaan hidup. Ini menjadi bukti pertolongan Allah yang luar biasa di tengah ancaman dan penolakan dari kaumnya.

Pandangan ini bertolak belakang dengan keyakinan sebagian umat Nasrani yang menyebut bahwa Nabi Isa disalib dan wafat di kayu gantung. Islam menolak narasi tersebut, dan menegaskan bahwa beliau tidak dibunuh dan tidak disalib, melainkan diselamatkan secara langsung oleh Allah.

Peristiwa ini tidak hanya membantah klaim musuh-musuh kenabian pada masa itu, tetapi juga menjadi pengingat bagi umat Islam bahwa pertolongan Allah selalu hadir, bahkan dalam bentuk yang di luar nalar manusia.

Kisah Isa Al Masih Diangkat Menurut Al-Qur’an

Mengutip dari laman menara.baznas.go.id, kisah diangkatnya Nabi Isa AS ke langit diabadikan dalam Al-Qur’an, tepatnya dalam Surah Ali Imran ayat 55. Allah SWT berfirman:

إِذْ قَالَ اللَّهُ يَا عِيسَى إِنِّي مُتَوَفِّيكَ وَرَافِعُكَ إِلَيَّ
Artinya: “(Ingatlah) ketika Allah berfirman, ‘Wahai Isa, sesungguhnya Aku akan mewafatkanmu dan mengangkatmu kepada-Ku.'”

Dalam Tafsir Ibnu Katsir, dijelaskan bahwa gangguan dari kaum Yahudi terhadap Nabi Isa AS terus berlanjut hingga mereka mengadukan beliau kepada Raja Dimasyq. Raja ini dikenal sebagai penyembah bintang, bagian dari golongan penganut ajaran Yunani kuno.

Kaum Yahudi memberikan laporan palsu, menuduh bahwa di Baitul Maqdis ada seseorang yang menghasut masyarakat, menyesatkan mereka, dan mengajak pemberontakan terhadap kekuasaan. Raja pun murka, lalu memerintahkan gubernurnya di Baitul Maqdis untuk menangkap dan menyalib orang yang dimaksud, bahkan memerintahkan agar kepalanya dipasangi mahkota duri sebagai bentuk penghinaan.

Setelah menerima perintah, gubernur segera bertindak dan berangkat bersama sekelompok orang Yahudi menuju sebuah rumah tempat Nabi Isa AS berada bersama para pengikutnya. Jumlah sahabat yang menyertainya diperkirakan antara 12 hingga 17 orang, menurut beberapa riwayat.

Kejadian itu berlangsung pada hari Jumat, menjelang malam Sabtu, atau setelah waktu Asar. Saat itu, rumah Nabi Isa dikepung oleh mereka yang ingin menangkapnya. Peristiwa inilah yang menjadi awal dari kisah penyelamatan Nabi Isa oleh Allah SWT dengan cara diangkat ke langit, sebelum mereka berhasil menangkap atau menyakitinya.

Nabi Isa Tidak Pernah Disalib dan Akan Turun Kembali

Kaum Yahudi merasa bangga karena mengklaim telah berhasil menyalib dan membunuh Nabi Isa AS. Namun, klaim ini dibantah secara tegas oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an.

Allah berfirman:

{وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ}
“Padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka.” (QS. An-Nisa: 157)

Artinya, yang mereka tangkap dan bunuh bukanlah Nabi Isa, tetapi seseorang yang wajahnya diserupakan dengannya. Karena itu, mereka hanya menduga bahwa yang mereka salib adalah Nabi Isa.

Lanjut Allah SWT dalam firman-Nya:

{وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلا اتِّبَاعَ الظَّنِّ}
“Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa benar-benar dalam keragu-raguan. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka.” (QS. An-Nisa: 157)

Dengan kata lain, mereka tidak yakin siapa sebenarnya yang telah mereka bunuh. Semuanya hanya berdasarkan prasangka.

Sementara itu, Allah justru menyelamatkan Nabi Isa dan mengangkatnya ke langit:

{بَلْ رَفَعَهُ اللَّهُ إِلَيْهِ وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا}
“Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (QS. An-Nisa: 158)

Menurut Al-Hasan, Allah mengangkat Nabi Isa AS ke langit dan kelak akan menurunkannya kembali menjelang hari kiamat. Saat itu, semua manusia—baik yang beriman maupun yang durhaka—akan mengakui kerasulannya.

Ibnu Zaid menambahkan bahwa ketika Isa bin Maryam turun kembali ke bumi, ia akan membunuh Dajjal. Setelah itu, tidak akan ada satu pun orang Yahudi yang tidak beriman kepadanya.

Rasulullah SAW bersabda:
“Demi Allah yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya akan turun di tengah kalian Isa putra Maryam sebagai hakim yang adil. Ia akan menghancurkan salib, membunuh babi, dan menghapus jizyah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini menunjukkan bahwa turunnya Nabi Isa adalah bagian dari tanda besar menjelang hari kiamat dan bentuk keadilan Allah dalam menetapkan kebenaran.

Leave a Reply:

Your email address will not be published. Required fields are marked *