5 Tugas Ayah Dalam Mendidik Anak Dalam Islam

Stylesphere – Peran ayah dalam keluarga tidak hanya sebatas pencari nafkah. Lebih dari itu, ayah adalah pemimpin, pendidik, dan panutan utama dalam kehidupan anak-anaknya. Sayangnya, masih banyak yang memandang peran ayah semata-mata dari sisi ekonomi, padahal tanggung jawabnya jauh lebih luas.

Sebagai kepala keluarga, ayah memiliki tanggung jawab besar dalam menanamkan nilai moral, spiritual, dan sosial. Ia tidak hanya memastikan anak-anaknya tumbuh sehat secara fisik, tapi juga berperan penting dalam membentuk karakter dan akhlak mereka.

Rasulullah SAW telah menunjukkan contoh nyata bagaimana peran seorang ayah seharusnya dijalankan: membimbing anak-anak menjadi pribadi yang bertakwa, berakhlak baik, dan berguna bagi umat.

Dilansir dari muslimahdaily.com, berikut lima peran penting ayah dalam mendidik anak menurut ajaran Islam—peran yang mencakup tanggung jawab di dunia dan akhirat.

Memberikan Kasih Sayang

Memberikan kasih sayang adalah kewajiban setiap orang tua, termasuk ayah. Anak-anak yang menerima kasih sayang dan dukungan yang cukup akan tumbuh dan berkembang dengan bahagia dan sehat, serta terhindar dari masalah perkembangan.

Selain itu, dalam Al-Qur’an banyak ayat yang menjelaskan terhadap peran ayah terhadap anak. Misalnya, dalam QS. Luqman ayat 13 sampai 19 tentang kewajiban dan tanggung jawab ayah terhadap anak.

وَاِذْ قَالَ لُقْمٰنُ لِابْنِهٖ وَهُوَ يَعِظُهٗ يٰبُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللّٰهِ ۗاِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيْمٌ 

Artinya: “(Ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, saat dia menasihatinya, “Wahai anakku, janganlah mempersekutukan Allah! Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) itu benar-benar kezaliman yang besar.

Ayat ini menceritakan tentang Luqman, seorang ayah yang bijaksana, yang memberikan nasihat kepada anaknya. Luqman mengajarkan kepada anaknya untuk senantiasa bertakwa kepada Allah, berbuat baik kepada kedua orang tua, dan berbuat baik kepada sesama manusia.

Sementara itu, Syekh Ahmad bin Muhammad as-Shawi dalam kitab Hasyiah al-Shawi ala al-Jalalain, mengungkapkan pentingnya peran ayah dalam membentuk budi pekerti anaknya. Ia berkata;  

يَا بُنَيَّ إِنَّ الدُّنْيَا بَحْرٌ عَمِيقٌ يَغْرَقُ فِيهِ نَاسٌ كَثِيرٌ، فَلْتَكُنْ سَفِينَتُكَ فِيهَا تَقْوَى اللَّهِ تَعَالَى، وَحَشْوُهَا الْإِيمَانُ بِاللَّهِ تَعَالَى، وَشِرَاعُهَا التَّوَكُّلُ عَلَى اللَّهِ لَعَلَّكَ تَنْجُو 

Artinya: “Wahai anakku sesungguhnya dunia adalah lautan yang sangat dalam. Banyak manusia terjebak dan tenggelam di dalamnya, maka jadikanlah iman sebagai sampan, takwa kepada Allah sebagai layar agar engkau tak tenggelam dalam gemerlap lautan dunia ini” 

Meningkatkan kecerdasaan Anak

Keterlibatan aktif ayah dalam kehidupan anak terbukti berdampak positif pada perkembangan kecerdasan, baik secara emosional maupun kognitif. Anak-anak yang dekat dengan ayahnya cenderung lebih mampu menyelesaikan masalah dan memiliki risiko lebih rendah terlibat dalam perilaku menyimpang di usia muda.

Dukungan Emosional

Dukungan emosional dari ayah berperan besar dalam membentuk kepercayaan diri anak. Anak yang merasa didukung cenderung lebih siap menghadapi tekanan, lebih tenang dalam situasi sulit, dan tidak mudah diliputi rasa takut atau ragu.

Menjadi Teladan

Ayah perlu menjadi teladan bagi anak-anaknya. Sikap dan perilaku yang dicontohkan akan membantu membentuk karakter positif serta kemampuan mengendalikan diri pada anak. Hal ini berkontribusi pada perilaku yang sehat, kemampuan fokus, keterampilan sosial yang baik, serta tumbuhnya sikap tulus, empati, dan kebaikan terhadap sesama.

Mempercerdas Anak

Anak-anak secara alami penuh rasa ingin tahu. Perbedaan sudut pandang antara ibu dan ayah justru bisa memperkaya cara berpikir mereka. Dari situ, anak belajar memahami berbagai perspektif dan mendapat pelajaran hidup yang membantu mereka lebih tangguh dalam menghadapi masalah.

Leave a Reply:

Your email address will not be published. Required fields are marked *