Makna dan Adab Mengucapkan “Tabarakallah”, Ungkapan Penuh Doa yang Kian Populer

Stylesphere – Dalam beberapa tahun terakhir, ungkapan “Tabarakallah” semakin sering terdengar di tengah percakapan umat Muslim, baik dalam interaksi langsung maupun di media sosial. Kalimat ini kerap digunakan sebagai ekspresi kekaguman atau doa, dan kini menjadi bagian dari budaya populer umat Islam.

Tidak hanya menjadi ucapan lisan sehari-hari, “Tabarakallah” juga banyak dijadikan caption oleh selebriti dan influencer di berbagai platform digital. Bahkan, tak sedikit kendaraan pribadi yang ditempeli stiker bertuliskan kalimat ini—menunjukkan bahwa ungkapan tersebut telah melebur ke dalam gaya hidup religius modern.

Namun, di balik popularitasnya, banyak yang masih bertanya-tanya: apa sebenarnya makna “Tabarakallah”? Kapan sebaiknya diucapkan, dan bagaimana adab dalam meresponsnya?

Makna “Tabarakallah”

Secara bahasa yang di rangkum Anugerahslot islamic, Tabarakallah (تبارك الله) berasal dari kata tabaraka yang berarti “Mahasuci” atau “Maha Berkah”. Maka, ungkapan ini berarti “Maha Berkah Allah” atau “Allah adalah sumber segala keberkahan”. Kalimat ini mencerminkan pengagungan terhadap Allah SWT dan biasanya diucapkan saat melihat sesuatu yang indah, mengagumkan, atau penuh kebaikan—dengan maksud memohon agar keberkahan Allah senantiasa menyertai.

Kapan Tabarakallah Diucapkan?

Ungkapan ini sering diucapkan ketika:

  • Mengagumi ciptaan Allah, seperti keindahan alam atau karya seni.
  • Melihat seseorang meraih nikmat atau keberhasilan, seperti bayi yang lucu, rumah baru, atau pencapaian akademis.
  • Sebagai bentuk apresiasi tanpa rasa iri, sekaligus mendoakan keberkahan bagi orang lain.

Apa Jawaban atas Ucapan Tabarakallah?

Ketika seseorang mengucapkan “Tabarakallah” kepada kita, tidak ada jawaban yang diwajibkan secara khusus, namun dianjurkan untuk menjawab dengan:

  • Jazakallahu khairan (semoga Allah membalasmu dengan kebaikan), atau
  • Wa fiika barakallah (dan semoga Allah juga memberkahimu).

Jawaban ini memperkuat makna saling mendoakan dalam Islam dan menunjukkan akhlak mulia dalam komunikasi antar sesama.

Kesimpulan:

“Tabarakallah” bukan sekadar tren religius, melainkan ungkapan sarat makna yang mencerminkan kekaguman, doa, dan rasa syukur. Penggunaannya yang kian meluas menunjukkan semangat umat Islam dalam menghadirkan nilai-nilai spiritual di tengah kehidupan modern. Dengan memahami maknanya, kita bisa menggunakannya secara tepat dan menjadikannya bagian dari budaya tutur yang penuh keberkahan.

Makna “Tabarakallah”: Ungkapan Kekaguman yang Sarat Keberkahan

Kalimat “Tabarakallah” (تبارك الله) dalam bahasa Arab secara harfiah berarti “Maha Berkah Allah” atau dapat dimaknai pula sebagai doa: “Semoga Allah memberkahimu.” Ungkapan ini berasal dari akar kata baraka (برك), yang berarti berkah atau keberkahan.

Makna dalam Tafsir Ulama

Menurut para ulama tafsir, “Tabarakallah” adalah bentuk pujian kepada Allah SWT atas keagungan dan limpahan berkah-Nya. Dalam tafsir-tafsir klasik seperti Tafsir Al-Jalalain dan Tafsir Ibn Kathir, disebutkan bahwa kata tabaraka membawa makna yang agung, melimpah, dan terus-menerus—menandakan bahwa keberkahan dari Allah bersifat kekal dan menyeluruh bagi seluruh makhluk-Nya.

Ungkapan ini tidak hanya menyoroti kebesaran Allah, tetapi juga menjadi pengakuan bahwa segala bentuk kebaikan dan keberhasilan datang dari-Nya.

Tabarakallah, Subhanallah, dan Masya Allah

Dalam percakapan sehari-hari, “Tabarakallah” sering digunakan secara bergantian dengan:

  • Subhanallah – “Maha Suci Allah”, biasanya diucapkan saat melihat sesuatu yang luar biasa atau untuk menyucikan Allah dari segala kekurangan.
  • Masya Allah – “Apa yang Allah kehendaki, itulah yang terjadi”, diucapkan sebagai bentuk takjub atau kekaguman atas sesuatu yang baik.

Meskipun mirip dalam konteks pujian dan kekaguman, “Tabarakallah” lebih menekankan pada unsur keberkahan dan doa agar sesuatu tetap dalam kebaikan dan rahmat Allah.

Penggunaan yang Dianjurkan

Kalimat ini kerap digunakan dalam berbagai situasi seperti:

  • Saat melihat sesuatu yang indah atau mengagumkan.
  • Saat mengomentari rezeki atau pencapaian orang lain.
  • Sebagai doa agar keberkahan Allah terus melimpah dalam suatu keadaan.

Kesimpulan:
“Tabarakallah” bukan sekadar ucapan kekaguman, tetapi juga doa dan pujian kepada Allah yang mencerminkan kesadaran akan sumber segala kebaikan. Dengan memahami maknanya secara mendalam, kita dapat menggunakan ungkapan ini tidak hanya sebagai ekspresi tren, tetapi sebagai bagian dari ibadah lisan yang mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Kapan Sebaiknya Mengucapkan “Tabarakallah”? Ini Penjelasan dan Dalilnya

Kalimat “Tabarakallah” adalah bentuk ucapan kebaikan yang mengandung pujian dan doa keberkahan. Ungkapan ini bisa diucapkan kapan saja, terutama dalam situasi-situasi yang melibatkan kekaguman, rasa syukur, dan penghindaran dari penyakit hati seperti iri atau dengki.

Kapan Kita Dianjurkan Mengucapkannya?

Kalimat ini sangat dianjurkan untuk diucapkan, khususnya ketika:

  • 🌿 Melihat sesuatu yang indah atau menakjubkan, baik berupa pemandangan, ciptaan Allah, atau prestasi seseorang.
  • 🌿 Mengungkapkan kekaguman tanpa memicu iri hati, menjaga hati agar tidak menimbulkan perasaan negatif terhadap nikmat yang dimiliki orang lain.
  • 🌿 Mendoakan keberkahan bagi orang lain atas nikmat yang mereka miliki, seperti rumah baru, anak, kendaraan, atau keberhasilan.
  • 🌿 Menjauhkan diri dari dengki dan penyakit ‘ain (mata jahat) yang bisa timbul karena pandangan penuh hasad.
  • 🌿 Sebagai bentuk pujian terhadap ciptaan Allah, seraya mengakui bahwa semua kebaikan berasal dari-Nya.

Dalil dari Ulama dan Hadits

Dalam kitab Zad al-Ma’ad karya Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, serta dalam penjelasan Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin ketika menafsirkan Surah Al-Kahfi, disebutkan bahwa pengucapan “Masya Allah Tabarakallah” sangat dianjurkan saat melihat sesuatu yang menakjubkan. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya ‘ain (mata jahat) dan sekaligus sebagai doa agar keberkahan Allah senantiasa menyertai.

Anjuran ini juga berdasarkan sabda Rasulullah SAW dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al-Hakim:

“Jika salah satu dari kalian melihat pada diri saudaranya sesuatu yang menakjubkan, maka doakanlah keberkahan untuknya, karena mata ‘ain itu nyata.” (HR Al-Hakim)

Hadits ini menjadi dasar penting bahwa doa keberkahan seperti “Tabarakallah” memiliki fungsi bukan hanya sebagai pujian, tapi juga perlindungan spiritual terhadap orang lain dari dampak negatif pandangan mata yang iri.

Kesimpulan:
Ucapan “Tabarakallah” tidak hanya mencerminkan kekaguman, tapi juga wujud doa, empati, dan upaya menjaga hati tetap bersih. Mengucapkannya di saat yang tepat adalah bagian dari adab Islami yang patut dibiasakan, agar kebaikan tersebar dan penyakit hati terjauhkan dari diri dan orang sekitar.

Lafal “Tabarakallah” dalam Al-Qur’an: Bentuk Pujian dan Pengagungan kepada Allah SWT

Kalimat “Tabarakallah” dan bentuk turunannya banyak disebut dalam Al-Qur’an sebagai bentuk pujian, pengagungan, dan pengakuan akan kebesaran serta keberkahan Allah SWT. Kata tabaraka menunjukkan bahwa Allah adalah sumber segala kebaikan, kemuliaan, dan keberkahan yang terus-menerus.

Berikut ini beberapa contoh ayat dalam Al-Qur’an yang mengandung kalimat tabarak sebagai bentuk sanjungan terhadap keagungan-Nya:

1. Surah Al-A’raf Ayat 54

تَبَارَكَ اللّٰهُ رَبُّ الْعٰلَمِيْنَ
Tabārakallāhu rabbul-‘ālamīn

“Mahasuci Allah, Tuhan seluruh alam.”

Ayat ini menegaskan bahwa Allah adalah pemilik dan pengatur seluruh alam semesta yang penuh keberkahan.

2. Surah Al-Furqan Ayat 1

تَبَارَكَ ٱلَّذِى نَزَّلَ ٱلْفُرْقَانَ عَلَىٰ عَبْدِهِۦ
Tabārakallażī nazzalal-furqāna ‘alā ‘abdihī

“Maha Berkah (Allah) yang telah menurunkan Al-Furqan kepada hamba-Nya.”

Ayat ini memuji Allah sebagai Zat yang menurunkan petunjuk kepada umat manusia melalui Al-Qur’an.

3. Surah Ar-Rahman Ayat 78

تَبَارَكَ اسْمُ رَبِّكَ ذِى الْجَلٰلِ وَالْاِكْرَامِ
Tabāraka asmu rabbika ẓil-jalāli wal-ikrām

“Maha Berkah nama Tuhanmu yang memiliki keagungan dan kemuliaan.”

Ungkapan ini mengagungkan nama Allah, menunjukkan bahwa bahkan nama-Nya pun penuh keberkahan.

4. Surah Al-Mu’minun Ayat 14

فَتَبَارَكَ اللّٰهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِيْنَ
Fa tabārakallāhu aḥsanul-khāliqīn

“Maha Berkah Allah, sebaik-baik pencipta.”

Ayat ini diucapkan setelah menjelaskan proses penciptaan manusia, sebagai pengakuan atas kesempurnaan ciptaan Allah.

5. Surah Al-Mulk Ayat 1

تَبَارَكَ ٱلَّذِى بِيَدِهِ ٱلْمُلْكُ
Tabārakallażī biyadihil-mulku

“Maha Berkah Allah, yang di tangan-Nya segala kerajaan.”

Ayat pembuka Surah Al-Mulk ini menekankan bahwa seluruh kekuasaan dan pemerintahan berada dalam genggaman Allah SWT.

Kesimpulan:
Penggunaan kata tabarak dalam Al-Qur’an menunjukkan bagaimana Allah SWT dipuji atas keberkahan-Nya yang luas, kekuasaan-Nya yang tak terbatas, dan kemuliaan-Nya yang agung. Kalimat “Tabarakallah” yang kita ucapkan dalam kehidupan sehari-hari adalah refleksi dari ayat-ayat tersebut, sekaligus bentuk zikir dan pengakuan bahwa segala sesuatu yang indah, baik, dan mulia bersumber dari-Nya.

Adab Menjawab Ucapan “Tabarakallah”: Doa Balasan yang Dianjurkan dalam Islam

Ketika seseorang mengucapkan “Tabarakallah” kepada kita sebagai bentuk doa dan pujian, sangat dianjurkan untuk membalasnya dengan ucapan baik sebagai bentuk penghargaan dan doa balik. Dalam ajaran Islam, membalas kebaikan dengan kebaikan adalah bagian dari akhlak mulia.

Berikut beberapa ucapan balasan yang bisa digunakan sesuai konteks:

1. Jazakallah Khairan (جزاك الله خيرا)

Artinya: Semoga Allah membalasmu dengan kebaikan.
Ucapan ini bisa digunakan secara umum kepada siapa saja sebagai balasan atas doa atau kebaikan.

2. Barakallahu Fiik (بارك الله فيك)

Artinya: Semoga Allah memberkahimu.
Digunakan khusus untuk laki-laki.

3. Wafiiki Barakallah (وفيك بارك الله)

Artinya: Semoga Allah memberkahimu juga.
Ucapan ini ditujukan kepada perempuan.

4. Wafiikum Barakallah (وفيكم بارك الله)

Artinya: Semoga Allah memberkahi kalian juga.
Digunakan saat membalas ucapan dari lebih dari satu orang atau dalam konteks umum.

Dasar Hadis Tentang Membalas Kebaikan

Anjuran membalas ucapan atau perbuatan baik ini sejalan dengan sabda Rasulullah ﷺ:

“Barang siapa yang berbuat kebaikan kepada kalian, maka balaslah dia. Jika kalian tidak menemukan sesuatu untuk membalasnya, maka doakanlah dia.”
(HR. Abu Dawud)

Kesimpulan:
Menjawab “Tabarakallah” dengan ucapan doa yang baik adalah bentuk adab Islami dan penghargaan terhadap sesama. Selain memperkuat silaturahmi, balasan tersebut juga menjadi bentuk amal dan zikir yang membawa keberkahan dalam interaksi sehari-hari.