Stylesphere – Puasa Ayyamul Bidh adalah puasa sunnah yang dilakukan pada tiga hari pertengahan bulan Hijriah, yakni tanggal 13, 14, dan 15. Karena 13 Dzulhijjah adalah hari tasyrik, maka untuk bulan ini, puasa Ayyamul Bidh dimulai tanggal:
16 Dzulhijjah 1446 H โ Kamis, 12 Juni 2025
14 Dzulhijjah 1446 H โ Selasa, 10 Juni 2025
15 Dzulhijjah 1446 H โ Rabu, 11 Juni 2025
โจ Keutamaan Puasa Ayyamul Bidh
Rasulullah ๏ทบ bersabda:
โBerpuasa tiga hari setiap bulan seperti puasa sepanjang tahun.โ (HR. Bukhari dan Muslim)
Puasa ini dianjurkan karena:
Mendapat pahala seperti berpuasa sepanjang tahun
Menambah amalan sunnah pasca Iduladha
Menjadi sarana penghapus dosa
๐ Niat Puasa Ayyamul Bidh
Waktu niat: sebelum fajar (waktu Subuh). Namun, jika belum makan dan minum sejak subuh, boleh berniat di siang hari untuk puasa sunnah.
Waktu sahur: Dianjurkan di akhir malam, menjelang Subuh.
Keutamaannya: Mengandung keberkahan dan membedakan puasa umat Islam dari puasa umat lain.
Rasulullah ๏ทบ bersabda: โBersahurlah kalian, karena dalam sahur itu terdapat keberkahan.โ (HR. Bukhari dan Muslim)
3. Menjalankan Puasa
Waktu puasa: Dari terbit fajar (Subuh) hingga terbenam matahari (Maghrib).
Menahan diri dari:
Makan dan minum
Hubungan suami istri
Perbuatan yang membatalkan puasa
Menjaga pahala puasa dengan menghindari:
Perkataan kotor
Ghibah (menggunjing)
Dosa dan maksiat
4. Berbuka Puasa
Disunnahkan berbuka tepat waktu saat adzan Maghrib berkumandang.
Dianjurkan berbuka dengan kurma, jika tidak ada maka cukup dengan air.
Nabi ๏ทบ bersabda: โManusia akan senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka.โ (HR. Bukhari dan Muslim)
Benar, puasa Ayyamul Bidh memiliki keutamaan yang sangat besar di sisi Allah ๏ทป. Salah satu keutamaannya adalah mendapatkan pahala seperti berpuasa sepanjang tahun, sebagaimana disebutkan dalam hadis shahih berikut:
โจ Keutamaan Puasa Ayyamul Bidh
“Puasa pada tiga hari setiap bulannya adalah seperti puasa sepanjang tahun.” (HR. Bukhari, no. 1979)
Hadis ini diriwayatkan dari โAbdullah bin โAmr bin Al-โAsh, dan menunjukkan bahwa siapa saja yang rutin melaksanakan puasa tiga hari dalam sebulan โ termasuk Ayyamul Bidh โ akan mendapatkan pahala seolah-olah berpuasa sepanjang tahun.
๐ Kenapa pahalanya seperti puasa setahun?
Karena dalam Islam, setiap amal kebaikan dibalas sepuluh kali lipat. Maka:
3 hari x 10 = 30 hari โ Seperti berpuasa 30 hari, atau satu bulan penuh.
Jika dilakukan setiap bulan, maka:
12 bulan x 1 bulan = 12 bulan โ Seperti berpuasa setahun penuh.
๐ Rutinitas Sunnah yang Ringan
Puasa Ayyamul Bidh adalah amalan ringan yang bisa dilakukan siapa saja, namun pahalanya sangat besar. Ini adalah salah satu bentuk amal yang Rasulullah ๏ทบ rutin lakukan, dan beliau tidak pernah meninggalkannya, bahkan saat safar jika memungkinkan.
Stylesphere – Menjelang Hari Raya Idul Adha, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak amalan ibadah. Salah satu bentuk ibadah yang sangat dianjurkan adalah puasa sunnah. Setidaknya, ada tiga jenis puasa sunnah yang biasa dilakukan pada hari-hari sebelum Idul Adha, yaitu puasa Dzulhijjah, puasa Tarwiyah, dan puasa Arafah. Masing-masing memiliki keutamaan yang luar biasa sebagaimana dijelaskan dalam berbagai hadits.
1. Puasa Dzulhijjah (1โ7 Dzulhijjah)
Puasa ini dilaksanakan pada tujuh hari pertama di bulan Dzulhijjah, dari tanggal 1 hingga 7 Dzulhijjah. Keutamaannya dijelaskan dalam hadits dari Ibnu Umar radhiyallahu โanhuma, bahwa Rasulullah ๏ทบ bersabda:
โTidak ada hari-hari yang lebih agung di sisi Allah dan amal saleh di dalamnya lebih dicintai oleh-Nya daripada hari-hari sepuluh (sepuluh hari pertama Dzulhijjah).โ (HR. Ahmad โ dishahihkan oleh Syaikh Ahmad Syakir)
Puasa pada hari-hari ini menjadi salah satu bentuk amalan yang sangat dianjurkan untuk mendekatkan diri kepada Allah.
2. Puasa Tarwiyah (8 Dzulhijjah)
Puasa ini dikerjakan pada hari ke-8 Dzulhijjah, sehari sebelum hari Arafah. Keutamaannya disebutkan dalam hadits sebagai berikut:
โBarang siapa berpuasa sepuluh hari (pertama Dzulhijjah), maka setiap harinya seperti puasa sebulan. Puasa pada hari Tarwiyah seperti puasa setahun, dan puasa Arafah seperti puasa dua tahun.โ (HR. Ali Al-Muairi, At-Thibbi, Abu Sholeh, dan Ibnu Abbas)
3. Puasa Arafah (9 Dzulhijjah)
Puasa Arafah dikerjakan pada tanggal 9 Dzulhijjah, yaitu sehari sebelum Idul Adha. Ini adalah puasa sunnah paling utama di antara tiga jenis puasa tersebut, terutama bagi yang tidak sedang menunaikan ibadah haji. Rasulullah ๏ทบ bersabda:
โPuasa Arafah dapat menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang. Puasa Asyura (10 Muharram) menghapus dosa setahun yang lalu.โ (HR. Muslim)
๐ Niat Puasa Sunnah Jelang Idul Adha
Sebagaimana puasa sunnah lainnya, niat dilakukan sejak malam hari hingga sebelum terbit fajar. Berikut adalah lafal niat puasa Tarwiyah dan Arafah:
Nawaitu shauma sฤbiโi dzil-แธฅijjati sunnatan lillฤhi taโฤlฤ. Artinya: “Saya niat puasa hari ketujuh bulan Dzulhijjah, sunnah karena Allah Ta’ala.”
Nawaitu shauma yaumi at-tarwiyati sunnatan lillฤhi taโฤlฤ. Artinya: “Saya niat puasa sunnah Tarwiyah karena Allah Ta’ala.”
โจ Keutamaan Puasa 2 Hari Sebelum Idul Adha
Hari-hari ini termasuk dalam 10 hari pertama bulan Dzulhijjah, yang disebut-sebut oleh Nabi Muhammad SAW sebagai hari-hari terbaik untuk beramal saleh.
Puasa di tanggal 8 Dzulhijjah (Tarwiyah) dan 9 Dzulhijjah (Arafah) sangat dianjurkan bagi umat Islam yang tidak sedang berhaji, dengan pahala besar yang disebutkan dalam hadits-hadits shahih.
Melakukan puasa sunnah ini tidak hanya membawa pahala, tetapi juga menjadi wujud kesiapan ruhani menyambut hari raya kurban. Jika kamu ingin, saya juga bisa bantu rangkum infografis niat puasa dan waktunya agar lebih mudah diingat. Mau saya bantu buatkan?
Keutamaan Puasa Tarwiyah dan Arafah
Puasa sunnah pada hari Tarwiyah (8 Dzulhijjah) dan Arafah (9 Dzulhijjah) memiliki nilai yang sangat tinggi dalam Islam. Di antara berbagai amalan yang dianjurkan di bulan Dzulhijjah, dua puasa ini menempati posisi istimewa. Keutamaan yang terkandung di dalamnya telah diriwayatkan dalam banyak hadits, mencakup pengampunan dosa, terkabulnya doa, hingga peluang terbebas dari siksa neraka.
1. Menghapus Dosa Selama Dua Tahun
Salah satu keutamaan terbesar dari puasa Arafah adalah janji Allah SWT untuk menghapus dosa-dosa hamba-Nya yang berpuasa pada hari tersebut. Dalam sebuah hadits dari Abu Qatadah radhiyallahu โanhu, Rasulullah ๏ทบ bersabda:
โPuasa hari Arafah, aku berharap kepada Allah agar dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.โ (HR. Tirmidzi)
Riwayat ini dikuatkan pula dalam hadits shahih lainnya yang diriwayatkan oleh Muslim:
โAku berharap kepada Allah supaya puasa di hari Arafah menghapuskan dosa setahun sebelumnya dan setahun sesudahnya.โ (HR. Muslim)
2. Momen Mustajab untuk Berdoa
Puasa Arafah bertepatan dengan ibadah wukuf di Padang Arafah yang dilakukan oleh jamaah haji. Pada hari yang sangat mulia ini, umat Islam yang tidak menunaikan haji dianjurkan untuk memperbanyak doa karena diyakini sebagai waktu mustajab.
Rasulullah ๏ทบ bersabda:
โDoa terbaik adalah doa pada hari Arafah. Dan ucapan terbaik yang aku dan para nabi sebelumku ucapkan adalah: โLaa ilaaha illallah wahdahu laa syariikalah, lahul mulku walahul hamdu wa huwa โala kulli syaiโin qadiirโ. (Tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya segala kerajaan dan segala pujian, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu).โ (HR. Tirmidzi)
3. Kesempatan Bebas dari Api Neraka
Keutamaan lainnya dari puasa Arafah adalah janji Allah untuk membebaskan banyak hamba-Nya dari siksa api neraka. Ini menunjukkan betapa besar rahmat dan ampunan Allah SWT pada hari tersebut.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah ๏ทบ bersabda:
โTidak ada hari di mana Allah lebih banyak membebaskan hamba dari api neraka selain hari Arafah.โ (HR. Muslim)
Kesimpulan
Puasa Tarwiyah dan Arafah bukan sekadar ibadah sunnah biasa. Ia menyimpan segudang keutamaan yang sangat sayang untuk dilewatkan, mulai dari penghapusan dosa, kesempatan terkabulnya doa, hingga harapan terbebas dari siksa neraka. Maka dari itu, menjelang Idul Adha, mari manfaatkan momen istimewa ini untuk memperbanyak ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Tata Cara Menjalankan Puasa Tarwiyah dan Arafah Menjelang Idul Adha
Menjelang Hari Raya Idul Adha, umat Islam sangat dianjurkan untuk melaksanakan dua puasa sunnah yang penuh keutamaan, yaitu puasa Tarwiyah (8 Dzulhijjah) dan puasa Arafah (9 Dzulhijjah). Kedua puasa ini tidak hanya menjanjikan pahala besar, tetapi juga menjadi momen penting untuk memperkuat iman dan meningkatkan ketakwaan. Agar ibadah ini terlaksana secara benar dan sesuai syariat, berikut panduan lengkapnya:
1. Niat Puasa: Awali dengan Kesadaran dan Keikhlasan
Setiap ibadah dimulai dengan niat, termasuk puasa Tarwiyah dan Arafah. Niat ini cukup dihadirkan di dalam hatiโtidak wajib dilafalkan, namun boleh jika diucapkan sebagai bentuk keyakinan.
Untuk puasa sunnah, niat tidak harus dilakukan pada malam hari seperti puasa wajib. Seseorang boleh berniat di pagi atau siang hari, selama belum makan, minum, atau melakukan hal yang membatalkan puasa sejak fajar. Kemudahan ini memberikan ruang bagi siapa saja yang ingin ikut berpuasa meski baru memutuskan di tengah hari.
2. Menghidupkan Sunnah Sahur
Meski bukan syarat sah puasa, sahur sangat dianjurkan dan menjadi bagian dari sunnah Rasulullah ๏ทบ. Sahur memberikan kekuatan fisik selama berpuasa dan juga membawa keberkahan.
Tak perlu makanan berat, bahkan hanya dengan segelas air putih atau sebutir kurma sudah cukup untuk mendapatkan pahala sahur. Yang penting adalah niat dan pelaksanaannya dilakukan sebelum terbit fajar.
3. Menjaga Puasa dari Hal yang Membatalkan dan Merusak Pahala
Selama menjalankan puasa, umat Islam wajib menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa seperti makan, minum, dan hubungan suami istri dari terbit fajar hingga matahari terbenam.
Lebih dari itu, menjaga kualitas puasa juga pentingโmenahan lisan dari berkata kasar, menahan amarah, menghindari ghibah, dan menjauhi perilaku buruk lain yang bisa mengurangi nilai pahala. Puasa sejati bukan hanya menahan lapar dan dahaga, tapi juga menyucikan jiwa dan memperbaiki akhlak.
4. Perbanyak Amal dan Doa
Waktu berpuasa adalah kesempatan emas untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Gunakan waktu siang hari dengan memperbanyak tilawah Al-Qurโan, dzikir, sedekah, dan tentunya doa.
Khusus pada hari Arafah, disunnahkan untuk memperbanyak doa karena termasuk waktu yang sangat mustajab. Ini adalah momen di mana doa-doa banyak diangkat dan dikabulkan oleh Allah SWT.
5. Menyegerakan Berbuka dengan Doa
Saat waktu Maghrib tiba, disunnahkan untuk segera berbuka puasa. Rasulullah ๏ทบ menyukai umatnya yang tidak menunda berbuka karena di dalamnya terdapat keberkahan. Mulailah berbuka dengan kurma atau air putih, lalu lanjutkan dengan makanan utama.
Jangan lupa membaca doa berbuka puasa untuk menyempurnakan ibadah:
ุงููููููู ูู ูููู ุตูู ูุชู ููุจููู ุขู ูููุชูุ ููุนููููููู ุชููููููููุชูุ ููุนูููู ุฑูุฒููููู ุฃูููุทูุฑูุชู โYa Allah, kepada-Mu aku berpuasa, dengan-Mu aku beriman, kepada-Mu aku berserah diri, dan dengan rezeki-Mu aku berbuka.โ
Penutup
Melaksanakan puasa Tarwiyah dan Arafah adalah bentuk kesungguhan dalam menyambut kemuliaan Idul Adha. Dengan memahami tata cara pelaksanaannya dan mengamalkannya dengan penuh keikhlasan, semoga setiap ibadah kita menjadi jalan menuju ampunan, keberkahan, dan ridha Allah SWT.